Pesantren Tebuireng dan Pengurus Pusat Muhammadiyah bekerjasama dalam pembuatan film “Jejak Langkah 2 Ulama”. Pertemuan antar pihak diadakan di gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (24/7/19). (Foto: M. Aros)

Tebuireng.online– Pesantren Tebuireng dan Pengurus Pusat Muhammadiyah kompak untuk bekerjasama dalam pembuatan film “Jejak Langkah 2 Ulama” KH. M. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan. Pertemuan dan jalinan kerjasama ini berlangsung di gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (24/7/19). Film tersebut dijadwalkan akan rilis pada Oktober 2019 nanti.

Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pengurus Pusat Muhammadiyah, KH. Syukrianto AR, menjelaskan keresahannya terhadap kondisi di Indonesia yang diwarnai kekerasan, bom, dan cacian dengan mengatasnamakan Islam. Padahal, lanjutnya, Islam merupakan agama yang damai, santun, dan mempunyai ajaran sabar.

“NU dan Muhammadiyah didirikan dua orang kiai yang sangat hebat. Akhirnya, saya membuat ide untuk membuat film ini,” jelas putra mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, KH. AR Fahruddin itu.

Ia bercerita, beberapa bulan lalu, kru dari Muhammadiyah berkunjung ke Gus Sholah di Jombang untuk meminta izin dan mendapatkan respon yang positif. Film ini digarap oleh dua belah pihak, yaitu LSBO dan Mixpro di Yogyakarta dan Pesantren Tebuireng dengan platfon komunitas produksi filmnya di Jombang, baik dalam riset, produksi, maupun distribusi.

Pak Syukri, panggilan akrabnya, menjelaskan, film ini tidak ditayangkan melalui XXI melainkan langsung mendatangi masyarakat daerah per daerah. Hal ini ia rasa lebih tepat sasaran dan langsung mengena dalam rangka pendidikan umat.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Kita sebut sistem ini dengan Pop Up Cinema. Mendekati penonton. Kita yang ke sana. Hanya 12-15% masyarakat yang menikmati bioskop,” jelasnya.

Film ini menurutnya akan menarik, sebab kedua tokoh ini memiliki peran yang besar bagi umat Islam dan bangsa Indonesia. KH. Ahmad Dahlan adalah ibarat mata air jernih sejuk bening yang airnya ke mana-mana dan menjadikan tanah menjadi subur, sedangkan KH. Hasyim Asy’ari merupakan telaga jernih dan banyak orang datang dari mana-mana.

Pewarta: M. Abror Rosyidin

Publisher: RZ