Puisi : Ana Afif Aqil
Terima kasih Untukmu, De
Mencuri raga puisi adalah setiap nada cinta yang kau beri
Aku benar-benar menjadi lelaki binal
Oleh duri-duri pada bunga matahari
Yang mencipta tubuhnya mengembang untuk kududuki
Lalu tumpahlah kata
Aku menghamba dalam segenap rindu
Pemenggalan tiba selepas aorta leher dan dikau tahu
Di sana ada namamu De
Ramadan 1438 H
Subuh yang Luka
-dari telepon yang menunggu 2x
Subuh yang sejuk berubah
menuju parade orang-orang mengamuk
dengan kapaknya masing-masing
singgah pada hati dan kapak-kapaknya
menyentuh dinding-dinding menuju luka
Subuh yang tenang mengutukku
adam telah pecundangi dengan kalimat cinta
yang Ia ajarkan pertama kali
Ramadan 1438 H
Kantor Daerah O
Rindu pada Kelopak Matamu, Fi
Pada kelopak matamu
Ada damai pada tenang rumah
Yang dibacakan Quran dan Zikir yang tidak ada hentinya
Pada kelopak matamu
Aku tertidur dan keresahan aku buang jauh-jauh
Sekiranya Tuhan pun tak tahu
Sebab doaku hanya memandang rindu kelopak matamu
Ramadan 1438 H
Malapetaka Cinta
Pada rimbunan rawa-rawa kau jatuh
sebagai malapetaka yang indah
maka senyum ini adalah nada sumbing sebuah tangis
Sosok rembulan itu telah mengepakkan sayap jibril
yang sebenarnya menyimak kerikil
Kau datang serupa petaka yang kuharap
Maka senyum saja aku
Walau seribu tangis bayi ada pada ruang hati membana
Mengalun serupa tangis rindu pada sebuah keabadian yang tak nyata
Sidogiri, 2017
Penulis adalah Santri Sidogiri asal Madura