tebuireng.online – Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Pengurus Jurusan Madrasah Aliyah Khusus Keagamaan (MAKK) di Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah (MASS) Tebuireng, menggelar acara Seminar Keagamaan yang mengusung tema ‘Dengan Memperingati Maulid Nabi, Mari Kita Tingkatkan Kualitas Keilmuan Keagamaan MAKK’, pada Selasa (31/01/2017) bertempat di Gedung Aula KH. M. Yusuf Hasyim Lantai 3.

Seminar yang dimulai pada pukul 09.30 – 12.30 WIB tersebut, menghadirkan segenap pimpinan meliputi : Kepala Pondok Putra Pesantren Tebuireng, Ustad Iskandar, S.HI, Kepala MASS Tebuireng, M. Sholahuddin, M. Pd, dan Penasehat MAKK, KH. Ainun Na’im, M. Pdi. Selain itu, turut serta pula jajaran tenaga pendidik di lingkungan pesantren Tebuireng serta seluruh siswa-siswi MASS Tebuireng yang berjumlah total peserta seminar sekitar 300 orang.

Di dalam sambutanya, bapak M. Sholahuddin, M.Pd, mengingatkan kembali visi diadakannya jurusan MAKK di MASS Tebuireng, “Program yang telah dicanangkan pada kalian merupakan program wajib. Dengan adanya jurusan MAKK, ditujukan sebagai kaderisasi ulama masa depan. Tidak bisa kita berleha-leha, setiap waktunya harus ada yang baru sebagai kader ulama masa depan,” tutur Kepala Madarasah Aliyah Tebuireng tersebut.

Dr. KH. Miftahurrohim Syarkun, Lc. M.HI, turut hadir menjadi pembicara atau narasumber bersama Pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawaroh, KH. Moh. Farid Zaini, Lc. M.HI, serta Wakil Kepala Bidang Kurikulum MASS Tebuireng, Ahmad Roziqi, Lc. M.HI, sebagai moderator.

Sebelum masuk pada pembahasan, Dr. Miftahurrohim bercerita tentang pengalamannya dulu ketika masih menempuh pendidikannya di Terbuireng. Beliau sejak di MTs. Tebuireng sudah mulai belajar Kitab Fathul Qorib; suatu kitab kuning yang sangat relevan di pesantren-pesantren yang ada di Indonesia. Selanjutnya, alumnus Tebuireng ini juga bercerita tentang suka-duka dan lika-liku perjalanan beliau dari Tebuireng hingga menjadi doktor dengan melewati berbagai pengalaman di berbagai mancanegara.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Menurut Pembantu Rektor III Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) ini, lulusan MAKK harus menjadi lulusan yang layak untuk menjadi seperti ketua MUI, Ketua PBNU, dan ketua-ketua yang lain. Intinya, menurut dosen Universitas Teknologi Malaysia (UTM) ini, lulusan MAKK harus bisa menjadi pemimpin. Minimal bisa menjadi orang yang memiliki peran penting di masyarakat. Selain itu, untuk mewujudkan harapan tersebut, calon alumnus MAKK harus diberi pemahaman yang matang akan keagamaan di samping juga harus disertai dengan tirakat. “Fathul Qorib, Jam’ul Jawami’, Mutammimah, dan Tafsir Jalalain,” ungkap beliau menjelaskan standar kriteria lulusan Tebuireng, khusunya lulusan MAKK. Candaan dan tawa bersanding dengan KH. Moh. Farid Zaini yang turut menghiasi dialog ini seringkali mengundang tawa dari seluruh peserta seminar.

Pembicara kedua, Dr. KH. Moh. Farid Zaini, Lc. M.HI, juga turut bernostalgia dari pengalamannya dulu ketika nyantri di Tebuireng hingga menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawaroh. Alumnus Tebuireng yang satu ini menjelaskan tentang standar apa yang harus dipelajari oleh para calon penerus perjuangan bangsa, khususnya sebagai calon alumnus Tebuireng. Menurut beliau, santri yang penting jangan melupakan barokah. Tirakat atau riyadloh menjadi hal yang penting dalam penggapaian kebarokahan. Di samping itu, santri tidak diperkenankan melanggar aturan pondok, jika memang ingin mendapatkan kebarokahan. Salah satu kunci dalam meraih kebarokahan di Tebuireng, menurut beliau, adalah sering-sering berziarah ke makam KH. Hasyim Asy’ari. Kiai Farid sendiri selama di Tebuireng tidak pernah meninggalkan keistiqomahannya dengan setiap hari berziarah ke makam Pendiri Pondok Pesantren Tebuireng tersebut.

“Jadilah ulama yang intelektual atau intelektual yang ulama,” ungkap Kiai Farid di akhir paparannya yang juga merupakan pesan beliau kepada seluruh peserta khususnya siswa-siswi MAKK untuk menjadi pribadi seperti yang dipesankanya.

Kedua pembicara dalam seminar keagamaan kali ini merupakan potret lulusan Tebuireng yang telah sukses menempuh pendidikannya serta menggali pengalaman di berbagai negeri.

Selanjutnya, dialog dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan ditutup dengan penyerahan cinderamata oleh Ahmadhika, selaku Ketua MAKK kepada kedua pembicara serta moderator. Setelah seluruh pembicara dan pimpinan serta tamu undangan meninggalkan lokasi acara, seluruh peserta asyik mengabadikan momen ini dengan berfoto bersama di tempat yang disediakan oleh panitia, yaitu di depan Gedung Aula KH. M. Yusuf Hasyim Lantai 3.


Pewarta : Ananda Prayogi

Editor : Munawara

Publisher : Muh. Sutan