Gus Sholah saat menjadi narasumber dalam program Forum Indonesia Solusi untuk Negeri di TVRI yang tayang pada Kamis (21/09/2017) pagi.

Tebuireng.online– Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah diundang untuk menjadi pembicara dalam acara “Forum Indonesia Solusi untuk Negeri” yang ditayangkan di TVRI Pada Kamis (21/09/2017) malam. Pada kesempatan itu, Gus Sholah menjelaskan tentang refleksi hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah yang disesuaikan dengan konteks kebangsaan dan kenegeraan.

Selain Gus Sholah, dalam acara yang dimulai pada pukul 20.00 WIB itu, hadir pula sebagai narasumber Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh yang juga merupakan Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Ketua Komisi VIII DPR RI bidang sosial dan agama, Ali Taher Parasong dan Sekretaris Pengurus Pusat Muhamadiyah,  Abdul Muti.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Sholah menilai, stabilitas negara dan tata nilai yang diterapkan oleh Rasulullah SAW di Madinah benar-benar dapat dipatuhi oleh masyarakat. Hal itu menurut belaiu, dikarenakan Rasulullah mengutamakan keteladanan dalam kepemimpinannya. “Semua benar-benar tunduk, hakim benar-benar menjalankan fungsinya,” ungkap Gus Sholah.

Bagi Gus Sholah, Rasulullah benar-benar melaksanakan apa yang sudah menjadi peraturan bersama dalam lingkungan masyarakat. Bahkan Rasulullah pernah berkata, apabila Fatimah melakukan pencurian maka akan dipotong tangannya sebagaimana masyarakat yang lain. Hal itu, lanjut Gus Sholah, menunjukkan bahwa Rasulullah SAW benar-benar melaksanakan peraturan yang sudah diterapkan. “Dengan keteladanan itu, semua merasa terikat dengan apa yang diputuskan bersama,” tambah Kiai 75 tahun tersebut.

Untuk itu, Gus Sholah mengatakan, seharusnya lembaga-lembaga negara dikembalikan kepada fungsinya masing-masing. Menurut mantan Wakil Ketua Komnas HAM itu, reformasi yang sudah hampir berjalan 20 tahun itu, efeknya tidak begitu terasa. “Menurut saya pribadi, harus dimulai dari penegakan keadilan. Yang kedua reformasi birokrasi,” terang beliau.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Namun, bagi Gus Sholah, semua itu kembali pada keteladanan dan akhlak. Para penegak hukum, aparat, birokrat, dan pejabat, harus betul-betul dapat amanah dalam menjalankan tugasnya. Gus Sholah juga menjelaskan, tidak akan mungkin dapat melaksanakan pendidikan karakter kalau tidak ada keteladanan, yang dibentuk di rumah, sekolah, dan masyarakat.

Soal pancasila, Gus Sholah menjelaskan bahwa lima sila yang terkandung di dalamnya, yang sudah disepakati itu, tidak bisa dipecah-pecah antara satu dengan yang lainnya. “Dimulai dari ketuhanan, diterapkan dalam kemanusiaan, menuju persatuan, dilakukan secara musyawarah, ujungnya itu, keadilan sosial bagi seluruh rakyat,“ jelas Gus Sholah. Selanjutnya, beliau menerangkan, sebenarnya di negara-negara lain pun sama. Letak perbedaannnya pada sila pertama. Di Indonesia sila pertama merupakan common platform (dasar) dari sila-sila berikutnya.

“Diperlukan kesadaran toleransi dan keadilan dari sisi hukum, sosial, dan ekonomi,” begitu catatan akhir tim redaksi Forum Indonesia Solusi untuk Negeri dari seluruh pernyataan Gus Sholah selama acara berlansung.


Pewarta:            MAR

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin