Pembina dan pengurus Forum Pondok Pesantren Sumatera Selatan (Forpess) dengan para pimpinan Pesantren Tebuireng usai dialog interaktif mengenai sistem pendidikan pesantren, pada Sabt (17/11/2017) di Aula lantai 3 Gedung KH. M Yusuf Hasyim Pesantren Tebuireng. (Foto: Raihan Bagas Mahardika).

Tebuireng.online– “Ilmu itu dicari, dipahami, diamalkan lalu disebarluaskan”. Mungkin ini telah dipahami secara mendalam oleh para pimpinan Pesantren Tebuireng. Terbukti dengan banyaknya kunjungan berbagai macam kalangan dari seluruh Indonesia, bahkan dari Mancanegara, ke pesantren yang didirikan oleh Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari ini.

Pada Sabtu (18/11/2017) Pesantren Tebuireng Jombang menerima tiga tamu secara beruntun, yaitu dari IQMA UINSA Surabaya, mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya, dan yang terakhir dari Forum Pondok Pesantren Sumatera Selatan (Forpess). Para Pimpinan Pondok Pesantren se-Sumatera Selatan itu, bertandang ke Pesantren Tebuireng guna silaturahim, ziarah, dan juga studi banding dengan mempelajari sistem pendidikan yang diterapkan di Tebuireng.

Rombongan datang pukul 19.00 WIB malam, dan langsung diarahkan menuju Aula Bachir Ahmad Gedung KH. M. Yusuf Hasyim lantai tiga. Para tamu disambut oleh para pimpinan Pesantren Tebuireng, di antaranya adalah Perwakilan Keluarga Tebuireng, KH. Irfan Yusuf, Kepala Pondok Putri KH. Fahmi Amrullah Hadzik, Pengurus Malis Tahkim Ust. Jauhari Sidroh, Kepala Madrasah Mua’llimin, Ust. Su’udi, Kepala Pondok Putra, Ust. Iskandar, Wakil Kepala Pondok Putra, Ust. Habib dan petugas Ruang Tamu Ust. Syamsul Fauzy yang juga bertindak sebagai pembawa acara.

Dalam sambutannya, Ketua DPP Forpess, Ustadz Susi Indrawanto, menjelaskan tujuan dari kunjungan para kiai dan ulama di Sumsel tersebut ke Tebuireng, yaitu selain untuk silaturahmi juga untuk mempelajari sistem pendidikan di Pesantren Tebuireng, baik pendidikan pondok maupun sekolah formalnya. Selain ke Tebuireng, lanjutnya, dalam agenda tur studi kepesantrenan ke Jawa Timur ini, rombongan juga berkunjung ke Sidogiri dan akan meneruskan perjalanan ke Pondok Modern Gontor Ponorogo.

Atas nama Dewan Pembina Forpess, KH. Mudrik Qori’, menjelaskan bahwa Pesantren Tebuireng adalah pesantren yang penuh karomah, sebab pendirinya adalah ulama yang luar biasa hebat dalam berjuang melawan kemaksiatan, dominasi ekonomi Belanda, hingga melawan pendekar-pendekar hitam di sekitar Tebuireng ini. “Semoga kedatangan kami membawa manfaat. Amin,” harap Pengasuh Pesantren al Ittifqiyah Ogan Ilir itu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mewakili Pengasuh Pesantren Tebuireng yang berhalangan menyambut, KH. Irfan Yusuf (Gus Irfan) menjelaskan selayang pandang Pesantren Tebuireng, mulai dari cuplikan sejarahnya, jumlah santri yang mondok di Tebuireng, sistem pengajian yang digunakan, dan juga unit pendidikan formal yang ada Tebuireng di bawah naungan Yayasan KH. Hasyim Asy’ari.

“Untuk guru di Tebuireng ada sekitar 300 orang. Kita usahakan mereka, walau bukan lulusan Tebuireng, tapi mereka memiliki basis pendidikan pesantren. Karena seperti yang kita tahu mendidik santri dan bukan santri itu berbeda,” terang putra pejuang kemerdekaan, KH. Muhammad Yusuf Hasyim itu. Beliau juga mengungkapkan, Tebuireng setiap tahunnya terus mengalami perkembangan dan selalu melakukan evaluasi tahunan untuk mengukur posisi kualitas.

Acara disambung dengan mauidhah hasanah yang disampaikan oleh KH. Agus Fahmi Amrullah Hadzik (Gus Fahmi), dengan gaya khas beliau, yakni menyisipkan cerita penuh hikmah. Dalam kesempatan itu, Gus Fahmi mengajak para hadirin untuk menjalin persatuan seperti yang diajarkan oleh Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari. Gus Fahmi mengingatkan hadirin tentang banyak pertikaian dan konflik berdarah di Timur Tengah, seperti Syiria, Irak, dan  negara lainnya.

“Kita di Indonesia ini, bukan hanya seorang muslim, kita dididik juga untuk mencintai negara, untuk hubbul wathan. Walau bukan hadis, kita pegang ‘hubbul wathan minal iman’, karena Nabi SAW sangat mencintai tanah kelahirannya, Mekkah,” ungkap salah satu cucu Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dari jalur Nyai Hj. Masruroh itu.

Setelah mauidloh hasanah, acara dilanjutkan dengan tanya jawab seputar Pesantren Tebuireng. Para tamu rombongan terlihat sangat antusias untuk bertanya-tanya kepada para pimpinan Pesantren Tebuireng, bahkan ada salah satu yang mengaku bahwa ia pernah dekat dengan KH. M. Yusuf Hasyim.

Setelah pertemuan dan dialog selesai, pihak Pesantren Tebuireng menyerahkan cinderamata Profil Pesantren Tebuireng kepada pihak Forpess. Kemudian, para tamu foto bersama para pimpinan Pesantren Tebuireng. Kunjungan diakhiri dengan ziarah ke makam dzurriyyah Pesantren Tebuireng. Rombongan meninggalkan Tebuireng pada sekitar pukul 20.00 WIB malam usai Shalat Isya’.


Pewarta:            Rihlana Adhian Ghuvara

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin