Santri Tebuireng berdoa dengan membacakan Istighosah di malam tahun baru 2018. Mereka memilih berdoa dari pada berfoya-foya dan hura-hura apalagi bermaksiat ria yang kerap terjadi di malam pergantian tahun.

Tebuireng.online— Uforia malam tahun baru masehi tak bisa dielakkan lagi. Seluruh penjuru dunia merayakannya sebagai pergantian tahun dan malam dengan harapan baru. Namun, tak jarang hal-hal negatif terpampang jelas mewarnai perayaan malam tahun baru, seperti foya-foya, hura-hura, bahkan bermaksiat ria.

Sebagai pendidikan moral dan pembentengan dari hal-hal negatif itu, Pengurus Pondok Putra Pesantren Tebuireng mengajak para santrinya membacakan istighosah dan doa bersama di Masjid Pesantren Tebuireng usai shalat Isya, Ahad (31/12/2017). KH Agus Fahmi Amrullah Hadzik juga berkesempatan memberikan wejangan kepada santri terkait tahun baru masehi dalam kacamata Islam.

Dalam kesempatan itu, hadir dan memberikan pengarahan Kepala Pondok Putra Pesantren Tebuireng, Ustadz Iskandar didampingi sejumlah pimpinan, pengurus, pembina, dan asatidz Pesantren Tebuireng. “Tahun baru harus diisi dengan hal-hal positif, tidak berfoya-foya, apalagi melakukan perbuatan maksiat,” pesan Ustadz Iskandar.

Pembacaan istighasah dan doa bersama dipimpin oleh KH. Mustaqim Askan. Ribuan santri Tebuireng memanjatkan doa agar di tahun 2018 nantinya dapat menjadi menusia-manusia yang lebih baik dan diberkan keberkahan.

Salah satu pembina santri, Ustadz Ari Setiawan mengatakan, kegiatan semacam ini sangat bermanfaat untuk mendidik santri, agar nanti ketika dalam kesempatan tahun baru berada di rumah dapat menerapkannya dan menjaga diri dari foya-foya dan bermaksiat ria. “Syukurlah tahun baru meraka di pondok, agar terpantau,” kata ustadz asal Lampung itu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pewarta:            M. Tajuddin

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin