KH. Syamsuri Razaq, KH. Husain Ilyas, dan Habib Sholeh bin Muhammad al-Idrus berada di atas panggung
KH. Syamsuri Razaq, KH. Husain Ilyas, dan Habib Sholeh bin Muhammad al-Idrus berada di atas panggung

tebuireng.online– Genap setahun sudah, KH. Ishak Latief meninggalkan santri, sahabat, dan umat. Sosok Kiai humoris, telaten, rajin, dan penuh ketawadluan itu selalu terkenang bagi siapa saja mengenal beliau, terlebih bagi yang sangat dekat dengan beliau. Kemarin malam (23/02/2016), keluarga dan Majlis Ta’lim Darul Muttaqin Dsn. Pulosari, Ds/Kec. Prambon, Sidoarjo mengadakan peringatan haul pertama KH. Ishak Latief di kediaman beliau.

Acara yang dimulai ba’da isya tersebut dihadiri oleh sejumlah asatidz, santri, dan alumni Pesantren Tebuireng serta para warga yang merupakan jama’ah Majlis Ta’lim Darul Muttaqin yang didirikan oleh KH. Ishak Latief. Selain membacakan doa dan tahlil, juga terdapat mauidhah hasanah yang disampaikan oleh KH. Husain Ilyas Mojokerto dan Habib Sholeh bin Muhammad al-Idrus.

Habib Sholeh memberikan santunan kepada para anak yatim
Habib Sholeh memberikan santunan kepada para anak yatim

Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an oleh Qari’ Ustadz Ahmad Fauzan. Dilanjutkan dengan lantunan shalawat nabi yang dipimpin oleh Habib Sholeh bin Muhammad al-Idrus. Haul ini juga dikemas dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. dan santunan kepada 27 anak yatim. Mereka adalah anak yatim dari dari lima dusun, yaitu Prambon, Pulosari, Petuk, Setro, dan Semampir.

Sambutan tunggal disampaikan oleh Pengasuh Majlis Ta’lim Darul Muttaqin dan penerus KH. Ishak Latief, KH. Syamsuri Rozaq. Dalam kesempatan itu, beliau berterima kasih kepada para dermawan yang bersedia mendermakan hartanya untuk anak yatim. Setelah itu, kiai yang juga salah satu pengajar di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Awang-Awang Mojosari ini bercerita tentang kisah hidup “Sang Santri Sejati” KH. Ishak Latief secara singkat dari mulai lahir hingga meninggal.

Kiai Syamsuri menceritakan bahwa Kiai Ishak lahir pada tanggal 03 Maret 1942 dan meninggal pada 27 Februari 2015 dimakamkan di komplek makam Pesantren Tebuireng. Pada tahun 1957 Ishak remaja memilih menuntut ilmu di Pondok Pesantren Tebuireng yang saat itu diasuh oleh KH. Abdul Kholik Hasyim. Guru favorit beliau adalah KH. Idris Kamali. Dari kisah itu, Kiai Syamsuri ingin menyampaikan hikmah, bahwah pilihan Kiai Ishak untuk menjadi santri sejak tamat SR hingga meninggal dunia adalah mengamalkan hadits mencari ilmu dari lahir hingga liang lahat. Bahkan sebelum beliau meninggal dalam keadaan sudah lemah, ketika hendak berangkat ke Pesantren Tebuireng, masih sempat-sempatnya mencari kitab Adabud Dunya wa al-Din yang memang belum selesai dikaji.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Maidhah hasanah pertama disampaikan oleh KH. Husain Ilyas Mojokerto. Kiai Husain menerangkan tentang tiga perkara yang menjadikan hamba Allah mendapatkan keberuntungan di dunia dan akhirat. Yang pertama adalah takwa kepada Allah SWT., kedua tidak meninggalkan wasilah, dan ketiga memperjuangkan agama Islam hingga akhir ayat. Menurut Kiai Husain ketakwaan itu tidak hanya di hati, tapi juga dapat dibuktikan dengan sikap dan prilaku. Sikap itu terdapat dalam kata “takwa” itu sendiri, ta dari kata tawadlu, qaf dari kata qona’ah, menerima kenyataan, dan wawu dari kata wiqoyatun, bisa menjaga diri dan alif dari kata ulfatun yang artinya cinta damai.

Deretan acara haul KH. Ishak Latief telah dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut di tiga tempat berbeda. Di Jakarta dilaksanakan di kediaman Bapak Mahyudin, Cilandak Jakarta Selatan pada hari Sabtu (20/02/2016), di Pesantren Tebuireng pada Minggu (21/02/2016), dan di Kediaman beliau, Prambon Sidoarjo pada hari Senin (22/02/2016).

Bahkan rencannya, Lembaga Penerbitan Pesantren Tebuireng (LPPT) akan mengadakan bedah buku “Hidup untuk Pengabdian: In Memoriam KH. Ishak Latief, Catatan Santrinya” karya Ibhar Cholidy terbitan Pustaka Tebuireng pada hari Jum’at (26/02/2016) di Gedung KH. M. Yusuf Hasyim lantai 3 Pesantren Tebuireng dengan pembicara penulis sendiri dan Dosen UII Yogjakarta Dr. Muhammad Roy Purwanto. (abror)