Pemateri TQM Ahmad Saifullah saat menerangkan materi
Pemateri TQM Ahmad Saifullah saat menerangkan materi

tebuireng.online—Setelah Wakil Rektor UNIDA, Dr. KH. Dihyatun Masqon menerangkan tentang nilai pesantren ke-4 “kerja keras” kepada para peserta Diklat Kader Pesantren Tebuireng angkatan kedua, Dekan Fakultas Pendidikan UNIDA, Ahmad Saifullah, M.Pd. melanjutkan pembahasan teknis Tolal Quality Management dalam penanaman nilai kerja keras di pesantren, Rabu (05/10/2016). Dengan slide Berbahasa Inggris beliau menerangkan tentang keunggulan sistem pendidikan pesantren.

Beliau mengatakan bahwa pembentukan karakter adalah filosofis dasar yang dibutuhkan sebuah bangsa. Karakter ini adalah salah satu yang terpenting dalam menentukan arah tujuan pendidikan bangsa. Untuk itu, menjadi sebuah keharusan dalam sebuah negara memiliki kualifikasi karakter dalam proses pendidikan di semua tingkatan. Beliau menyaangkan ide-ide semacam itu kenapa baru muncul ketika permasalahan bangsa, telah mengalami keadaan yang paling buruk.

Kebanyakan, sekolah menurut beliau, lebih fokus pada pengembangan intelektulitas siswa, tetapi buruk dalam pembentukan karakter dan prilaku. “Banyak institusi pendidikan mecetak alumni yang tidak sesuai dengan permintaan masyarakat, karena tidak mempunyai EQ yang baik, kemampuan dalam berinteraksi sosial, dan karakter yang baik,” terang beliau.

Bagi beliau santri yang pekerja keras, dialah yang akan mendapatkan kesuksesan. Di dalam pesantren, nilai kerja keras tidak hanya diajarkan di kelas, melainkan juga secara dinamis dan totalitas diajarkan di semua sudut ruang dan waktu pesantren itu. Nilai tersebut diwarnai dengan adanya nilai-nilai positif, semangat, dan filosofi pesantren. Nilai kerja keras di dalam pesantren, menurut beliau, telah diajarkan secara terintegrasi, efektif, dan efisien, karena santri, guru atau ustadz, dan pimpinan pesantren tinggal dalam satu tempat yang telah tersistem secara mapan dan disiplin.

Beliau juga mejelaskan bahwa metode pengajaran nilai-nilai kerja keras dapat diterapkan dengan pembelajaran di dalam kelas, memunculkan kepekaan sosial, bercerita, memberikan teladan, menciptakan lingkungan yang kondusif, dan pembiasaan aneka macam ilmu dan aktifitas yang menunjang program pesantren. Prinsip TQM dalam pesantren, lanjut beliau, dapat memberikan kepuasan kepada semua elemen termasuk masyarakat dan walisantri, respek terhadap semua orang, menejemen berbasis fakta, serta istikamah dalam melakukan peningkatan mutu dan sistem.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Untuk itu, di dalam pesantren, nilai-nilai dasar yang telah dirumuskan harus menjadi acuan dalam mewujudkan visi misi dengan pelaksanaan sistem pengajaran, kepengasuhan, kepemimpinan, kaderisasi, dan pendanaan yang baik. Hasil positif yang diperoleh dapat ditransformasikan kepada santri, guru, walisantri, keluarga, masyarakat, bahkan pemerintah. Semua kegiatan pendidikan itu, harus berdasarkan pada prinsip totalitas dan prioritas sesuai dengan dinamika, etos kerja, dan tingkat kemilitansian yang ada.

Dengan keunikan dan keunggulan sistem pendidikan pesantren tersebut, beliau menyebut pesantren adalah lembaga pendidikan Islam sebagai penjaga etos kerja ikhlas, bertanggung jawab, dan dapat membentuk karakter santri  menjadi manusia yang kamil. (Abror)