Mahasiswa KPI Unhasy foto bersama Kaprodi KPI Staisam Mojokerto usai forum kuliah tamu. (foto: mediakpi)

Tebuireng.online— Program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy), sukses melakukan penandatanganan MoU atau kerja sama dengan pihak KPI STAI Sabilul Muttaqin (Staisam) Mojokerto, Selasa (4/2/2025) di gedung Rektorat Unhasy.

MoU tersebut berisi perjanjian kerja sama dan juga Benchmarking antara kedua institusi untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran serta memperluas jangkauan kerjasama yang dijalin ke depannya baik dari dosen hingga mahasiswa. Penandatangan ini dihadiri oleh Wakil Rektor 1, Wakil Rektor 3 Unhasy, Wakil Ketua serta jajaran civitas akademika STAISAM.

Selain teken MoU itu, juga dilaksanakan kuliah tamu mahasiswa KPI Unhasy bersama Kaprodi Staisam Mojokerto, M. Zainil Fanani, M.I.Kom., di Ruang 1.08 Gedung C Unhasy, yang mengusung tema “Media Digital dan Perkembangan Masyarakat”.

Dalam pemaparannya, M. Zainil menjelaskan bahwa media digital saat ini tengah mengalami transformasi yang besar. Dengan ini, kita dituntut atau dipaksa untuk terus mengikuti perkembangan ini atau dapat dikenal dengan industri 5.0. Fase ini melibatkan robot bertenaga AI untuk meningkatkan proses kerja kita.

Baca Juga: KPI Unhasy Teken MoU dengan UIN SATU Tulungagung

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Kita sebagai manusia harus tetap menjadi orang yang mempergunakan AI karena secara hakikatnya, AI itu dijalankan atau dibuat oleh manusia. Jadi, jangan sampai AI memperbudak manusia.” ujarnya.

Kaprodi KPI Unhasy dan KPI Staisam Mojokerto foto bersama usai menandatangani MoU dan Benchmarking di gedung Rektorat Unhasy. 

Transformasi ini, menurutnya, menuntut mahasiswa untuk menguasai teknologi dengan baik terutama dalam hal penyebaran informasi.

Selain itu, M. Zainil menekankan bahwa dengan canggihnya teknologi digital, tentu banyak mudaratnya seperti ada penyimpangan dalam penyebaran informasi. Penyimpangan informasi ini meliputi disinformasi, misinformasi, dan malinformasi.

“Jadi mahasiswa komunikasi itu jangan mengikuti atau terbawa arus informasi yang menyimpang, tetapi kita harus membuat informasi atau dalam hal ini harus bisa membenarkan atas segala informasi yang meniympang” ungkapnya.

Baca Juga: Unhasy dan IAI Darussalam Martapura Jalin Kerja Sama

Ia juga menyoroti bahwa mahasiswa komunikasi itu pembawa memori dunia, tanpa ada yang membawa informasi, dunia tidak akan ada yang tahu sejarah yang telah terjadi di muka bumi ini.

Di akhir sesi beliau memberikan closing statement atau pesan kepada kita semua, “Diam dan tunduklah ketika berhadapan dengan Tuhan, tapi sombonglah dan tertawalah ketika berhadapan dengan dunia”.



Pewarta: Bakhit Jauharullaudza