sumber foto: wajibaca.com

Oleh: Ustadz Muhammad Idris*

Assalamu’alaikum Wr Wb.

Pada saat kita menjadi makmum, kita belum selesai membaca surah Al Quran, namun imam sudah melakukan rukuk atau sujud. Sebaiknya, apakah kita memutus membaca surat tersebut atau tetap melanjutkan baca surat dengan resiko ketinggalan dari imam. Mohon penjelasannya! Terima kasih!

Syarief  Rinaldi, Sleman Yogyakarta

Wa’alaikumsalam Wr. Wb.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Terima kasih kepada penanya, saudara Syarief  Rinaldi di Sleman Yogyakarta. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat dan ampunan-Nya kepada kita semua. Amiin yaa rabbal ‘alamiin. Adapun ulasan jawaban kami sebagai berikut:

Dalam pandangan ulama Madzhab Syafi’i membaca al Fatihah merupakan salah satu rukun salat yang harus dibaca oleh setiap orang yang menjalankan salat pada tiap rakaatnya.  Kecuali bagi makmum masbuq (makmum yang tertinggal rakaat pertama dari imam), maka ia hanya membaca al Fatihah semampu mungkin (tidak harus utuh al Fatihah sampai selesai).

Adapun dalil kewajiban membaca al Fatihah  dari hadis yang driwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim sebagai berikut:

أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب

“Sesungguhnya Nabi SAW bersabda: tidak sempurna shalatnya orang yang tidak membaca al Fatihah.”

Dengan demikian bagi makmum tetap harus membaca surat al Fatihah dalam tiap rakaat. Sementara mengenai membaca ayat-ayat Al-Quran setelah al-Fatihah hukumnya sunnah sebagaimana dianjurkan dalam kitab-kitab fikih.

وقد ذكرنا أن الهيئات هي: سنن الصلاة التي إن تركها المصلي لم يسنّ جبرها بسجود السهو، بخلاف الأبعاض. والهيئات تتلخص فيما يلي: …… إلى ان قال…. قراءة شئ من القرآن بعد الفاتحة. وتتحقق السنة بقراءة سورة من القرآن مهما قصرت، أو بقراءة ثلاثة آيات متواليات. ومكان استحبابها الركعتان الأوليتان فقط من كل صلاة، بالنسبة للإمام، والمنفرد مطلقا. وبالنسبة للمقتدي أيضا في الصلاة السرّية، أو حيث يكون بعيدا لا يسمع قراءة الأمام

Ulama menuturkan, sesungguhnya sunah haiat merupakan sunah salat yang apabila seorang meninggalkan sunnah tersebut, maka tidak disunahkan untuk menambalnya dengan sujud sahwi,berbeda dengan sunah ab’ad. Salah satu sunah haiat adalah membaca surat-surat Al Quran setelah al Fatihah. Dan memang benar sunah dengan membaca surat dari Al Quran ketika diringkas atau membaca tiga ayat yang terus menerus. Tempat disunahkan membaca surat Al Quran itu pada dua rakaat yang awal dari tiap shalat baik bagi imam dan shalat sendirian secara mutlak (baik shalat yang jahriyyah atau sirriyah), dan orang yang bermakmum pada shalat sirriyah atau makmum yang jauh dari imam dengan sekira tidak mendengarkan bacaan (suara) imam. (al Fikih al Manhaji fi Madzhabi al Imam as Syafi’i juz 1 halaman 147)

Lalu, bagaimana ketika imam sudah rukuk atau sujud, namun kita belum selasai membaca surat Al Quran. Apa sebaiknya kita memutus surat tersebut terus mengikuti imam atau meneruskan bacaan dengan resiko ketinggalan imam?

Menurut keterangan di atas, sebaiknya bagi kita mengikuti imam. Dalam artian tidak menyempurnakan surat Al-Quran (membaca sedapatnya saja).  Apabila kita tertinggal dari imam karena menyempurnakan surat tersebut, sehingga imam bangun dari rukuk (i’tidal), maka rakaat tersebut sudah hilang, kemudian kita mengikuti imam dan setelah imam salam kita menambahi satu rakaat. Bahkan, bagi orang yang belum sempurna membaca al Fatihah harus mengikuti imam (membaca sedapatnya saja). Dan inilah yang dimaksudkan dengan ungkapan “fatihah ditanggung imam”.

Sebagaimana keterangan dalam kitab Nihayatul Muhtaj ila syarhi al minhaj juz 2 halaman 227 sebagai berikut:

قوله: وإلّا فمسبوق) أي فيركع معه وتحسب له الرّكعة، ومن ذلك ما يقع لكثير من الأئمّة أنّهم يسرعون القراءة فلا يمكن المأموم بعد قيامه من السّجود قراءة الفاتحة بتمامها قبل ركوع الإمام فيركع معه وتحسب له الرّكعة ولو وقع له ذلك في جميع الرّكعات، فلو تخلّف لإتمام الفاتحة حتّى رفع الإمام رأسه من الرّكوع أو ركع معه ولم يطمئنّ قبل ارتفاعه عن أقلّ الرّكوع فاتته الرّكعة فيتبع الإمام فيما هو فيه ويأتي بركعة بعد سلام الإمام.

“Banyak terjadi pada imam-imam, bahwasanya mereka mempercepat bacaanya maka tidak mungkin bagi makmum membaca al Fatihah dengan sempurna setelah bangun dari sujud sebelum imam melakukan rukuk, maka bagi makmum itu rukuk (rukuk mengikuti imam), sebab rukuknya imam dan itu dihitung rakaat dan meskipun itu terjadi dalam semua rakaat. Maka apabila seseorang itu tertinggal dari imam karena menyempurnakan al Fatihah sehingga imam dalam keadaan bangun dari ruku’ atau seseorang itu ruku’ sebab rukuknya  (bersama) imam, akan tetapi tidak melakukan tuma’ninah, maka rakaat tersebut hilang. Kemudian makmum mengikuti imam setelah menyempurnakan al Fatihah dan makmum menambahi satu raka’at setelah imam salam.” Wallahu ‘alam bis showab.

sekian jawaban singkat dari kami. Semoga penjelasan ini menjadi wasilah kita untuk semakin rajin dan menjadi lebih baik dalam menjalankan ibadah shalat. Amiin Amiin.


*Mahasantri semester dua Mahad Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng dan anggota tim Tanya Jawab Tebuireng Online