Ilustrasi sahabat saling membantu (gurusiana.com)

Oleh: Lian*

“Tentang sebuah persahabatan dan perpisahan. Semua datang lalu pergi meninggalkan sebuah kenangan yang abadi, lima panca kebahagiaan yang mulai memudar menyisakan keheningan dalam hati. Apakah ini yang dinamakan takdir? Jika ini memang takdir aku berharap kita akan bertemu kembali dalam ketidaksengajaan berikutnya.”

Naufal lalu menutup buku hariannya, dan menatap lurus keluar jendela rumah sakit. Air mata yang tanpa sadar lolos membasahi pipinya. Ia lalu menyeka air mata tersebut dan menarik nafas panjang untuk menetralkan perasaannya kembali. Pintu kamar terbuka terlihat wanita setengah paruh baya menghampiri Naufal yang sedangkan duduk di pinggir ranjang dan menatap keluar jendela.

“Nak.. ayok udah siap kan? Ayah sudah di luar nungguin di mobil, ibu udah selesai bicara dengan dokter dan kamu boleh pulang sekarang,” ujar wanita tengah paruh baya itu dengan lembut.

Naufal lalu beranjak dari tempat tidurnya dan mulai pergi meninggalkan ruangan rawat tersebut. Sudah 1 minggu Naufal berbaring lemah di rumah sakit, dan akhirnya sekarang dia bisa pulang dan tidur di kasur kesayangannya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sesampainya di rumah Naufal langsung membaringkan badannya di kasur, menatap langit-langit kamar, terlintas tentang bayangan 4 sahabatnya, lalu ia meraih ponselnya dan membuka galeri terlihat banyak foto dan video tentang mereka.

Memori ingatannya kembali muncul ketika ia melihat foto sahabatnya yang terlihat senyum lepas menghiasi wajah mereka.

“Ini pas hunting buat ngehibur Fahrul yang lagi galau hahahahaha…” ucap Naufal dengan suara seraknya. Tawa miris terdengar menggema dikamar yang sunyi itu.

Flashback On.

“Udahlah Rul jangan sedih terus.. yok hunting nyari cewek baru buat kamu.” Ujar Alan sambil merangkul pundak Fahrul untuk menghiburnya.

“Beneran ya, ya udah yok!” sahut Fahrul dengan nada bersemangat.

“Bentar, nunggu Riki, dia kebelet mulu, heran aku diboncengin dia malah dikentutin mulu mana bau banget lagi!” ucap Galang dengan muka merah dan betenya yang sedari tadi dikentutin Riki.

“Hahahahhaha….” mereka kompak tertawa.

“Kentutin baliklah Lang…” ucap Naufal sambil menahan tawanya. Tidak lama Riki datang dengan wajah lega sambil elus-elus perutnya.

“Ngetawain apa guys?” tanya Riki yang keheranan melihat para sahabatnya tertawa lepas.

“Ngetawain kau itu yang kentut mulu, heran banyak banget stock gas di perutmu…” jawab Galang dengan nada ketus dan betenya.

“Jangan marah gitulah, salah kau sendiri ngajakin aku makan rujak hehehe…” ucap Riki dengan cengengesan.

“Ya udah ayok berangkat hunting,” seru Alan.

“Hunting kemana? Aku nggak ada uang…” ucap Naufal dengan nada lirih.

“Tenang Fal, ada Alan yang siap jadi bos kita malam ini, iyakan Lan? Hehhehehe…” sahut Fahrul dan mentap Alan sambil senyum mengangkat kedua alisnya.

“Yeeee kau yang galau aku pula yang tekor….” protes Alan ke Fahrul.

Mereka lalu berangkat ke sebuah cafe yang bernuansa islami, mereka memesan minuman dan setelah itu memilih tempat duduk. Tak lama ada seorang wanita cantik berhijab yang menghampiri mereka.

Baca Juga: Persahabatan dalam Keberagaman

“Hai semua…” sapa wanita itu dengan begitu ramah.

“Hai Ayya.. lama nggak ketemu ya. Eh iya kenalin ini temen-temenku yang sempet aku ceritain ke kamu,” bales Alan dengan ramah juga sambil memperkenalkan teman-temannya.

 “Guys, kenalin ini Ayya temenku. Dia yang punya cafe ini,” imbuh Alan dengan nada yang bersemangat dan dibalas senyuman oleh Ayya.

“Hai salam kenal..” sahut semuanya.

“Yaudah silakan dilanjut ya..” ujar Ayya dengan senyuman yang ramah. Lalu pergi meninggalkan 5 berkawan itu.

“Ini mah kau yang dapat jodoh Lan bukan aku,” ucap Fahrul dengan nada menggoda.

“Ealah dia toh yang kau ceritakan itu, pantes kok kau sering mode kalem dan alim,” ujar Riki dengan nada menggoda Alan.

Terlihat Alan yang tersipu malu dan salah tingkah yang membuat teman-temannya tertawa geli melihat sikapnya.

Flashback off.

Naufal memejamkan matanya lalu menarik nafas panjang. “Waktu terasa begitu cepat berlalu, apa kalian sudah bahagia sekarang? Maaf karna sikapku yang egois menghancurkan segalanya tanpa memikirkan perasaan kalian. Maaf Lan sudah bikin kau kecewa, Rul maaf karna aku yang kurang mengerti keadaanmu, Lang maaf sifatku terlalu keras ke kamu, Rik maaf aku nggak bisa mempertahankannya lebih lama lagi. Kita sudah pisah sejauh ini, aku berharap masih ada harapan untuk bersama kembali walau hanya sebentar saja.”

Tak terasa air mata membasahi pipi Naufal kembali. “Miss you guys…” ucap Naufal dengan lirih.



*Alumnus Unhasy Tebuireng Jombang.