Sumber gambar: https://www.dream.co.id/jejak/5-fakta-menarik-seputar-ramadan-di-korea-1507143.html

Oleh: Rizki Hanivan*

Berpuasa di negera yang muslimnya menjadi minoritas tentu sangatlah berbeda. Berbagai kesulitan mereka alami selama menjalani ibadah selama bulan Ramadan khususnya. Hal semacam itu biasa dialami oleh kaum muslimin yang tinggal di Korea Selatan.

Di negara penghasil K-Pop dan Drakor  ini, masih banyak sebagian warga Korea Selatan yang tidak mengetahui apa itu Ramadan. Sehingga sebagian dari mereka merasa aneh apabila melihat orang  muslim yang tidak makan dan minum sampai berminggu-minggu. Ditambah lagi, semua restoran di Korea Selatan tetap buka selama Ramadan. Berbeda dengan di Indonesia, di mana ada sebagian warung/restoran yang tutup selama Ramadan atau minimal menutupnya dengan tirai.

Lama puasa di Korea Selatan dalam sehari hampir mencapai 17 jam. Tapi apabila melihat suhu di Korea yang berkisar diantara 17-25 derajat celcius, cuaca sejuk, dan matahari yang tak terlalu terik menjadikan rasa haus tak begitu terasa. Tapi bila Ramadan tiba saat musim panas, maka kira-kira suhu saat itu akan mencapai 28-35 derajat Celcius.  Ketika mencari makanan halal di Korea Selatan susah-susah gampang untuk mencarinya.

Di Korea Selatan sekarang, mulai tumbuh restoran-restoran halal. Tentu yang paling umum adalah kebab Turki. Selain itu, di Asia Mart menyediakan juga makanan-makanan halal. Makanan-makanan khas dari negara lain seperti Pakistan, Malaysia, hingga Indonesia banyak dijual di wilayah Itaewon-dong yang banyak dihuni oleh komunitas Muslim. Untuk WNI yang tinggal disana, KBRI juga mengadakan buka bersama setiap tahunnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Setiap Ramadan, masjid-masjid akan ramai dikunjungi oleh muslim Korea. Mengingat jumlah mereka masih sangat sedikit di sana. Sehingga akan terasa sangat ramai sekali keadaan di kawasan masjid. Masjid yang biasanya paling ramai saat Ramadan adalah Masjid Central Seoul. Masjid ini bukan hanya dinikmati muslim Korea, tapi juga muslim dari berbagai negara. Di Korsel, banyak sekali komunitas muslim. Setiap komunitas muslim mempunyai masjidnya sendiri-sendiri.

Menurut Ustadz Samsum Arifin, Ketua Dewan Komunitas Muslim Indonesia, lebih dari 50 masjid dan mushala di Korea Selatan dikelola oleh komunitas Muslim Indonesia. Sampai saat ini, berbagai ruang publik seperti bandara mulai menyediakan tempat ibadah untuk memudahkan komunitas muslim. Bahkan ada pula hotel yang menyediakan praying room di tiap lantai hotel.

Selama Ramadan, masjid-masjid di Korsel akan menyediakan hidangan berbuka puasa bagi para Shaimin. Uniknya mereka tidak hanya menyajikan makanan-makanan khas Korea. Pengurus masjid akan menyajikan makanan dari berbagai negara secara bergilir, mengingat kebanyakan masyarakat muslim Korsel adalah pendatang.

Untuk mempererat hubungan antar sesama muslim di sana. Setiap Ramadan, Masjid Central Seoul akan mengadakan sayembara MTQ tiap hari Jumat.

Pada bulan yang istimewa ini pula, muslim Korea menjadikan bulan ini menjadi waktu untuk berkumpul bersama. Dengan mengadakan buka puasa bersama hingga ta’lim bersama. Acara seperti ini tidak hanya dilakukan di Kota Seoul, namun juga di Busan dan kota-kota lainnya.


*Penulis adalah Mahasiswa PBA Unhasy Tebuireng Jombang. Tulisan ini disarikan dari berbagai sumber.