Tebuireng.online— Berawal dari kegelisahan berkurangnya peminatan santri-santri dalam dunia literasi, Tim Redaksi Majalah Tebuireng menggelar pelatihan yang disebut Sekolah Menulis. Hal ini disampaikan oleh Koordinator Sekolah Menulis, Wahyu usai resmi membuka pelatihan itu via zoom meeting, pada Sabtu (3/8/2024).
Selain alasan penurunan minat santri di dunia literasi, Mahasiswa yang sedang menempuh Pendidikan Magister di UIN Malang itu menyebut, bahwa sudah saatnya Tim Media Grup Tebuireng membentuk bibit unggul untuk regenerasi di bidang literasi.
“Karena memang sudah waktunya regenerasi kader di tubuh tebuireng media grup,” imbuhnya melalui chat via WhatsApp, (3/8).
Sehingga, maka atas dasar dua hal tersebut pihaknya berharap, dapat memunculkan kader-kader intelektual organik yang betul-betul dapat mendakwahkan dunia literasi secara utuh.
“Di luar sana kami masih menemukan pemaknaan literasi hanya pada term membaca dan menulis, padahal yang penting ialah pemahaman,” terangnya.
Merespons hal ini, Pimpinan Redaksi Majalah Tebuireng, M. Syahrul Ramadhan juga menyampaikan harapan besarnya atas terlaksananya sekolah menulis ini.
“Besar harapan semoga program ini bisa mengkader penulis-penulis hebat di masa yang akan datang,” ungkapnya menyambut puluhan santri sekolah menulis via zoom meating. Ia berharap sekolah menulis ini menjadi amunisi bagi santri dan peserta untuk merawat literasi pesantren.
Program ini diikuti oleh para peserta dari banyak latar belakang instansi yang berbeda. Bryan Bernadine selaku mahasiswa aktif Universitas Airlangga juga ikut serta dalam menyuksekan terselenggaranya kegiatan ini. Dari banyak benefit yang didapat, para peserta berkesempatan magang di Majalah Tebuireng dan tentulah ini menjadi hal yang pantas untuk dikejar karena selain kita bisa berkontribusi kita juga sekalian bisa mengabdi untuk pesantren.
Baca Juga:
Semangat Dakwah, Santri Harus Paham Literasi Digital
Menyoal Literasi Digital di Pesantren
“Saya ingin menjadi seorang yang bisa memberi manfaat lewat tulisan, tentunya saya sangat antusias dan terbantu sekali dengan adanya program Sekolah Menulis ini,” ungkap Bernadine dalam forum itu.
Untuk diketahui, program sekolah menulis ini dilaksanakan sebanyak 12 kali pertemuan yang dimulai sejak 3 Agustus 2024 hingga 31 Agustus 2024 yang diisi oleh beberapa pemateri, seperti: M. Septian Pribadi, penulisan esai. Munawara, penulisan cerpen. Dr. Abdullah Hamid, penulisan opini. Lalu Maria Ulfa Fauzi, penulisan isu-isu perempuan.
Pewarta: Chaca