
Oleh: Dimas Setyawan*
Senjaku yang manis
Hai…
Aku ingin bercerita
tentangmu,
Tentang kecantikan mu yang tiada tara
yang mempesona siapa saja
Senjaku yang manis
Sesekali aku berjalan
di bawah keelokan warnamu
Menelusuri jengkal demi jengkal cantikmu, memandang takjub pesonamu
tak kunjung jua
hilang, rasa kagumku padamu
Senjaku yang manis
Berjalan di bawah naungmu
membawaku bertemu sepasang kekasih
Mereka sedang memandu kasih
Itu
Bapak dan anak,
menuju masjid guna bersembahyang
Bertatap wajah dengan pemuda
Bersama kopi di gengaman tangan
Senjaku yang manis
Perjalanan ini terus berlanjut
Sampai pada titik
Dimana aku berjumpa anak-anak
yang tak menahu arah pulang
bila azan maghrib berkumandang
Menemukan penjuang jalanan dengan keringat bercucuran
menghadapi mancetnya jalanan, pagi dan petang menjelang
Sehingga aku merasa iba takala memandang
Senjaku yang cantik
Pesonamu elok nan indah
mengumpulkan mereka yang menari-nari akan kerasnya kehidupan
Memikul tanggung jawab sedemikian hebat, bergemuruh dan menekan
Senjaku yang manis
Paras tak abadi
tapi timbulkan senyum tiada hari
Senjaku
Genggamlah tubuhku
peluklah jasadku
bawalah ragaku
berdua, bersamamu
Bersama keindahan orang-orang
Yang memandangmu
Padamu senjaku yang manis
Aku kisahkan semua ini
*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.