
Rapunzel Sayang
Oleh: Himami*
Kemarilah, Rapunzel
Duduk dan diamlah di dekatku
Aku ingin membisiki telingamu yang tuli dijejal tembok-tembok beton.
Ssssttt jangan bilang-bilang, Sayang
Biar ku ceritakan,
Di luar sana banyak bocah tua yang kering cinta
Seakan kesibukan hanya debar jantung saja
Surganya adalah rindu seharga paket data
Kemarilah, Rapunzel sayang
Keluarlah sebentar
Intip suasana jalang dari kejauhan
Betapa indah warna-warna setan, lebih dari temaram.
Intip, biar kau tak menyesal didekap kesunyian
Biar tak bosan
Suaka
Getir mencibir terompahku
Di persimpangan takdir, gemeretak langkah berpuisi tanpa seremoni
Lumuh…
Lokan-lokan menyempit tiada suaka untuk ku singgahkan lelah yang menggelantungi nadi-nadi.
Kesendirian itu,
Leluasa mengoyak jalanan beraspal nan hitam
Telusuri sepi sunyi paling jalang nan mengintai.
Jiwaku terapung, menunggangi laut yang membadai antar pilihan-pilihan.
Oh, begitu limbung
Tersabdalah angin sakal
Renggut selendang bianglala milik gadis pedesaan.
Madura, 2018
*Pernah membukukan karyanya dalam antologi puisi berjudul Isyarat Gadis Gubuk, Penulis asal Madura.