ilustrasi puasa syawal

Sudah tidak asing lagi bahwa setelah bulan Ramadhan umat Islam memasuki bulan kemenangan, yakni bulan Syawal. Pada 1 Syawal umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri, yang merupakan lebaran umat Islam setelah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Pada bulan ini, tepatnya setelah Hari Raya Idul Fitri umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan ibadah puasa sunnah bulan Syawal selama 6 hari. Puasa sunnah ini memiliki keutamaan yang luar biasa, pahalanya sama dengan berpuasa selama satu tahun. Hal ini sebagaimana diebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim no 1984:

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Dari Abu Ayyub Al Anshari radliallahu ‘anhu, bahwa ia telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang berpuasa Ramadlan kemudian diiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka yang demikian itu seolah-olah berpuasa selama setahun penuh.”

Dalam syarah-nya, Imam Nawawi menjelaskan puasa ini paling afdol (utama) dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri secara berturut-turut apabila tidak ada halangan. Jika ada halangan maka seseorang boleh melakukannya secara tidak berurutan atau mengakhirkannya, ia tetap mendapatkan keutamaan puasa sunnah bulan Syawal.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Oleh karena itu seseorang boleh berpuasa pada tanggal 3-4 Syawal, ia berpuasa lagi tanggal 13-14, kemudian ia puasa lagi tanggal 27-28 Syawal, maka ia tetap mendapatkan keutamaan puasa Syawal. Intinya apabila ia berpuasa selama 6 hari di bulan Syawal, meskipun tidak berurutan, ia berpuasa di awal di tengah-tengah atau di akhir bulan Syawal, ia tetap mendapatkan pahala puasa sunnah Syawal.

Namun, jika seseorang berpuasa sunnah 6 hari bulan Syawal sampai di luar bulan Syawal puasanya belum selesai karena ia bermalas-malasan, ia tidak mendapatkan pahala puasa sunnah Syawal. Apabila seseorang memiliki udzur (halangan) seperti sakit, nifas, dan musafir sehingga ia tidak mampu mengerjakan puasa 6 hari bulan Syawal maka ia boleh mengganti puasanya di bulan lain (Dzulqo’dah).

Puasa Sunnah Syawal, Tapi Punya Hutang Puasa Ramadhan

Orang yang masih punya hutang puasa Ramadhan, ia harus mengganti hutangnya terlebih dahulu. Puasa sunnah Syawal hukumnya sunnah bagi orang yang tidak mempunyai hutang puasa Ramadhan. Dan makruh bagi yang punya hutang puasa Ramadhan yang disebabkan uzur (ia tidak mendapatkan ganjaran seperti yang telah disebutkan dalam hadis). Orang yang berpuasa wajib (qodho’ puasa Ramadhan) di bulan Syawal ia tetap mendapatkan keutamaan puasa syawal.

Hal yang harus ditekankan, seseorang boleh melaksanakan puasa sunnah, akan tetapi jika ia punya hutang puasa wajib lebih baik ia meng-qodho’ puasa wajib terlebih dahulu. Karena meng-qodho’ puasa wajib lebih utama dibandingkan dengan berpuasa sunnah.

Baca Juga: Bolehkah Menggabungkan Qadha Puasa Ramadan dan Puasa Syawal?

Ditulis oleh Almara Sukma, alumnus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari