Santri Husada Tebuireng foto bersama sebagian masyarakat desa Bakalanrayung, Kudu, Jombang, Jumat (20/04/18) usai pelaksanaan baksos. (Foto: Panitia)

Tebuireng.online- Agama Islam yang diturunkan pada nabi akhiruz zaman, nabi Muhammad SAW memiliki pokok-pokok ajaran yang terangkum dalam Islam, iman, dan ihsan. Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh ustadz Jauhari dalam acara baksos (bakti sosial) Santri Husada Tebuireng, di desa Bakalanrayung, Kudu, Jombang, Jumat (20/04/18).

“Pokok pokok ajaran agama Islam meliputi 3 hal, Islam, iman, dan ihsan. Islam di sekitar kita sudah berdiri kokoh yang digandeng para alim, ulama dan iman pun berjalan dengan sewajarnya. Sedangkan ihsan juga sangat penting namun hal ini paling sering terlalaikan, hakikatnya agam Islam jarang sekali menampakkan dirinya yang terbaik. Padahal dalam hidup di lingkungan setiap orang butuh ihsan,” ungkap ustadz Jauhari.

Untuk menjalankan ihsan, Pesantren Tebuireng yang bekerja sama dengan tim penyuluhan dari Kementerian Agama (Kemenag) Jombang mengadakan bakti sosial di desa Bakalanrayung, Kudu, Jombang. Yang diikuti 30 Santri Husada yang berasal dari Pondok Putra Pesantren Tebuireng, Pondok Putri Pesantren Tebuireng, Mualimin, dan SMA Trensains, tim UKLP, LSPT, Puskestren Tebuireng. Acara ini didatangi oleh seluruh kepala KUA di Kudu, Koramil Kudu, Polsek Kudu, dan tim penyuluh Kemenag Jombang.

Pihak Pesantren Tebuireng menyalurkan sekitar 10 kuintal baju layak pakai, pelayanan kesehatan gratis, dan pembagian buku bagi warga desa Kudu. Acara ini disambut antusias oleh warga setempat, dilihat dari 300 lebih peserta yang hadir untuk mengikuti baksos ini, baju-baju, buku yang ludes dalam 3 jam serta obat-obatan yang dibawa pun habis.

“Warga desa sangat antusias dengan acara ini, baju yang kita bawa ludes semua serta baju bajunya. Obat-obatan yang dibawa oleh tim promkes Puskestren Tebuireng juga habis dan tim dokter sangat kewalahan dengan membludaknya peserta yang hadir,” ungkap ketua UKLP,ustadz Kaffal.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Bakti sosial yang dilaksanakan Pesantren Tebuireng bukanlah hal yang aneh, namun ini untuk pertama kalinya pihak pondok mengajak santri untuk terjun langsung ke masyarakat dalam membagikan bantuan.

“Bakti sosial kali ini merupakan bakti sosial pertama yang melibatkan santri untuk terjun langsung ke masyarakat desa, dengan ini kami ingin memberikan pengetahuan penerapan berorganisasi  di masyarakat dan juga belajar berbagi yang juga melihat saudara-saudara kita yang butuh uluran tangan,” imbuh ustadz Kaffal.

Barang-barang yang disalurkan, lanjut ustadz Kaffal itu merupakan barang-barang sumbangan dari para santri, guru, dan segenap keluarga besar Tebuireng yang belum tersalurkan untuk pengungsi Rohingya, Myanmar. Agar amal tetap mengalir maka tetap disalurkan  ke masyarakat yang juga butuh bantuan.

Para Santri Husada yang mengikuti bakti sosial yang awalnya canggung namun berhasil untuk mendekatkan dirinya pada masyarakat dengan tangan terbuka dan senga hati.

“Senang sekali bisa berbaur langsung dengan masyarakat, awalnya kita canggung tapi karena masyarakat yang antusias dan membludak kami akhirnya bisa bergaul walaupun dengan suhu yang panas, keringat yang berpeluh-peluh. Apalagi ini kali pertama kami terjun langsung ke masyarakat. Semoga barang dan bantuan kesehatan yang kami bawa dapat bermanfaat bagi warga desa bakalanrayung,” ungkap salah satu anggota Santri Husada.


Pewarta: Riska/Salma

Editor/Publisher: Rara Zarary