Oleh: KH. A. Syakir Ridlwan, Lc., M.Hi.

اَلْحَمْدُ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَي اللهِ وَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ،  يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقاناً وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

Hadirin Jamaah Jumah Rahimakumullah

Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan umumnya kepada jamaah sidang jumah yang sedang berbahagia. Marilah kita mensyukuri nikmat Allah Swt. yang telah dilimpahkan kepada kita semua, baik kenikmatan jasmani maupun rohani. Nikmat dhohir maupun batin. Nikmat yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Mewujudkan rasa syukur tersebut tidak lain kecuali tetap terus-menerus meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt. yaitu melaksanakan semua perintah-perintah Allah dan menjauhi semua larangan-larangan-Nya tanpa terkecuali.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Apabila iman dan takwa tetap terpelihara, niscaya akan mengantarkan kita kepada ilmu, yang merupakan tangga keselamatan dunia dan juga jalan menuju kebahagiaan di akhirat. Sebagaimana telah dijelaskan dalam surah al-Anfal tadi. In tattaqu allaha yaj’allakum furqonan, jika kalian takwa kepada Allah niscaya Allah akan menjadikan kalian furqon. Apa itu furqon.

Prof. Dr. Wahbah Zuhaily dalam kitabnya, Tafsir Munir, mengungkapkan beliau mengutip beberapa pendapat para mufasir, banyak sekali pendapat yang dikemukakan. Intinya, beliau mengatakan:

إِنَّ الْفُرْقَانَ هُوَ الْفَارِقُ الْفَاصِلُ بَيْنَ الْحَقِّ وَالْبَاطِلِ….. فَإِنَّ مَنْ اتَّقَى اللهَ بِفِعْلِ أَوَامِرِهِ وَتَرَكَ زَوَاجِرَهُ، وُفِّقَ لِمَعْرِفَةِ الْحَقِّ مِنَ الْبَاطِلِ، فَكَانَ ذَلِكَ سَبَبَ نَصْرِهِ وَنَجَاتِهِ فيِ الدُّنْيَا وَسَعَادَتَهُ فِي الآخِرَةِ.

Al-Furqon yaitu sifat atau sikap yang jadi karakter, dengan itu seseorang bisa membedakan antara yang hak dan yang batil. Bisa membedakan yang maslahah dan mafsadah. Karena sebenarnya orang yang bertakwa kepada Allah dengan sungguh, adalah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dia akan diberikan taufiq, pertolongan, dan kemampuan mengetahui yang hak dan yang batil. Hal itu merupakan sebab wasilah keselematan dia di dunia, dan juga akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat yaitu akan dimasukkan ke surga Allah Swt.

Prof. Wahbah juga mengatakan:

وَرَأَى بَعْضُ الْعُلَمَاءِ الْجُدُدِ: أَنَّهُ الْعِلْمُ الصَّحِيْحِ وَالْحُكْمُ الرَّاجِحِ ..

Al-Furqon menurut pendapat ulama-ulama modern, adalah ilmu yang bisa digunakan untuk membedakan yang hak dan yang batil. Bila kita mampu untuk membedakan keduanya, maka kita akan mampu terhindar dari kesesatan dan akan mendapatkan jalan terang benderang. Dengan ilmu yang terpancar dari keimanan dan ketakwaan, akan memberikan banyak kemudahan, dan kita selalu menemukan solusi yang tepat yang kita hadapi di dunia ini.

Ilmu adalah cahaya, yang akan menerangi kita di dunia dan di akhirat. Tanpa ilmu hidup terasa gelap, terasa sempit, dan kita merasa terpinggirkan dari pergaulan. Ilmu pengetahuan adalah simbol kejayaan umat, dan bukti tingginya sebuah peradaban. Dengan ilmu, seseorang atau kelompok masyarakat dapat membangun kejayaan dan mengukir sejarah kemajuan.  Sejak dulu hingga sekarang, bangsa yang maju adalah mereka yang menguasai ilmu pengetahuan. Mereka disegani oleh bangsa-bangsa lain.  Bahkan menjadi kiblat bagi bangsa yang lemah. Bangsa yang maju, dengan segala kemampuannya akan mampu menguasai dunia dan menjadi negara adidaya. Tidak sedikit, bangsa yang lemah dikuasai dan dijajah oleh mereka yang menguasai ilmu pengetahuan.

Para Hadirin Jamaah Jumah yang Berbahagia

Itulah sebab agama kita memposisikan ilmu pengetahuan menjadi sesuatu yang harus diutamakan dan menjadi prioritas utama. Agama Islam ini harus mendorong umatnya untuk menguasai ilmu, mempelajarinya dan mengembangkannya. Umat Islam tidak boleh bodoh. Tidak boleh tertinggal oleh umat lain. Karena kebodohan adalah kehinaan, dan akan mudah dikuasai serta dihancurkan oleh musuh-musuh Islam.

Tentunya, kita tidak ingin sejarah umat Islam terulang lagi. Dimana umat Islam terdahulu pernah menjadi umat  super power, maju di semua bidang ilmu pengetahuan. Namun karena kelengahannya, mengalami kemunduran dan kejumudan. Sampai saat ini belum menunjukkan kebangkitan yang membanggakan.

Maka dari itu, untuk menujukkan bahwa kita adalah khoiru ummah, sebaik-baik umat. Kita harus kembali menguasai ilmu pengetahuan di segala bidang. Allah Swt. sudah menyatakan di dalam al-Quran bahwa Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu dan beriman.

….يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجاتٍ وَاللَّهُ بِما تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ 

Agama Islam juga mengajarkan kita bahwa mencari ilmu adalah jalan menuju surga, dengan izin Allah Swt. dalam sebuah hadis shahih dinyatakan:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah Swt. akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”

Saudara Kaum Muslimin yang Berbahagia

Sebagaimana kita ketahui, ayat pertama turun adalah perintah membaca. Hal itu mengingatkan kepada kita manusia, betapa pentingnya nilai-nilai ilmu pengetahuan. Yang akan mampu mengangkat harkat dan martabat manusia. Membangun peradaban umat. Membuka rahasia kemajuan dan perkembangan.

Apa yang mesti dibaca dan dipelajari? Karena dalam ayat tersebut iqra’ tidak disebut maf’ul bih-nya. Pertama, tentu ayat-ayat qouliyah yaitu ayat yang temaktub dalam al-Quran serta sunnah Rasulullah Saw. sebagai penjelasnya. Karena pada dasarnya, semua ilmu pengetahuan berdasar dari al-Quran dan Hadis. Kedua, adalah ayat-ayat kauniyah yaitu alam semesta yang terbentang luas di langit dan bumi seisinya. Yang merupakan tanda-tanda kekuasaan-Nya. Ayat qouliyah adalah penjelasan tekstual, sementara kauniyah adalah empirisnya. Jika kita mampu menguak rahasia keduanya, disanalah sumber ilmu Allah Yang Maha Luas tanpa batas. Hingga kita dapat membuat peradaban sejalan dengan zaman dimana kita hidup sekarang ini. Namun tetap memegang prinsip-prinsip ajaran agama Islam.

Hadirin Sidang Jumah yang Berbahagia

Ilmu yang paling kita butuhkan dan menjadi pedoman adalah ilmu tentang Kitabullah, al-Quran. Baik dalam konteks membaca, menghafal, merenungkan makna, dan menafsirkannya. Dengan menyelami isi kandungan al-Quran berarti kita menggali ilmu darinya. Mempelajari dan mengajarkan al-Quran adalah termasuk sebaik-baik pekerjaan. Sebagaimana disebutkan dalam hadis shahih:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian (manusia) adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya.”

Mempelajari dan mengajarkan al-Quran ini mencakup; pertama tentu belajar membacanya dengan baik. Kemudian mempelajari tafsirnya, kita tidak akan mendalami tafsir tanpa perangkat-perangkat ilmu yang mendukungnya. Diantaranya, para santri yang sedang belajar di pondok pesantren ini harus menguasai ilmu-ilmu bahasa Arab dan kaidah-kaidahnya yaitu nahwu dan shorof. Demikian juga perangkat-perangkat ilmu lain yang dibutuhkan.

Singkat kata, kita para kaum muslimin harus menyiapkan generasi muda. Yang sejak dini harus kita bina bagaimana mereka harus mampu membaca al-Quran dengan baik. Kemudian kita dorong untuk mempelajari tafsirnya dengan dimasukkan ke pondok-pondok pesantren dan sebagainya.

Para Kaum Muslimin yang Berbahagia

Umat Islam juga butuh ilmu-ilmu yang lain. Karena istilah ulama dalam surah al-Fatir, innama yakhsya allaha min ‘ibadihi ‘ulama, sesungguhnya yang takut kepada Allah hanyalah ulama. Ayat ini didahului dengan ayat-ayat menerangkan tentang bagaimana Allah menciptakan manusia dan makhluk-makhluk yang lain. Berarti istilah “ulama” tidak hanya monopoli orang-orang yang menguasai ilmu-ilmu keagamaan.

Karena itu dalam ayat tadi, surah al-Anfal, disebutkan dalam uslubul syarthi, jika kalian bertakwa kepada Allah maka Allah akan menjadikan untukmu furqon. Diantara tafsirnya adalah ilmu pengetahuan yang bisa membedakan yang hak dan yang batil dan seterusnya. Disini Allah mengatakan, jika kalian bertakwa maka Allah akan memberikan ilmu kepada kalian. Bukan sebaliknya, jika kalian berilmu maka kalian akan bertakwa.

Karena dalam kenyataan yang kita lihat sekarang, banyak orang-orang yang berilmu tapi tidak bertakwa. Tetapi orang yang bertakwa pasti berilmu, hanya saja kadar ilmu yang dimiliki tidak sama, karena tergantung dimana dia sungguh-sungguh belajar untuk mendapat ilmu Allah tadi.

Demikian pula, ilmu pengetahuan yang dikuasai juga tidak sama. Ada ulama yang menguasai ilmu-ilmu agama Islam, juga ada ulama yang menguasai ilmu-ilmu sains dan teknologi. Kita umat Islam membutuhkan ilmu pengetahuan untuk menunjang kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Masalahnya, kita tidak mungkin pada zaman ini menguasai semua ilmu. Beda dengan ulama-ulama kita terdahulu, seperti Ibnu Sina, ar-Razi.

Kita sekarang, mungkin karena keterbatasan waktu atau hal lain, kita tidak mungkin rasanya menguasai semua ilmu. Maka kita harus membagi tugas, ada sekelompok umat Islam yang tekun mempelajari ilmu-ilmu agama, ada yang mempelajari kimia, ada yang tekun mempelajari ilmu sosial, dan lain sebagainya. Karena itu, akhirnya akan kompak kerjasama ta’awun ‘ala al-birr wa at-taqwa.

Saudara-saudara Kaum Muslimin yang Berbahagia

Mudah-mudahan, anak-anak kita kaum muslimin yang saat ini sedang menimba ilmu bisa memahami persoalan yang penting ini. Wahai para pelajar dan santri, silahkan tuntut ilmu sebanyak-banyaknya tapi harus didasari dengan iman dan takwa. Karena ilmu pengetahuan yang bersumber dari iman dan takwa akan menghasilkan ilmu yang manfaat, sebagaimana surah al-Anfal ayat 29 tadi. Wahai para guru, silahkan kalian mengajar kepada para santri dan pelajar, dengan dasar iman dan takwa dengan rasa penuh keikhlasan, dengan itu akan menghasilkan kader-kader mempuni didikannya.

Hadirin yang Berbahagia

Inilah khutbah singkat yang bisa saya sampaikan, semoga ada guna dan manfaatnya. Akhirnya kita memohon kepada Allah Swt. agar berkenan menganugerahi kita ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ واَلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ