tebuireng.online- Rabu(31/08/2016) SMA Trensains kedatangan tamu istimewa. Adalah Prof. Dr. Mohammad D. Al-Amri diundang sebagai pemateri stadium general yang diadakan di balai diklat kader Pesantren Tebuireng. Acara ini diikuti oleh sejumlah siswa SMA Trensains dan juga tenaga pengajar disana, sekitar pukul 11.00 WIB.
Prof. Dr. Mohammad D. Al-Amri memberikan materi mengenai konsep kuantum kriptologi. Materi ini memang masuk ke dalam bidang IPA, merupakan perkembangan dari ilmu fisika kuantum.
Para siswa dikenalkan oleh beliau tentang sejarah Islam mengenai ilmuan muslim yang berjiwa sains dan menjadi rujukan ilmuan di Eropa. Seperti al-Kindi filsuf Arab yang terkenal dalam bidang matematika, Ibnu Sahl terkenal sebagai fisikawan terutama optik, matematika, dan geometri. Semua itu beliau paparkan menggunakan pengantar bahasa inggris.
“The simple setup works like this: A photon leaving Alice’s station can, on Bob’s end, have its polarization state switched or kept the same, meaning that Bob has the choice of either absorbing the bit of information or not absorbing it. Depending on Bob’s choice, different detectors are set off on Alice’s end. Alice can figure out Bob’s choice by checking her own detectors. The result: Communication was exchanged between Alice and Bob, but the photon never left Alice’s station”, sebut beliau menggambarkan komunikasi kuantum.
“The concept of two parties communicating without exchanging particles is mind-boggling and highly counterintuitive,” ucap Mohammad Al-Amri dari Pusat Nasional KACST untuk Matematika dan Fisika. “It raises interesting questions: How could Alice sense Bob’s moves when her photon never left her station?”, tambah beliau.
Menurut pria berdarah Arab ini, “kuantum kriptografi juga mampu memecahkan masalah distribusi kunci. Salah satu pihak yang berkomunikasi akan mengusulkan kunci dengan mengirim sejumlah foton dengan polarisasi acak. Foton-foton tersebut kemudian digunakan untuk menghasilkan sederetan angka. Jika key tersebut sempat diambil oleh pihak lain, foton yang sampai akan mengalami perubahan, sehingga keberadaan eavesdropper dapat terdeteksi. Pengirim kemudian dapat mengirim lagi kunci lain. Jika kunci telah diterima dengan aman, kunci tersebut digunakan untuk me-enkripsi pesan yang kemudian bisa dikirim dengan sarana komunikasi biasa.”
Selepas menyampaikan materi, ada sesi pertanyaan untuk para audience. Ada pertanyaan bagaimana bertukar informasi dengan sistem bilangan biner, apakah ada perubahan dari angka dan bahasa. Dan juga ada dari siswi mengenai bagaimana konsep menggunakan angka barcode. Beliau menanggapi bahwa pembahasan ini bisa berlanjut menjadi satu semester nantinya.
Tampak hadir dalam acara itu Pak Agus Purwanto, D.Sc, pendiri Trensains beserta rombongan, salah satu anggota rombongan yaitu Dr. Bintoro AS. Pak Kusnadi Mudir bidang Pendidikan dan Gus Irfan Yusuf. Acara acara berlangsung hingga pukul 12.00 WIB lebih, dan ditutup dengan doa oleh pak Agus. Sehabis acara para tamu dan prof Mohammad D. Al-Amri melakukan ramah-tamah dan dilanjutkan makan siang. (Sutan /Aldo)