Ilustator: Ifa

Mafhum kita ketahui bahwasanya pesantren tidak hanya menjadi tempat pendidikan agama melainkan juga kebudayaan. Mengingat unsur kebudayaan sangatlah luas, pesantren juga menjadi tempat yang sangat kompatibel untuk mengembangkan literasi bagi warganya. Terbukti, punggawa Pesantren Tebuireng, KH. Hasyim Asy’ari menjadi salah satu dari beberapa ulama nusantara yang memiliki karya dengan jumlah yang tidak sedikit. 

Literasi di Pesantren telah lama menjadi bagian dari budaya serta tradisi yang masih dihidupi hingga sekarang. Umumnya, literatur-literatur tersebut berkelindan pada tema-tema aqidah, hadits, fiqh, tasawuf dan lain sebagainya. Upaya pengelolaan atau pelestarian literatur-literatur tersebut pun terus digarap dengan baik hingga sekarang. 

Pesantren Tebuireng dan Khazanah Keilmuan

Sebagai pusat keilmuan, pesantren pada umumnya menyimpan naskah-naskah lama atau yang kerap dinamakan dengan manuskrip. Di Pesantren Tebuireng, hal tersebut diupayakan dengan baik oleh Gus Ishomuddin Hadzik yang merupakan salah satu tokoh di Tebuireng. Beliau dengan sangat berhati-hati melakukan pengeditan dan mempublikasikan Kitab karya KH. Hasyim Asy`ari. Di antaranya adalah Adabul ‘Alim wal Muta’allim, Risalah Ahlisunnah wal Jama’âh, al-Tibyân, al-Nur al-Mubin, Ziyâdah Ta’liqât, al-Tanbihât wa al-Wajibât dan Dha’ul Mishbâh (1999). Ketujuh kitab ini, pada tahun 2007 lalu, dirangkai menjadi satu dan diberi tajuk kitab Irsyâdus Sâri (Mukani, 2020).

Tak hanya mengedit dan menyunting naskah-naskah Hadratussyaikh, di bumi kelahiran Jam’iyyah Nahdlatul Ulama Gus Ishom juga menulis beberapa karya pribadinya, seperti Miftâhul Falâh, Irsyâdul  Mu’minin, dan Audhahul Bayan. Penting untuk dicatat bahwa Pesantren Tebuireng tidak hanya memlihara naskah-naskah manuskrip dengan baik namun juga menjadi pusat keilmuan yang berhasil mencetak banyak pemimpin di Jawa dan Madura khususnya. Menurut catatan Kyai Saifudin Zuhri dalam bukunya Guruku Orang-Orang dari Pesantren dikatakan bahwa lebih dari 500 madrasah memiliki murid lebih dari 200.000 orang berafiliasi kepada Pesanren Tebuireng (Saifudin Zuhri, 1977).

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Tebuireng Sebagai Pelopor Literasi Digital Berbasis Pesantren

Santri lazim dilabeli dengan kaum tradisionalis cum kolot dan tidak berkemajuan. Stereotipe negatif tersebut sejatinya harus dilawan dengan pembuktian secara nyata bahwa santri tidak benar demikian. Dengan menghadapi perkembangan teknologi dan akses informasi tak terbatas, pun santri mengikuti dan bermain peran dengannya. Pesantren Tebuireng menjadi pioner dari sekian banyak pesantren yang tersebar seantero Indonesia.

Di Pesantren Tebuireng, literasi tidak hanya mencakup literasi agama tetapi juga literasi umum dan literasi digital. Literasi agama melibatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam melalui pembelajaran Al-Quran, hadis, dan kitab-kitab klasik. Literasi umum mencakup kemampuan membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing, serta pemahaman tentang ilmu pengetahuan umum seperti matematika dan sains. Literasi digital melibatkan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dan bijaksana.

Pihak pesantren memandang keberadaan teknologi tidak direspon sebagai hal negatif yang akan merusak karakter santri. Memang, secara mendasar teknologi bersifat netral dan bergantung pada subyek penggunanya. Dari asumsi tersebut, melalui dorongan dari para sesepuh dan guru, para santri dihimbau untuk menumbuhkan semangat literasi melalui membaca dan menulis. Sehingga nantinya memunculkan potensi yang pada akhirnya akan terus melakukan pengembangan keilmuan dan bahkan menciptakan karya.

Mengutip artikel Alfi Nabila dan Sayidah Afyatul Masruroh, Pesantren Tebuireng telah mengadakan berbagai kegiatan yang turut mengasah potensi para santri dalam bidang kepenulisan seperti pelatiha menulis dan jurnalistik. Kegiatan tulis-menulis tersebut lahir dari rahim komunitas literasi yang bernama Sanggar Kapoedang. Pada akhirnya, dari beberapa kegiatan pelatihan berhasil menerbitkan majalah Tebuireng dan website tebuireng.online yang dulunya bernama tebuireng.net dan tebuireng.org.

Literasi Santri di Luar Pesantren

Dengan derasnya arus informasi dan teknologi membuat para santri memanfaatkan keahliannya dalam membentuk, memproduksi, mewacanakan ilmu pengetahuan. Dengan begitu, para santri memiliki wadah yang lebih besar dalam aktivitas literatnya. Langkah konkret banyak diwujudkan oleh para santri dengan maraknya website kepenulisan yang dimotori para alumnus pondok pesantren. Sebut saja alif.id, pesantren.id, santrimengglobal.com, dan lain sebagainya.

Memang, tak dapat dinafikan, di era seperti ini literasi memiliki tantangan yang begitu kompleks. Informasi yang beredar seputar topik-topik tertentu kerap kali terselubung unsur hoaks, disinformasi, penggiringan opini yang menyesatkan Namun, hal ini menjadi senjata para santri untuk muncul pada permukaan dan berbicara lantang atas nama kebenaran akan suatu ilmu pengetahuan. 

Maka dari itu, Pondok Pesantren Tebuireng memiliki peran yang begitu besar dalam hal literasi digital. Beragam kegiatan literat yang dinaunginya menghasilkan semangat baru yang meluas hingga luar batas wilayah pesantren. Kegiatan literasi tak hanya memiliki dampak meningkatknya kemampuan baca-tulis melainkan juga turut membawa kemajuan pada peradaban. Kemajuan literasi pada masa lalu Pesantren harus ditarik dan dikembangkan pada masa kini, dan esok sehingga tidak hanya berhenti pada romantisasi masa lalu melainkan bergerak pada aktulisasi konkret.


Penulis: Satrio Dwi Haryono



Referensi

Mukani, “KH. M. Ishomuddin Hadziq (1965-2003): Tokoh Penggerak Tradisi Literasi Di Pesantren Tebuireng
Muhammad  Ishomuddin,  Miftahul  Falah  (Jombang:  Maktabah  al-Turatsal-Islamy,  1999)
Muhammad  Ishomuddin,  Irsyadul  Mu’minin  (Jombang:  Maktabah  al-Turats  al-Islamy, 1998)
Muhammad Ishomuddin, Audhahul Bayan (Jombang: Maktabah al-Turats al-Islamy, 1996)
Jombang, Akademika : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam2, no. 1 (1 Juni 2020): 85–102
Zuhri, Saifudin, 1977, Guruku Orang-Orang dari Pesantren, Bandung: PT al-Ma`arif