KH. Salahuddin Wahid (Foto: Akun facebook Ipang Wahid)

Tebuireng.online- Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang KH. Salahudin Wahid (Gus Sholah), genap berusia 75 tahun pada Senin (11/9/2017) ini. Adik kandung Presiden Keempat RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini terlahir di Jombang pada 11 September 1942.

Di ulang tahunnya kali ini, Gus Sholah mendapatkan kado istimewa dari putra sulungnya Ipang Wahid dan Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang Abdul Haris Al-Muhasiby. Sebagaimana dimuat Tebuireng Online, keduanya menghadiahkan puisi khusus untuk merayakan ulang tahun mantan wakil ketua Komnas HAM itu.

Pria bernama asli Irfan Asy’ari Sudirman itu mengunggah puisi kado ulang tahun untuk sang ayah melalui akun Facebooknya, Senin (11/9/2017) pagi. Melalui akun media sosial itu, dia mengungkapkan rasa irinya kepada sang ayah karena telah mendapatkan anugerah usia hingga 75 tahun dan berbuat banyak hal dalam hidupnya.

“Aku iri padamu, Pak Kyai. Iri pada kemampuanmu yang tetap selalu peduli pada begitu banyak masalah kemanusiaan, keagamaan dan kebangsaan. Tanpa kenal lelah, tanpa pamrih dan tanpa membedakan latar belakang mereka,” ungkap Ipang dalam salah satu bait puisinya.

Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) ini juga memuji keikhlasan ayahnya dalam memberi perhatian kepada sesama. “Tak peduli apapun status sosialnya, tingkat ekonominya, rasnya, agamanya, semuanya disambangi di tempat mereka dan diterimanya dengan ikhlas. Ya, ikhlas. Sesuatu yang begitu sulit didapat di zaman sekarang,” imbuhnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pria yang menyebut dirinya sebagai Creativepreneur itu juga kagum terhadap kebiasaan membaca sang ayah. Ketelatenan ayahnya dalam mendengarkan keluh kesah masyarakat, kejujuran, kesederhanaan serta kedisiplinan dan integritas Gus Sholah juga tak luput dari perhatian Ipang.

Kepedulian Gus Sholah terhadap sesama, juga menjadi perhatian Abdul Haris Al-Muhasiby. Rektor UIN Maliki yang hobi menulis puisi ini juga memberikan kesaksian terhadap karakter adik kandung Gus Dur tersebut.

Dalam salah satu bait puisinya, pria kelahiran Lamongan ini menuturkan sosok Gus Sholah dalam pandangannya:

Gaya bicara

Tanpa canda dan ketawa

Responsif dengan segala tema

Mulai politik, budaya, sejarah, dan agama

Gus Sholah beri uraian dan analisis sebagai pencerah

Populis dan justru sering menyapa siapa saja

Tidak peduli orang punya tahta atau rakyat jelata

Semua dianggap orang penting dan sebagai saudara

Pria yang baru saja dilantik menjadi Rektor UIN Maliki itu mengaku hanya tiga tahun mondok di Tebuireng, saat menempuh jenjang SMA. Tapi pengalaman itu memberikan kesan mendalam dalam hidupnya. Karena itu, Ia berharap Gus Sholah tetap berkenan untuk tinggal dan membimbing santri Tebuireng hingga akhir hayatnya.


Pewarta: Nur Hidayat

Editor/Publisher: Rara Zarary