tebuireng.online— Selama tiga tahun terakhir(2013-2014-2015) Pesantren Tebuireng melalui unit Penerbitan melakukan kaderisasi penulis-penulis muda. Sejak di buka sekolah menulis di Pesantren Tebuireng selalu digandrungi para santri. Pada angkatan pertama, pembukaan sekolah menulis diperuntukan bagi santri tingkatan SMA dan Aliyah. Kemudian, angkatan kedua tingkatan Mahasiswa. Di tahun 2015 Sekolah Menulis Jilid III dibuka kembali. Kegiatan rutinan ini secara resmi dibuka kembali dengan kemasan seminar nasional siang tadi (20/03) di Aula Bachir Ahmad Gedung KH. M. Yusuf Hasyim Lt. 3 Pesantren Tebuireng.
Dalam seminar yang mengangkat tema “Santri Melek Media dan Dakwah Via Tulisan” ini, dihadiri 300-an orang, yang terdiri dari pelajar tingkatan SMA, Mahasiswa, dan umum. Tiga narasumber dari kalangan penulis nasional dan wartawan senior, yakni, Dra. Hernani Sirikit, MA. Pendiri Sirikit School of Writing Surabaya, Ahmad Faozan, Direktur Tebuireng Media Group, dan Rojiful Mamduh, Wartawan Radar Mojokerto (Jawa Pos Group).
Sekretaris Yayasan Hasyim Asy’ari, Ir. H. Abdul Ghofar dalam sambutannya memberikan apresiasi yang besar atas terselenggaranya sekolah menulis angkatan ketiga. Selama tiga tahun Komunitas Penulis Muda Tebuireng, Sanggar Kepoedang, mengawal pengkaderan penulis muda secara aktif dikalangan para santri dan mahasiswa yang ada di Tebuireng dan sekitarnya. “Memasuki tahun ketiga berharap bisa terus konsisten”, harap Gus Ghofar.
Sekolah Menulis Jilid III dibuka langsung oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr(HC). Ir. KH. Salahuddin Wahid. Dalam sambutannya beliau menegaskan bahwa menulis merupakan kebutuhan penting bagi santri dan kalangan muda. “Menulis bisa belajar sendiri, namun tentunya lebih baik ada yang membimbing”, terang beliau.
Dalam kesempatan itu, Hernani Sirikit memaparkan bagaimana belajar menulis yang baik dan efektif. Perempuan yang mempunyai nama pena “Sirikitsyah” tersebut memberikan pengarahan kepada peserta untuk menulis mulai dari apa saja yang dialami dalam sehari-hari.
Wartawan Radar Mojokerto, Rojiful Mamduh mengatakan bahwa sudah saatnya penulis muda pesantren mencuat ke permukaan. Menurutnya ketika menulis seorang penulis harus memiliki niat untuk menyajikan bacaan kepada pembaca. “Kalau mau nulis ya harus niat dibaca orang”, ungkapnya.
Direktur Tebuireng Media Group, Ahmad Faozan mengatakan akan terus memberikan ruang terbuka bagi para penulis muda yang ingin menulis di media-media yang berada di naungan TMG, baik Majalah Tebuireng, Pena Santri, maupun Tebuireng Online. Bahkan ia akan memberikan kesempatan kepada para santri khususnya yang ingin menulis buku, Pustaka Tebuireng akan membantu menerbitkan. “Kami siap membantu asal temen-temen memang serius belajar”, ungkap alumnus UIN Sunan Kalijaga tersebut.
Acara ditutup dengan pemberian cinderamata kepada para pemateri. Dilanjutkan dengan sesi foto bersama sebagai kenang-kenangan. Sekolah Menulis Jilid III ini, akan berlangsung selama tiga bulan dengan jadwal setiap hari Jum’at. “Untuk jadwal, materi dan ketentuan-ketentuan lain bisa di-download di tebuireng.online” terang Septian Pribadi, Ketua Panitia Sekolah Menulis Jilid III. (abror)