Sumber gambar: https://www.infoyunik.com

Oleh: Silmi Adawiya*

Al Quran adalah referensi terhebat dalam kehidupan manusia. Al Quran yang sengaja diturunkan untuk menjawab setiap persoalan hidup manusia di dunia dan akhirat. Al Quran menyingkap banyak rahasia, manfaat, dan tujuan dari setiap ajaran dalam Islam. Ibnu Katsir mengungkapkan bahwa Al Quran itu penyembuh dan rahmat yang dengannya membuahkan keimanan, hikmah, mencarai kebaikan, dan mendorong untuk melakukannya. QS Al-Isra ayat 82 menyebutkan:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلاَ يَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ إِلاَّ خَسَارًا

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.”

Begitu pula dengan perihal pernikahan, Al Quran memaparkan tujuan pernikahan yang bernilai kebaikan dalam kehidupan nyata di dunia. Tujuan dalam pernikahan merupakan hal yang sangat penting, diperlukan visi dan misi yang jelas. Dimana pasangan suami istri harus saling merangkul dan bahu membahu dalam melewati gelombang ombak dan badai kehidupan. Al Quran menjelaskan tiga tujuan dalam pernikahan adalah sebagai berikut:

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pertama, mejadi pasangan dan imam bagi orang-orag yang bertakwa. Pernikahan berpotensi sekali dalam menciptakan insan takwa yang bernaung atas limpahan rahmatNya. Betapa indahnhya keluarga yang selalu memperjuangkan nilai-nilai kebaikan bersama, dan mencetak generasi keturunan yang menenangkan hati. Untaian doa dalam Al Quran ini sangat mencerminkan keluarga yang diimpikan sejuta umat. Termaktub dalam QS Al-Furqan ayat 74:

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Kedua, menjaga keluarga dari dahsyatnya api neraka. Dengan bermodalkan takwa yang dirajut bersama, keluarga bisa bersatu dan bekerjas sama dalam setiap kebaikan. Berbeda dengan keluarga yang tidak memiliki kekompakan dalam perihal ketakwaan, sebagian dari mereka bisa saja tergelincir dalam panasnya api neraka. Allah mengingatkan dengan ayat di bawah ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Ketiga, membangun generasi beriman. Harapan indah ini sangat diprioritaskan dalam kehidupan rumah tangga. Karena dengan berhasilnya kita mencetak generasi yang beriman, maka peradaban Islam di dunia ini tak akan punah. Keluarga yang semacam ini sungguh luar biasa, mereka tidak mendesain keluarga yang bertujuan dunia saja, melainkan juga untuk akhirat. Dalam QS At-Thur ayat 21 disebutkan:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

“Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”


*Penulis adalah alumnus Unhasy dan Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang.