Novel Re dan peRempuan karya Maman Suherman. (foto: rara/to)

Adakah dari kita semasa kecil bercita-cita ingin menjadi pelacur? Rasanya semua anak kecil tak pernah mengingkan itu bahkan tak pernah mendengar ada profesi itu di dunia ini. Paling tidak cita-cita anak kecil adalah ingin menjadi dokter, guru, polisi, atau menjadi presiden. Pelacur tak pernah menjadi bagian yang dilirik atau menarik, tetapi realita menampakkan betapa banyak sekali orang-orang yang ‘akhirnya’ memilih jalan itu, perempuan yang melacur. Dan Re, adalah salah satu perempuan itu. Seorang perempuan yang penuh harapan dan cinta, namun terjerat dalam penjara ketidakberdayaan yang membawanya ke dunia pelacuran.

Saya meyakini bahwa setiap perempuan adalah ibu kehidupan. Ini bukan persoalan dari rahimnya terlahir anak manusia atau tidak, tetapi pada hakikatnya begitulah perempuan. Buku besar yang tak pernah selesai untuk dibaca, dunia luas yang mampu menumbuhkan kasih dan cinta seindah purnama, samudera yang kata-katanya sakral bahkan menjadi doa. Inilah yang selalu saya catat terkait perempuan, perempuan adalah makhluk istimewa yang tak pantas ‘dibunuh’ oleh stigma, stereotipe, atau bahkan kehidupan yang diperdayakan oleh keadaan yang tak menawarkan pilihan.

Re; dan peRempuan adalah sebuah novel 18+ yang menceritakan bagaimana seorang perempuan (Re) menghadapi kenyataan hidupnya yang terjebak menjadi pelacur lesbian dan hidupnya berakhir tragis. Novel ini merupakan buah karya Maman Suherman, pegiat literasi yang masyhur dengan aktivitasnya sebagai notulen, sebuah buku yang lahir atas nama penelitian (skripsi) yang membuatnya terseret mendalami kehidupan perempuan itu. Kang Maman (Herman tokoh dalam novel ini) menjadi sopir Re sebagai salah satu cara mendapatkan kebutuhan penelitiannya.

Dalam ceritanya, Re: adalah perempuan yang berasal dari keluarga ningrat. Disebut dalam novel ini, kakek Re: adalah lelaki petualang cinta yang memiliki banyak simpanan di antara istri sahnya. Seperti karma kehidupan sedang keluarga itu terima, keadaan pelik saat tahu Ibu Re: hamil tanpa tahu siapa lelaki yang telah menghamilinya. Terjadi pro kontra antara kakek dan nenek Re: dalam persoalan itu, hingga akhirnya Ibu Re: dengan dukungan sang ayah (kakek Re:) tetap memilih melahirkan anak tanpa dosa itu ke dunia ini.

Namun siapa nyana, umur sang kakek tak panjang, di saat itu pula hubungan antara nenek dan Ibu Re: semakin memburuk, termasuk atas kehadiran gadis cantik yang disebut Re: seorang balita yang tak lebih terlihat najis dan haram di mata sang nenek.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Tak hanya itu, ujian bertubi-tubi datang saat Ibu Re terserang penyakit dan akhirnya meninggal dunia. Yah, dunia Re: kesepian. Dunia tanpa seseorang yang punya cinta untuk dirinya. Meski begitu ia tetap tumbuh dan hidup bersama sang nenek. Seseorang yang membenci keberadaannya.

Singkat cerita Re: tumbuh menjadi dewasa, dan kehidupan yang tak adil pernah menimpa Ibunya juga menimpanya. Re: hamil entah dengan lelaki yang mana. Sebab Re: memang menjalin hubungan tak hanya dengan satu lelaki. Kondisi itu membuatnya kalut, takut, bahkan tak mungkin bertahan di rumah bersama neneknya, hingga akhirnya ia memilih ke Jakarta. Sayang sekali, kerasnya kehidupan di Jakarta tak menerima kehadirannya dg sopan dan bijaksana.

Re: dipertemukan dengan seorang perempuan bertopeng baik, sebut saja Mami Lani yang menyelamatkannya hingga lahirnya gadis mungil yang ia beri nama Melur. Setelah kelahiran itu selesai, kehidupan baru dimulai. Re: dipaksa keadaan menjadi pelacuran lesbian, itu adalah satu-satunya cara ia bisa tetap hidup di bawah keangkuhan mami Lani.

Bayi mungil yang lahir dari rahim Re: dititipkan pada orang lain, ia tak ingin putrinya kelak tahu bahwa ibunya adalah pelacur. Re: ingin anaknya tumbuh baik, seperti anak-anak yang lain. Anak-anak yang layak menikmati hidup dan punya impian indah untuk mensyukuri hidup. Re: tak ingin hidupnya direinkarnasi oleh anaknya. Begitu sayangnya ia pada sang anak, diam-diam ia selalu memberi hadiah, mengintip hanya untuk sekadar tahu bahwa buah hatinya tumbuh baik dan bahagia. Hingga di sela-sela itulah kehadiran Herman memberi warna dalam hidupnya. Meski sayang sekali, semua itu tak mengubah nasib akhir Re: yang mati sama persis seperti kematian Sinta, sahabat karibnya di lokasi Mami Lani.

Sependek membaca novel ini, yang ada di pikiran saya sangat kompleks. Ada banyak sudut pandang yang bisa menyita fokus analisa kita dalam beberapa isu. Pelacuran, pembunuhan, dan lain-lain. Tetapi dalam hal ini saya lebih tertarik bagaimana cara Re: memberi cinta pada anak gadisnya yang tentu tak tahu apa-apa dan tak memiliki dosa atas kelahirannya. Sekali lagi, setiap perempuan adalah Ibu kehidupan. Cinta tulus Re: doa-doa dan keyakinan Re: pada Tuhan, membuka halaman baru untuk saya bisa melihat sisi lain dari sosok (yang mungkin di mata banyak orang) menjijikkan (dalam hal ini bukan berarti saya sedang membenarkan).

Terlepas dari isi cerita, novel ini begitu menginspirasi bagi mahasiswa semester akhir untuk menjadikan karya ilmiah berupa skripsinya menjadi sebuah karya berwujud buku. Barangkali ini bisa menjadi trik semangat menyelesaikan penelitian, karena setelah bersusah payah menghadapi drama dengan dospem, skripsi yang dicetak menjadi buku ini bisa jadi mengantarkan penulis menyelami dimensi kepenulisan. Syukur-syukur bukunya menjadi best seller dan inspiratif, tentu menambah keistimewaan.

Barangkali ada sudut pandang berbeda saat kamu yang membacanya, mari dibaca dan boleh kita berdiskusi sambil ngopi 😌.

Judul Buku      : Re: dan peRempuan

Penulis             : Maman Suherman

Penerbit           : Imprint KPG

Tahun Terbit    : Cetakan Ketiga, September 2021

Tebal Buku      : vi + 330 hlm

ISBN               : 978-602-481-562-2

Pengulat          : Rara Zarary