Tebuireng.online— Mendapatkan SMS atau telepon yang mengabarkan Anda mendapatkan hadiah, juara, menang undian, atau hal-hal menghijaukan lainnya, tentu membuat Anda hilang kendali. Seketika Anda akan tersugesti untuk mengikuti alur persyaratan yang dia sampaikan. Begitu bukan? Namun, apakah sempat terlintas bahwa di dunia ini ada orang memberi dengan cuma-cuma, tetiba, dan tidak dinyana-nyana? Harusnya kita tahu, bahwa bisa jadi itu adalah penipuan.
Baru-baru ini dan terjadi berulang-ulang, lingkungan Pesantren Tebuireng dihebohkan dengan SMS dan telpon secara random kepada beberapa mahasiswa Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy). Mereka mendapatkan SMS dan telepon terkait kegiatan Gebyar Mahasiswa yang diadakan oleh Kemenristek Dikti. Penipu mengaku sebagai Wakil Rektor III, Dr. Mif Rohim yang memilih mereka mendampingi Rektor, KH. Salahuddin Wahid datang dalam acara itu.
SMS tersebut berbunyi, “Assalamualaikum, Saya Bapak Dr. Mif Rohim, MA. (Warek III Unhasy). Diberitahukan kepada saudari (nama korban). Diharap segera menghubungi Rektor, Bpk Dr. Salahuddin Wahid (0816263393). Sehubungan Anda kami tunjuk mengikuti sekaligus mendampingi Rektor di acara Gebyar Mahasiswa Pengambangan Riset dan Inovasi Digital Mahasiswa Menristek Dikti tgl 28-29 November di Hotel Borobudur Jakarta. Wassslamualaikum.”
Dari isi pesan tersebut ada beberapa kejanggalan. Nomor yang dipakai pelaku bukan nomor Dr. Mif Rohim. Begitu juga nomor Rektor Unhasy juga bukan yang dimaksud di dalam pesan itu. Yang cukup janggal dari isi pesan itu adalah acara tersebut diadakan oleh Kemenristek Dikti dalam periode kedua Presiden Jokowi dihapus dari kabinet. Sementara fungsinya diambil alih oleh Kemendikbud. Tentu penipu ini tidak update. Tapi kenapa masih saja ada yang percaya? Tentu faktor psikologis korban yang jadi titik poin pelaku.
Tebuireng Online (TO) menelusuri informasi terkait hal ini kepada pihak rektorat, dosen, dan mahasiswa yang menajadi korban. Tim juga menghubungi Dr. Mif yang namanya tercatut. Ia mengaku tak pernah mengeluarkan perintah seperti itu.
“Bukan dari saya. Mustahil. Saya gak kenal Finda (nama salah satu korban). Tapi saya sedang investigasi ada motif apa?,” jawabnya ketika dikonfirmasi oleh TO melalui pesan WhatsApp pada Ahad pagi (24/11/2019).
Begitu juga dengan beberapa dosen juga mengaku tidak tahu menahu, bahkan menganggap itu jelas-jelas adalah penipuan. Kapala Prodi Manajemen Informatika, Hamdan Masyhuri menjelaskan bahwa Unhasy tidak ada kegiatan atau sedang mengikuti kegiatan tersebut.
“Selama ini tidak ada kegiatan itu mas, yang terbaru saat ini Unhasy lolos KBMI dan lagi EXpo di BATAM, buat meme aja mas memberikan info tindak peniuan itu bukan dari kampus dan dimohon berhati-hati,” ungkapnya.
Begitu juga Kaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Rusli juga mengatakan hal yang sama. Ia menyebut bahwa beberapa waktu yang lalu, ada juga dosen FAI (Fakultas Agama Islam) yang namanya “dicatut” untuk kasus penipuan juga. Menurutnya, mungkin langkah antisipasi yang realistis saat ini, adalah mengonfirmasi terlebih dahulu kepada pihak kampus, dan itu yang harus bersama-sama kita sampaikan kepada seluruh civitas akademika Unhasy dan Pondok Pesantren Tebuireng agar lebih waspada lagi.
“Jadi ingat kasus beberapa tahun yang lalu, saat kami mengurus izin ISSN Jurnal di LIPI, ada “balasan” yang ngaku dari LIPI yang isinya mengundang Ketua LPPM Unhasy untuk hadir di Jakarta. Waktu itu Pak Faruq, Ketua LPPM waktu itu sudah beli tiket ke Jakarta, ternyata itu kegiatan fiktif atau modus penipuan. Sekali lagi, mari berhati-hati,” terangnya.
Salah satu Mahasiswa yang menjadi korban, Wahyu Hidayat mengaku telah ditelpon oleh seseorang yang mengaku sebagai asisten Warek III. Namun, karena dia sedang bersama teman-temannya yang mengingatkan bahwa itu adalah penipuan. Justru dia dan teman-temannya mengusili penelpon itu dengan guyonan hingga dimatikan lebih cepat sebelum mengutarakan tujuan.
“Jadi pertama itu memperkenalkan dari atas nama Kiai (Gus Sholah) abis itu baru minta transfer. Yang lebih lucu lagi kalau bawa-bawa Pak Mif itu ustadz udah tau aku kenal Pak mif ya enggak mungkin banget begitu kita percaya,” kata aktifis mahasiswa itu.
Dia juga sekarang telah menghimpun informasi tentang para korban penipuan ini, baik yang belum melakukan transfer maupun yang terlanjur. Bahkan ia telah berkordinasi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unhasy untuk menjembatani korban dengan pihak kampus dan pihak berwajib. Dari dia muncul nama-nama korban seperti Putri, Finda, dan April.
“Kita sedang mendalami lagi. Teman-teman BEM sudah menelusuri. Di antara korban ada yang kirim nomor rekening, bahkan sudah transfer uang. Salah satu dari mereka juga punya bukti rekaman percakapan telepon antara korban dan pelaku. Tapi sangat disayangkan, harusnya pihak kampus sangat aktif mengadvokasi hal-hal yang meresahkan mahasiswa ini. Semoga segera tersampaikan,” tambahnya.
Yang menarik lagi, saking randomnya, hingga ia menyasar yang bukan mahasiswa Unhasy. Nailia Maghfiroh, mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng juga ikut-ikutan tersasar penipuan itu. Ia ditelpon sama persis dengan korban lain. Kami sodorkan rekaman suara tersebut, ia mengaku suarana sama persis.
“Saya kan bukan mahasiswi Unhasy. Tapi kok ya sama sempat percaya. Sampai mau klik kirim transferan, saya jadi sadar. Menutup telpon dan mengucap syukur, alhamdulillah saya selamat dari penipuan,” jelasnya.
Saat ini, pihak BEM Unhasy masih mengumpulkan data terkait penipuan ini. Pihak BEM tak ingin hal semacam ini terulang kembali dengan mudahnya dan meresahkan mahasiswa. Tujuannya agar data tersebut diberikan kepada pihak kampus dan diserahkan kepada pihak berwajib.
Pewarta: Aros