ilustrasi bulan berkah ramadan

Menjelang bulan Ramadhan, sudah semestinya bagi seorang muslim bergembira dan bertekad kuat untuk dapat menjalani bulan mulia ini ini dengan lebih baik. Sebab Rasulullah telah mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa menghadirkan perasaan dan pikiran gembira menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Kegembiraan ini juga niscaya bakal diganjar dengan sebuah keutamaan pula:

مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ

Artinya: “Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”

Begitu istemewanya bulan Ramadhan, sehingga perasaan gembira menyambut kedatangannya pun mendapat ganjaran yang sebesar itu. Diriwayatkan dalam hadits lain bahwa Rasulullah juga telah menjelaskan banyak keistimewaan pada bulan Ramadhan. Beberapa di antaranya; bulan tersebut dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu.

Siang hari di bulan Ramdhan lebih mulia dari waktu-waktu lain dan malamnya lebih mulia dari waktu siang di bulan Ramadhan. Malam pertama bulan Ramadhan adalah malam Nadzroh, dikatakan dalam hadits, “Apabila malam pertama dibulan Ramadan, Allah melihat kepada hambaNya dengan pandangan rahmat dan apabila Allah melihat kepada hambaNya itu ia tidak akan diazabkan selamanya.”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Karenanya, orang-orang saleh terdahulu mengajarkan umat untuk menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan, terutama di malam pertama, malam 17 sebagai malam turunnya al-Quran, juga 10 malam terakhir di mana terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.

Setelah mengetahui berbagai keistemawaan tersebut, sudah barang tentu kita mulai mempersiapkannya dengan sungguh-sungguh. Persiapan awal yang mesti dilakukan selain tentunya persiapan fisik, kesehatan, dan mental, serta menanamkan kegembiraan dalam menyambut bulan Ramadhan, ialah dengan menghadirkan niat dan tekat kuat untuk bersungguh-sungguh dalam beramal.

Dikatakan dalam hadits riwayat al-Baihaqi, “Niat mu’minin lebih utama daripada amalnya.” Sebab niat dapat menumbuhkan dorongan dan perasaan kecintaan dalam melakukan amal ibadah. Orang-orang shaleh terdahulu, mereka tidak berkata dan bertindak kecuali setelah menghadirkan niat yang baik. Mereka memberi teladan bahwa dari niat yang baik akan menghantarkan pada amalan yang baik pula. Karenanya menetapkan banyak niat dengan mengikuti ulama salaf terutama di sebaik-baiknya waktu, bulan Ramadhan ini sangatlah penting.

Niat Menyambut Ramadhan dari Habib Abu Bakar al-Adni al-Masyhur:

نَوَيْنَا مَانَوَاهُ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالسَلَفُ الصَّالِحُ مِنْ آلِ البَيْتِ الكِرَامِ وَالصَّحَابَه الأَعْلَام

Kami niat sebagaimana niat Nabi Saw dan para salafuna shalih dari para ahlulbait nabi yang mulia dan para sahabat yang agung.

وَنَوَيْنَا القِيَامَ بِحَقِّ الصِيَامِ عَلَى الوَجْهِ الَّذِيْ يُرْضِي المَلِكُ العَلاَّم

Kami niat melaksanakan puasa dengan sesempurna mungkin yang membuat ridha Raja semesta alam.

وَنَوَيْنَا المُحَافَظَةَ عَلَى القِيَامِ وَحِفْظِ الجَوَارِحِ عَنِ المَعَاصِي وَالآثَام

Kami niat menjaga shalat tarawih dan menjaga angota badan dari segala maksiat dan dosa.

وَنَوَيْنَا تِلَاوَةَ القُرْآنِ وَكَثْرَة الذِكْرِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِ الأَنَامِ وَنَوَيْنَا تَجَنُّبَ الغِيْبَةِ وَالنَمِيْمَةِ وَالكَذِبِ وَأَسْبَابِ الحَرَام

Kami niat rutin membaca al-Quran dan banyak berdzikir serta sholawat pada nabi muhammad pemimpin manusia dan menjauhi ghibah, adu domba, berdusta dan segala hal yang menyebabkan perkara yang haram dan dosa.

وَنَوَيْنَا كَثْرَةَ الصَّدَقَاتِ وَمُوَاسَاةِ الأَرَامِلِ وَالفُقَرَاءِ وَالأَيْتَامِ

Kami niat banyak bersodaqoh dan menyantuni para janda janda, orang-orang fakir juga anak anak yatim.

وَنَوَيْنَا كَمَالَ الإِلْتِزَامِ بِآدَابِ الإِسْلَامِ وَالصَّلاةِ فِي الجَمَاعَةِ فِي أَوْقَاتِهَا بِانْتِظَام

Kami niat menjaga dengan sebaik baiknya akhlak-akhlak yang di ajarkan dalam agama islam serta menjaga sholat jama’ah tepat pada waktunya dengan sempurna.

وَنَوَيْنَا كُلَّ نِيَّةِ صَالِحَةٍ نَوَاهَا عِبَادُ اللهِ الصَّالِحُوْنَ فِي العَشْرِ الأَوَائِلِ وَالأَوَاسِطِ وَالأَوَاخِرِ وَلَيْلَةِ القَدْرِ فِي سَائِرِ اللَيَالِي وَالأَيَّامِ

Kami niat dengan semua niat niat baik yang telah di niatkan para sholihin di 10 pertama, 10 kedua serta 10 terakhir dan malam lailatul Qadar juga di setiap malam dan harinya.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلّم

Selain itu, yang tidak kalah penting adalah pembekalan diri dengan giat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang makna puasa dan segala ibadah kita dibulan ini. Juga mempersiapkan doa, zikir, bacaan al-Quran yang dapat kita amalkan selama Ramadhan dengan membangun kebiasaan ibadah ini mulai dari sekarang. Perbaiki bacaannya, cari tahu kapan dan bagaimana melakukan amalan ini.

Bukan hanya amalan saleh personal yang ditingkatkan, namun juga amal untuk sesama, dikatakan bahwa “Nabi Muhammad adalah orang yang paling dermawan dan dia biasanya menjadi lebih murah hati saat bulan Ramadan.” (H.R.Bukhari)

Melakukan amal saleh sosial sangat dianjurkan selama Ramadhan. Dengan melakukan itu, kita meniru teladan Nabi serta para salaf kita. Bulan Ramadhan adalah suatu kehormatan dan perbuatan baik yang dilakukan di bulan ini lebih diberkati daripada waktu lainnya.

Dan khusus bagi perempuan, persiapkan pula alternatif ibadah di masa haid. Menstruasi bukanlah hal yang mesti menghentikan misi Ramadhan kita. Sebaliknya, wanita bisa meningkatkan ibadahnya seperti berzikir, shalawat, sedekah, dan membantu menyiapkan sahur dan buka puasa. 

Akhir kata, mengapa mempersiapkan Ramadhan begitu penting, sebab sebagaimana Rasulullah pernah menyampaikan, “Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antara masa tersebut.” Artinya ada penjagaan sampai berjumpa Ramadhan berikutnya, kalau semisal ada seseorang ibadahnya baik dan bagus di satu Ramadhan, maka di 11 bulan sisanya, dia akan mudah menjadi hamba yang bertaqwa, ringan untuk beramal shaleh, juga lebih mudah untuk menjauhi perbuatan-perbuatan dosa.

Baca Juga: Ramadan Syahrul Ilmi

Ditulis oleh: Rasyida Rifa’ati Husna, Mahasantri Ma’had Aly An-Nur II Al-Murtadlo.