Gala Premiere Film “Luqothoh” telah berlangsung pada Kamis (2/2/2023) di gedung Yusuf Hasyim Tebuireng Jombang.

Tebuireng.online- Gala Premiere Film “Luqothoh” bersama Pengasuh dan Dzurriyah Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari digelar (2/2/23). Luqothoh merupakan film terbaru yang dirilis oleh Rumah Produksi (Maksi) Tebuireng. Gala Premiere film ini dihadiri oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Mahfudz beserta ibu Nyai Lelly Lailiyah Hakim, Ibu Nyai Farida Salahuddin Wahid, Ibu Nyai Aisyah Muhammad, Ibu Nyai Emma, Ning Acha, Ning Dara, Gus Ipang, serta tamu undangan. 

Dalam sambutannya, Produser Maksi, Amin Zein menyatakan bahwa tanggal 2 Februari ini adalah moment yang tak akan pernah terlupakan, yang mana tepat pada tanggal tersebut kita kehilangan sosok luar biasa yaitu KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah.

“Pada hari ini pula gala premiere film terbaru maksi launching. Sedangkan Maksi itu sendiri  adalah salah satu karya Gus Sholah yang harus tetap dikembangkan. Perlu diketahui bahwa Rumah Produksi yang didirikan oleh Gus Sholah pada tahun 2018 ini sudah banyak meraih prestasi,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu juga, Pria yang juga merupakan Dosen Unhasy itu mengatakan, “kami adalah santri yang ingin menunjukkan bahwa kami bisa dan sama-sama saling support untuk menggagas pemikiran Gus Sholah,” imbuhnya.

Mewakili pihak keluarga, Ibu Nyai Farida juga turut memberikan sambutan. Beliau menyampaikan bahwa Gus Sholah selalu mempunyai gagasan yang bermacam-macam. Setiap hari timbul gagasan baru, setiap hari pula ibu Nyai Farida diajak diskusi. Jika cocok diikuti, jika tidak saya diam saja tapi alhamdulilkah selama ini tidak pernah tidak cocok. 

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Alhamdulillah 52 tahun bisa mendampingi Gus Sholah, runtang-runtung bersama,” ungkapnya. 

Kemudian istri mendiang Gus Sholah tersebut menyampaikan bahwa Maksi merupakan sarana untuk mewadahi bakat santri baik dari tingkat SLTP-SLTA maupun mahsiswa yang ada di bawah naungan pesantren Tebuireng sehingga bisa berdakwah melalui film.

“Adanya maksi agar santri tidak terpengaruh dengan film yg tidak sesuai dengan usianya, jadi daripada terpengaruh mending bikin film sendiri,” tegas beliau. 

Ibu Nyai Farida juga berpesan kepada para santri khususnya Maksi untuk tetap meneruskan gagasan-gagasan yang telah diciptakan oleh Gus Sholah. “Kepada anak-anakku semoga bisa meneruskan gagasan-gagasan Gus Sholah dengan tanpa mengurangi kesibukan yang lain,” pungkasnya. 

Selanjutnya Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Mahfudz mengungkapkan bahwa pada tahun 2018 Maksi didirikan saat itu masih belum ada bahkan sangat jarang pesantren yang memiliki media dan rumah produksi sendiri.

“Skill juga harus ditingkatkan mulai dari film pendek kemudian film berdurasi panjang,” tuturnya.

Terkahir, gala premiere film Luqothoh ini ditutup dengan refleksi 3 tahun wafatnya Gus Sholah yang disampaikan oleh putra sulungnya, yaitu Gus Ipang. 

Pewarta: Rafiqatul Anisah