Suasana registrasi santri baru Pondok Pesantren Tebuireng 2016-2017
Suasana registrasi santri baru Pondok Pesantren Tebuireng 2016-2017

tebuireng.online—Pesantren Tebuireng kembali dipadati santri. Santri-santri baru berbondong-bondong mendatangi Pesantren Tebuireng untuk melakukan registrasi santri baru yang dimulai sejak Jumat (15/6) pukul 08.30 di halaman gedung Yusuf Hasyim.

“Untuk santri tahun ini lebih banyak dari tahun kemarin. Yang tahun kemarin kira-kira 600 santri, tapi sekarang naik menjadi kurang lebih 700 santri,” ungkap Dede Riyanatullah, S.Sy selaku Ketua Panitia. Seluruh wali santri disediakan tempat pengginapan, bagi wali santri putra di wisma Ny. Hj. Sholihah (SH). Sedangkan untuk wali santri putri menempati wisma Saifuddin Zuhri (SZ).

Registrasi ditutup pada Minggu (16/7) pukul 16.00 dan dilanjutkan acara silaturrahmi wali santri dengan pengurus. Acara terbagi menjadi dua tempat, yakni di masjid untuk santri tingkat SMA/MA dan di aula Bachir gedung Yusuf Hasyim lantai 3 untuk santri tingkat SMP/MTS.

Santri yang belum melakukan registrasi nantinya dapat menghubungi pihak Yayasan secara personal. Santri yang masih belum melakukan registrasi ulang, di antaranya 19 santri yang terdaftar di unit SMA, 21 santri MA, 5 santri SMK, 12 santri MTs, dan 1 santri dari SMP.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kekonsistenan perjuangan KH. Hasyim Asy’ari menjadi daya tarik bagi para wali santri untuk memondokkan anaknya ke Pesantren Tebuireng. “Kalau dalam pandangan saya memang dari awal tahu perjuangan alm. KH. Hasyim Asy’ari. (Beliau) memang konsisten mengembangkan ajaran agama Islam artinya melestarikan ajaran agama Islam dengan cara salaf. Dari awal gerakan memang banyak kendala oleh sebab itu ada isu orang negatif, katanya orang NU banyak bid’ah. Cuma saya tak terpengaruh itu, karena kalau kehidupan beragama nafsi-nafsi aja. Kalau mengerjakan kehidupan beragama semata-mata cari ridha Allah,” kata bapak Suherman selaku wali santri dari Khoiruli Ajmala.

“Dalam pendaftaran, alhamdulillah saat saya di sini dipandu oleh panitia, diantar sampai ke tempat asrama anak saya. Di sana ada ustad pembina, saya mendapatkan keterangan yang jelas dan lugas. Dan saya menganggap mereka kepanjangan tangan saya untuk mengawasi anak saya,” pungkas wali santri asal Brebes tersebut.  (Masnun/Fara)