Innalillahi wa Inna ilaihi rajiun

Tebuireng.onlineInnalillahi wa inna ilalaihi rajiun. Pesantren Tebuireng kembali berduka. Salah satu cucu Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, KH. Muhammad Natsir Karim atau biasa disapa Gus Cecep telah kembali ke haribaan ilahi. Almarhum merupakan putra dari Pengasuh Pesantren Tebuireng era 1950-1951, KH. Abdul Karim Hasyim.

Pengasuh Pesantren al Karimiyah Tebuireng itu wafat pada pukul 04.30 WIB pagi hari ini (07/10/2017) di kediaman beliau, di Jalan Irian Jaya 313 Dusun Tebuireng Gang III RW 8, Cukir, Diwek, Jombang atau berada tepat di sebelah utara Pesantren Tebuireng.

Menurut penuturan salah satu santri Pesantren al Karimiyah, Ahmad Rian Setia Aji, Gus Cecep sudah lama mengidap penyakit pernafasan. “Beliau sudah lama sakit, gangguan pernafasan. Kemana-mana harus bawa tabung,” ungkap santri tersebut.

Santri asal Palembang itu juga menjelaskan bahwa tanda-tanda menjelang wafat sudah dirasakan para santri sejak kemarin sebelum berangkat ke Pasuruan. Pada saat itu, lanjutnya, seluruh santri dikumpulkan dan mereka diminta bermushafahah dengan beliau satu persatu. Menurutnya, momen itu tidak seperti biasanya ketika beliau akan bepergian.

Rencananya jenazah akan dishalatkan di Masjid Tebuireng bakda Dhuhur dan dimakamkan di Maqbarah Masyayikh Tebuireng pada pukul 14.00 WIB berdampingan dengan keluarga dan masyayikh Tebuireng lainnya. Suami dari Nyai Hj. Rina Syamsudi itu merupakan anak ke-4 dari 4 bersaudara, yaitu Nyai Hj. Lilik Nailufari, H. M. Hasyim Karim (Gus Aying), Nyai Hj. Cicik Nafiqoh, dan KH. Muhammad  Natsir (Gus Cecep).

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Beliau meninggalkan satu orang istri dan 3 orang putra , serta para santri dan yayasan pesantren yang beliau dirikan sendiri, yaitu Yayasan KH. Abdul Karim Hasyim yang menyediakan pendidikan Madrasah Diniyah Salafiyah Syafi’iyah dengan jenjang Sekolah Pesiapan (SP), ibtida’, dan tsanawiyah.


Pewarta:           M. Abror Rosyidin

Editor/Publisher: MAR