Alumnus Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng, Khoirul Anwar saat membacakan puisinya di mimbar penyair Tebuireng. (foto: albi)

Tebuireng.online– Hari ke-3 Festival Pesantren Tebuireng 2024, mempersembahkan Mimbar Penyair Tebuireng. Event ini diikuti ratusan santri yang berlangsung di halaman MA Perguruan Muallimat Cukir Jombang, Jumat (3/5/2024).

Mimbar Penyair menampilkan berbagai penyair dari santri, alumni, hingga penyair nasional D. Zawawi Imron. Adapun penyair lain yang ikut tampil adalah:  Pof. Abdu Haris, M. Faizi, Nasruddin Ansori, Hasan Turki, Khairul Anwar, Martina Susanti, Chamim Kohari, Iqbal Sapujagat, M. Ghufron, Ahmad Najad, Fahira H Nufus, Ghaitsa Fauziyah, Daffa Afif, dan Madiana Hima.

Pada acara luar biasa itu, ada 1 sastrawan yang berpenampilan nyentrik saat membaca puisi, ia adalah Dr. Khoirul Anwar, alumni Tebuireng dan juga alumni Universitas Hasyim Asy’ari. Pada moment ini ia mengungkapkan telah menekuni dunia seni itu sejak kecil kalau orang jawa bilang “Gawan Bayi” beliau bercerita saat kelas 5 SD sehabis sunat uang hasil pesangon dari tamu dibelikan gitar untuk beliau buat musikalisasi puisi.

“Saat itu kls 5 SD sunat to, terus uangnya tak buat beli gitar terus latihan musikalisasi puisi yang diilhami dengan karyanya Khoiril Anwar yang berjudul “AKU”. Dari situ saya ingin melanjutkan karya beliau membuat puisi kemanusiaan, kebangsaan, dan kehidupan,” tutur Khoirul Anwar saat di wawancarai.

Ia mengaku, tanpa disadari dirinya mengidolakan seorang sastrawan yang namanya hampir sama, dan itu yang menjadi salah satu semangat dalam menekuni dunia seni. Satu semangat yang lain dan terbesar yakni dari mbah hasyim.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Perjuangan beliau yang mnjadi motivasi dan inovasi bagi saya dalam berkarya seni, sastra teater musik tari sinematografi. Pada Saat mbah Yusuf Hasyim bermain film Wali Songo disitulah inspirasi saya menekuni dunia seni budaya,” ungkapnya.

Ia juga menceritakan bahwa motivasinya sebenarnya terinspirasi dari dzurriyah pondok Tebuireng, termasuk Gus Dur. “Beliau-beliau lah yang membuat saya semangat dan senang menjalani kehidupan mealui media seni budaya.” tuturnya.

Pewarta: Albii