Oleh: Nur Indah*

Beberapa akhir pekan ini terdapat berita yang menjadi isu lama, rasisme dan diskriminasi yang terjadi di Amerika atas kematian seorang pria kulit hitam, George Floyd, misalnya. Satu kelompok yang cenderung fanatik kepada kelompoknya sendiri dengan tidak menghiraukan kelompok yang lain yang dianggap tidak layak dengan kelompoknya.

Makna rasisme sendiri adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu bahwa suatu ras tertentu lebih superrior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainya.

Sedangkan makna rasisme di dalam kamus KBBI adalah perlakuan yang berat sebelah terhadap suatu suku yang berbeda. Sangat menyedihkan sekali bukan? Padahal kita sesama umat manusia haruslah menjadi insan yang selalu menghidupkan kedamaian bukan pertentangan, maka penting bagi kita semua untuk menumbuhkan nilai – nilai bagaimana perbedaan tersebut, karena berbeda itu sudah menjadi hal yang biasa bagi kita semua baik antar suku, warna kulit, agama dan lain- lainya

Berdasarkan isu – isu yang beredar saat ini, sangatlah menjadi dampak negatif kepada salah satu ras yang didoktrin berbeda dari ras yang lainnya yang yang menjadikan timbulnya sikap – sikap yang kurang berkenan seperti lebih menganggap unggul ras sendiri dan menghiraukan ras yang lainya, menjadikan pemecah dari satu kesatuan yang harusnya utuh, kurangnya rasa menghargai suatu perbedaan, timbulnya kerusuhan dimana – mana dan masih banyak lagi dampak – dampak negatif dari adanya paham rasisme ini.

Melihat banyaknya dampak yang merugikan yang dirasakan bukan hanya oleh satu golongan saja tetapi juga pihak golongan lainya maka ada baiknya untuk menghilangkan rasisme di sini adalah dengan menanamkan sikap toleransi antar sesama manusia.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi yang berasal dari kata “toleran” itu sendiri berarti bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan), pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan sebagainya) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.Toleransi juga berarti batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan. Secara bahasa atau etimologi toleransi berasal dari bahasa Arab tasamuh yang artinya ampun, maaf dan lapang dada.

Dalam menanamkan sikap toleransi antar sesama kita dapat lebih mengerti atau paham nilai keberagaman sehingga tidak sampai ada kesimpulan yang salah bahwa perbedaan yang ada tersebut membuat seseorang atau sekelompok orang menjadi lebih baik atau menjadi lebih unggul dari yang lain.

Tidak cukup menanamkan rasa toleransi antar sesama untuk menghilangkan paham mengenai pembedaan sikap terhadap kelompok masyarakat yang mana terdapat satu kelompok yang cenderung fanatik kepada kelompoknya sendiri dengan menghiraukan kelompok yang lain yang dianggap tidak layak dengan kelompoknya, di sisi lain kita juga harus menumbuhkan sikap solidaritas antara kelompok kita dengan kelompok lainya atau ras lainya guna mempererat hubungan tanpa adanya berat sebelah antar kedua kelompok atau kedua ras tersebut.

Oleh karena itu dalam menanggapi paham rasisme di sini harusnya dapat menanamkan sikap “Agree in Disagreement “ (setuju di dalam perbedaan) adalah prinsip yang selalu didengugkan oleh Mukti Ali.

Perbedaan tidak harus ada permusuhan, karena perbedaan selalu ada di dunia ini, dan perbedaan tidak harus menimbulkan pertentangan. Dan yang perlu kita ingat sekali lagi bahwasanya di dunia ini kita semua berbeda dan tidak ada satupun orang yang sama.


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari