Oleh: Rara Zarary*
Di rumah tua, aku tanam bunga-bunga yang lahir dari keindahan kata
seperti matahari, setiap pagi kuberi ia nyawa berupa puisi
tumbuh subur, mengakar kuat ke dalam dada yang bercahaya
aku pandangi setiap gugurnya
langkah-langkah tetap menyala seperti api oleh kayu kepada yang butuh hangatnya
layaknya pula laut, luas dengan tabahnya
musim-musim berganti, kisah dari satu ke lainnya mengalami ubah yang indah
kini puisi tak hanya tumbuh di halaman rumah
menyemai perjalanan panjang musafir bernama perantau
namun tentu,
ia tak akan pernah lupa pulang
sebab rumah, baginya adalah tempat paling tabah menerima
lalu hari ke hari
yang gugur dan patah mulai berganti
aku yang kehilangan sudah mulai menemukan
begitu indah hidup, sama seperti puisi-puisi yang pernah kau ajari
ia subur dalam pernafasan
membangunkan mimpiku, mematikan segala redup yang hidup
terima kasih, telah membuka mata dunia
memandu langkah dan sanggup mengajari
bagaimana mencintai yang tak pernah ada dalam hati
Tebuireng, 2019