tebuireng.online– Di lingkungan Pesantren, tak banyak orang berbicara dan mengkritik tentang kesehatan didalamnya, terutama dalam penyediaan gizi. Gizi, menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan khusus dalam kebutuhan kesehatan manusia. Begitu pula dengan santri yang berada di lingkungan pesantren. Hal tersebut disampaikan Ibu Nyai Hj. Faridah Salahuddin saat membuka acara Pelatihan Gizi, Rabu (07/10/2015) di Gedung KH. M. Yusuf Hasyim lt. 3 Pesantren Tebuireng.
“Meningkatkan peran Pondok Peasantren Tebuireng sebagai pusat pengembangan program percepatan perbaikan gizi bagi pesantren lainnya terutama di Jawa Timur tahun 2015-2016”, merupakan tema dalam kegiatan pelatihan gizi ini. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari, Rabu-Kamis (07-08/10/2015), yang dibuka langsung oleh Bu Nyai Faridah.
“Pada awalnya Gus Sholah menyadari pentignya gizi di pesantren ketika santri salaman setelah shalat dengan beliau, Gus Sholah merasa kok santrinya kecil-kecil”, cerita Bu Nyai. Beliau menyadari, tahun belakangan ini banyak sekali anak-anak yang mengalami kekurangan gizi pada awal pertumbuhan mereka. Hal itu akan memperburuk kesehatan anak-anak di Indonesia. Jika tak segera ditangani tak akan ada yang menyadarkan orang tua akan kepentingan memberikan gizi yang cukup buat anak-anaknya.
Pada tahun 2014, Gus Sholah diundang ke Makassar dalam sebuah acara gizi. Disana Tebuireng sebagai perwakilan gizi di Indonesia, merupakan satu-satunya perwakilan dari pesantren.
Pelatihan ini adalah hasil kerjasama Pesantren Tebuireng dengan PUSKESTREN Tebuireng, Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT), PT. Amerta Indah Otsuka, Persatuan Dokter Gizi Medis Indonesia (PDGMI) dan Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI).
Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 30 orang, sebagian besar merupakan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, diantaranya UNIPDU, STIKES ICMI Jombang, Sekolah Tinggi Ilmu Gizi Kediri, dan STIKES Karya Husada Pare. Selain itu juga diikuti perwakilah dari Jasa Boga Pesantren Tebuireng dan alumni ilmu gizi di berbagai perguruan tinggi. Pembicara yang didatangkan adalah Prof. Fendi, ahli psikologi dari Unair Surabaya, Bapak Ayong, Ahli Ilmu Komunikasi dari Surabaya, dan Dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc., SpGK ahli gizi dari Jakarta.
Muhammad Rusdi, salah satu panitia mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat terutama orang tua santri yang berada di lingkungan pesantren maupun di rumah, bahwa gizi merupakan hal terpenting untuk kesehatan tubuh. Dalam pelatihan ini akan diseleksi dari 30 peserta diambil 20 peserta untuk menjadi penggerak gizi dalam memantau makanan sehat dan bergizi masyarakat di Jawa Timur, Khususnya di lingkungan pesantren. (anita/abror)