Oleh: Nabila Rahayu*
Banyak sekali tempelan list kegiatan hidup kita yang masih terpajang rapi di barisan dinding-dinding kamar. Mungkin sebagian berjalan lancar dan sesuai dengan alur yang kita inginkan. Tapi mungkin sebagian belum terlaksana dengan apa yang di inginkan atau mungkin belum terlaksana sama sekali. Its oke, kita berhak untuk berencana tapi tak berhak untuk menentukan dan yang berhak untuk menentukan hanyalah tuhan. Jangan lupakan bahwa kita adalah pelakon-pelakon pilihan tuhan. Kita berhak memilih tapi tak harus memiliki.
Kita merasa bahwa diri telah berusaha dengan seoptimal mungkin. Berusaha memberikan yang terbaik. Namun hasilnya malah membuat kecewa. Tak sesuai dengan pengharapan kita. Akhirnya tuhan yang kita salahkan. Berani sekali yah kita menyalahkan tuhan. Padahal kita belum tau skenario apa yang akan tuhan berikan di tahap selanjutnya. Menurut kita pilihan ini baik dan cocok untuk kita, tapi belum tentu menurut tuhan itu baik. Karena rumus kita dengan rumus tuhan itu berbeda.
Dalam diri, pasti pernah merasa bahwa kita dikhianati oleh hasil. Pernah merasa bahwa semua perjuangan kita sia-sia dan tak berguna. Kita pernah mencoba, lalu bangkit bersama dengan kaki yang menopang tubuh, bersama jiwa yang berproses untuk tumbuh, meski kita lagi di posisi jatuh tapi yakinlah, semuanya akan membuat kita tersadar bahwa takdir tak seutuh yang kita mau. Kita sesekali perlu membaca buku takdir.
Mengejanya satu per satu dengan teliti, bila perlu di baca berulang-ulang kali. Agar kita tau alasanya mengapa tuhan tak mengizinkan diri untuk memilikinya, mendapatkannya, atau bahkan meraihnya. Setiap kita pastilah memiliki kacamata. Namun, ternyata kacamata yang kita miliki hanya nampak bias. Sangat terbatas sekali dalam menimbang suatu kebaikan. Berbeda dengan tuhan, maha menetapkan yang terbaik dalam pilihan-Nya.
Semakin kita protes dengan pendapat tuhan, maka diri tak akan pernah bisa ikhlas akan ketetapan takdir yang telah tuhan berikan. Mungkin tuhan tidak sependapat dengan kita karena itulah cara tuhan menjadikan diri kita ikhlas dalam menjalani semua yang telah tuhan berikan.
Apakah kalian pernah merasa sedang berada di fase semua mimpi-mimpi yang direncakan dihancur-leburkan oleh kenyataan? Dan semua susunan rencana hidup berantakan sekali bak kapal yang tengah diombang-ambing oleh dahsyatnya terjangan ombak? Dan kalian harus percaya bahwa bukan itu yang tuhan maksud.
Biarlah tuhan memperbaiki semua runtutan rencana yang telah kita susun rapi. Boleh kita menangis atas pendapat tuhan yang kadang tak sesuai dengan kehendak kita. Tapi kita tak boleh menyerah ataupun kalah. Karena berulang kali pastinya tuhan memberikan yang sangat terbaik dalam kehidupan kita. Tugas kita seorang hamba harus ikhlas dan menerima semua pendapat tuhan.
*Santriwati Pondok Pesantren Putri Walisongo