Alumni MA Perguruan Mu’allimat Cukir Diwek Jombang berkumpul dala acara Reuni Nasional Alumni Muallimat pada Ahad (24/12/2017). (Foto: Azmy)

Tebuireng.online– Alumni merupakan kekuatan penting yang dimiliki oleh sebuah lembaga pendidikan. Alumni dapat ikut serta mengembangkan almamaternya, walau hanya sekedar dapat menjaga nama baiknya. Alumni bahkan dapat menjadi cerminan, lembaga tersebut sukses atau tidak dalam menyelenggarakan pendidikan.

Dengan menyadari pentingnya mempererat hubungan antar alumni, Madrasah Aliyah Perguruan Mu’allimat (MAPM) Cukir Jombang menyelenggarakan Temu Alumni Nasional kali pertama, yang mendapatkan respon baik oleh para alumni dari berbagai angkatan. Hal itu terbukti dengan hadirnya para alumni yang memenuhi halaman sekolah hingga jalan sekitar MAPM, baik yang sudah ibu-ibu maupun yang masih berstatus mahasiswa.

Temu Alumni Nasional yang bertema “Rajut Kebersamaan Lintasi Tantangan Menuju Kejayaan Bersama MAPM” tersebut dihadiri sekitar 800 alumni tahun 1980 sampai tahun 2017 dari seluruh pelosok tanah air, Ahad (24/12/17).

“Ini merupakan reuni akbar yang luar biasa dan saya harap siswi MAPM saat ini dapat mengembangkan ilmunya, baik ilmu teknologi maupun ilmu agama, ” tutur Nur Hidayat, alumni tahun 1983.

Menurut Rohima, Ketua Panitia Temu Alumni Nasional MAPM, mengungkapkan tujuan diadakannya temu alumni ini, yakni untuk menggalang silaturahmi dan keinginan untuk membangun MAPM bersama alumni.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Ini merupakan acara sukses, saya tidak menyangka bahwa MAPM yang telah berdiri sejak tahun 1951 mempunyai ide untuk membuat acara Temu Alumi Nasional yang pertama ini, dan semoga temu alumni ini dapat mempererat silaturahmi, serta mengoptimalkan lulusan yang berguna bagi masyarakat,” ungkap Chofsyotul Maryam, Kepala Madrasah Aliyah Perguruan Mu’allimat yang ditemui usai acara.

Dalam sambutannya, Wafiqotul Jamilah, alumni tahun 1991 mengungkapkan bahwa santri perlu menyadari tiga hal. Di antaranya adalah tarbiyah atau keinginan untuk belajar, takziah atau hati bening, dan talbiyah atau mengajak ke dalam kebaikan. Menurutnya, percuma jadi santri kalau tidak bisa menjadi uswah hasanah (contoh yang baik).

Sebelum berkumpul di halaman madrasah, para alumni melakukan ziarah ke makam para aulia di kawasan makam Tebuireng yang dipimpin oleh Pengasuh Pondok Pesantren Putri Walisongo, Drs. KH. Amir Jamiluddin seusai salat Subuh.

Selanjutnya, acara ini diisi dengan penampilan Shalawat angkatan 1983, pembacaan ayat suci Al Quran oleh alumni tahun 1997, sambutan-sambutan, santunan anak yatim, doa, dan menyanyikan mars MAPM.


Pewarta:             Azmynatul Alfay Rohmah

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin