Pelatihan menulis artikel populer yang diinisiasi tim terbuireng.online berlangsung di gedung Yusuf Hasyim Tebuireng, Jumat (3/2/2023). (foto: magang/to)

Tebuireng.online— Dalam rangka mengasah kemampuan menulis artikel populer, tim Tebuireng Online bersama jurnalis muda Pesantren Tebuireng dan beberapa mahasiswa Unhasy ikuti pelatihan Menulis Artikel Populer, yang diisi oleh Muallifah penulis aktif islami.co, tim Harakatuna, dan Koordinator Puan Menulis. Acara yang diinisiasi oleh tim media tebuireng online ini berlangsung di lantai 1 gedung KH. M. Yusuf Hasyim Tebuireng, Jumat (23/2/2023). Forum tampak seru dibuktikan dengan keaktifan dan antusiasme peserta saat mengikuti praktik menulis di lokasi.

Di awal penyampaian materi, perempuan lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta itu menjelaskan bagaimana korelasi antara agama dengan media. Baginya, peran media tidak sekadar mengamplifikasi konten keagaaman tetapi juga merekontruksi agama di ruang publik. Seperti agama dalam bingkai jurnalisme, di mana ranah jurnalistik di sini berarti peliputan norma-norma yang berbasis sekunder, artinya dalam industri media pembentukan cara pandang adalah ihwal yang lazim.

Selain itu, menurutnya ada pula agama dalam instrumen budaya. Hal itu mengasumsikan bahwa media melalui berbagai simbol yang secara implisit memuat nilai agama, secara sengaja atau tidak memperkuat kehadiran agama dalam budaya dan masyarakat. Dan yang terakhir agama dalam media keagamaan, maksudnya adalah jenis hubungan ini memposisikan ruang media dalam internal lembaga keagamaan.

“Semisal yang di pondok ini mengikuti pengajian Kiai, dari ngaji itu apa yang kita dapat juga bisa kita tulis. Jangan sampai orang-orang luar pesantren yang lebih banyak menulis tentang keilmuan yang sebenarnya otoritasnya ada pada kalangan pesantren, termasuk para santri,” jelasnya.

beberapa peserta pelatihan menulis artikel populer foto bersama usai acara.

Selain membagi tips memakai sudut pandang, ia juga berbagi bagaimana cara mendapatkan ide dalam menulis. Perempuan yang biasa dipanggil Ifa itu, menjelaskan banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk bisa menciptakan tulisan, seperti membaca buku, pengalaman pribadi, travelling, dan pengalaman orang lain.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Banyak sekali cara mendapatkan ide menulis, seperti kita membaca buku kemudian berdiskusi ini akan menambah ilmu baru. Kemudian ide dari pengalaman pribadi, semisal kita menonton bola, kegiatan ini bisa kita tulis jadi artikel menarik dimana terdapat perbedaan antara menonton pertandingan sepak bola di rumah dengan di pondok,” ia mencontohkan.

Selain itu, lanjutnya ada pula tips yaitu travelling, dengan travelling bisa melihat gambar /visual, “dan perlu digarisbawahi bahwa travelling tidak harus pergi jalan-jalan jauh, namun travelling yang dimaksud juga bisa ketika yang di pondok boleh keluar untuk beli cilok dan lainnya,” imbuhnya.

Ia juga menjelaskan bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk menulis, sebab menurutnya apa pun yang kita lakukan selama 60 hari secara berturut-turut maka itulah yang akan menjadi habit kita atau kebiasaan kita.

“Jika kita membiasakan menulis hingga 60 hari, itulah yang akan menjadi kebiasaan kita,” pesannya.

Kemudian Ia juga mewanti-wanti agar kita tidak takut dengan penilaian orang lain karena penilaian dari setiap pembaca itu akan berbeda-beda, “setiap tulisan akan menemukan pembacaannya, Jangan pernah malu untuk sebuah karya yang dihasilkan.” Tutupnya.

Pewarta: Ilvi Mariana