Oleh: Ustadz Yusuf Suharto*
Menyongsong Malam Nishfu Sya’ban yang agung, Bulan Sya`ban adalah bulan yang mulia, bulan yang penuh dengan barokah dan kebaikan. Lebih-lebih pada malam Nishfu Sya`ban, malam yang paling utama dibanding malam-malam lain kecuali lailatul qodar pada bulan ramadlan, malam ditetapkannya semua ajal (umur), amal perbuatan dan rizqi manusia sampai pada malam nishfu sya’ban pada tahun berikutnya. Oleh sebab itu, pada setiap malam Nishfu Sya’ban perlu diisi dengan amalan-amalan yang telah diwarisi oleh ulama khalaf dari ulama salaf yang saleh. Disebutkan didalam kitab syarah ihya’: “Sesungguhnya orang yang melakukan shalat 6 rakaat setelah shalat maghrib pada malam nishfu sya’ban akan diberi apa saja yang dia minta”. Adapun tata cara shalatnya sebagai berikut:
- Shalat dua rakaat tanpa berjama’ah dengan niat:
أُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً للهِ تَعَالَى اللهُ أَكْبَرْ
- Pada tiap-tiap rakaat membaca surat al fatihah satu kali dan surat al ikhlas enam kali. Setelah salam membaca surat yasin satu kali dengan niat diberi umur panjang dan barokah, kemudian membaca do’a nishfu sya’ban yang masyhur seperti dibawah ini (Dibaca sendiri-sendiri atau dipimpin oleh imam).
- Shalat lagi dua rakaat seperti tata cara diatas. Setelah salam membaca surat yasin satu kali dengan niat diberi rizqi yang barokah, kemudian membaca do’a nishfu sya’ban yang masyhur seperti dibawah ini (Dibaca sendiri-sendiri atau dipimpin oleh imam).
- Shalat lagi dua rakaat seperti tata cara di atas. Setelah salam membaca surat yasin satu kali dengan niat diberi husnul khatimah,
- Kemudian membaca do’a nishfu sya’ban yang masyhur seperti di bawah ini (dibaca sendiri-sendiri atau dipimpin oleh imam).
دعاءُ ليلةِ نصفِ شعبانَ المشهورُ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. وَصَلّى اللهُ عَلَى سَيِّدنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ. اَللَّهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلاَ يُمَنُّ عَلَيْهِ يَا ذّا الجَلاَلِ وَ الإِكْرَامِ، يَا ذَا الطُّوْلِ وَالإنْعَامِ، لاَ إلَهَ إلاَّ أَنْتَ، ظَهْرُ اللاَّجِئِينَ، وَجَارُ الْمُسْتَجِيرِينَ، وَمَأْمَنُ الْخَائِفِينَ، اَللَّهُمَّ إنْ كَتَبْتنِي عِنْدَك (فِي أُمِّ الْكِتَابِ) شَقِيًّا أَوْ مَحْرُوْمًا أَوْ مَطْرُوْدًا أَوْ مُقَتَّرًا عَلَيَّ فِىْ الرِزْقِ فَامْحُ اَللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ شَقَاوَتِيْ وَحِرْمَانِيْ وَطَرْدِيْ وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَأَثْبِتْنِي عِنْدَك فِي اُمِّ الكِتَابِ سَعِيدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ، فَإِنَّك قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنَزَّلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ {يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ}. إِلَهِيْ بِالتَجَلِّى الأَعْظَمِ فِيْ لَيْلَةِ النِصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ المُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ وَيُبْرَمُ، أَسْأَلُكَ أَنْ تَكْشِفَ عَنَّا مِنَ البَلاَءِ مَا نَعْلَمُ وَمَا لاَ نَعْلَمُ، وَمَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ، إِنَّكَ أَنْتَ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ. وَصَلّى اللهُ عَلَى سَيِّدنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلىَ آلهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ.
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah mencurahkan rahmat pengagungan dan keselamatan kepada Sayyidina Muhammad, para keluarga dan sahabatnya. Ya Allah, Wahai Dzat Pemilik anugerah dan Yang tidak dianugerahi (pihak lain), wahai Pemilik Keagungan dan Kemuliaan, wahai Pemilik Karunia dan Kenikmatan, tiada Tuhan selain Engkau, Tempat para pengungsi, Tetangga (bagi) para pencari tetangga, dan Tempat yang aman bagi orang-orang yang ketakutan. Ya Allah, bila Engkau telah mencatatku di sisi-Mu (dalam Umm al-Kitab) sebagai orang yang celaka, terhalangi dari rahmat, tertolak, rezekiku tidak lancar, maka wahai Allah, dengan kemurahan-Mu hapuslah celakaku, terhalangiku (dari rahmat-Mu), tertolakku dan ketidak lancaran rezekiku. Tetapkanlah diriku di sisi-Mu dalam Umm al-Kitab sebagai orang yang beruntung, diberi (kelancaran) rezeki dan tertolong (melakukan) berbagai kebaikan. Sebab sungguh Engkau sudah berfirman dalam kitab-Mu yang diturunkan lewat perantara lisan Nabi-Mu yang diutus: “Allah menghapuskan dan menetapkan apa yang Dia kehendaki, dan di sisi-Nya terdapat Umm al-Kitab”. Wahai Tuhanku dengan tajalli (penampakan rahmat) yang teragung dalam malam nishfu sya’ban yang dimuliakan, yang di dalamnya setiap perkara kokoh dibagi dan dikokohkan, aku memohon kepada-Mu Engkau bukakan dariku cobaan yang ku ketahui dan yang tidak ku ketahui, dan yang Engkau lebih ketahui. Sungguh Engkau Dzat Yang Maha Agung dan Maha Mulia. Semoga Allah mencurahkan rahmat pengagungan dan keselamatan kepada Sayyidina Muhammad, Nabi yang Ummi, para keluarga dan sahabatnya”.
Wallahu ‘Alam Bisshawab. Semoga bermanfaat dan kita semua sebagai hamba Allah yang beriman patut dan pantas menadapatkan kebaikan dan keberkahan bulan Sya’ban melalui ibadah dan amalan-amalan di Malam Nishfu Sya’ban. Namun yang penting adalah bagaimana keistikamahan kita mendekatkan diri kepada Allah.
*Ketua Aswaja Center PCNU Jombang
(*Disarikan dari Madza fi Sya’ban karya Dr. Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki, melalui murid beliau, KH. Abdun Nashir Fattah