sumber ilustrasi: kompasina.com

Oleh: Al Fahrizal*

Setelah melaksanakan ibadah puasa satu bulan penuh di bulan suci Ramadan, kita juga disunahkan untuk melanjutkan puasa 6 hari di bulan Syawal. Sebagaimana diterangkan dalam Hadis Rasulullah SAW;

orang yang melaksanakan puasa selama bulan suci Ramadan kemudian dilanjutkan dengan puasa enam hari saja di bulan Syawal itu sama saja dengan ia berpuasa selama satu tahun penuh.

Bayangkan, betapa besar ganjaran orang yang menambah puasa enam hari di bulan Syawal. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadis yang diriwayatkan dari Imam Muslim:

مَن صامَ رَمَضانَ ثُمَّ أتْبَعَهُ سِتًّا مِن شَوَّالٍ، كانَ كَصِيامِ الدَّهْرِ

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan, kemudian di ikuti enam hari di bulan Syawal, maka seperti puasa setahun penuh (dahr).

Akan tetapi, bagaimana jika seseorang tersebut masih mempunyai tanggungan puasa Ramadan?, Apakah puasa sunah Syawal sah? apakah harus menunaikan kewajiban puasanya terlebih dahulu, atau menjalankan sunah puasa Syawal dahulu? Dalam kitab Nihayah al-Muhtaj disebutkan:

وإن أفطر رمضان تعديا حرم عليه صومها (يكره لمن عليه قضاء رمضان أن يتطوع بالصوم كراهة صومها لمن أفطره بعذر) فينافي ما مر، إلا أن يجمع بأنه ذو وجهين

Ketika seseorang batal puasa Ramadannya karena sengaja, maka haram baginya puasa sunah Syawal. Namun, Makruh hukumnya puasa sunah Syawal bagi orang yang mempunyai tanggungan puasa Ramadan yang batal karena suatu uzur. Kecuali jika seseorang tersebut menggabungkan antara membayar tanggungan puasanya dan sunah Syawal maka tidak dimakruhkan.

Maka, dari penjelasan tersebut sah bagi orang yang masih mempunyai tanggungan puasa wajib melaksanakan puasa sunah Syawal. Berikut niat puasa Qadha Ramadan dan sunah Syawal:

نَوَيتُ صَومَ غَدٍ عن قَضَاءِ رَمَضَانَ وَسُنَّةِ الشَّوَالِ لِلَّهِ تَعَالَى

Aku niat puasa qodha Ramadan dan sunah Syawal karena Allah Ta’ala.

Lantas ketika kita membayar tanggungan puasa wajib kita, sekaligus melaksanakan puasa sunah syawal, apakah kesunahan puasa syawal dapat kita peroleh? Dalam kitab Fathul Mu’in karya Syekh Ad-Dimyati dijelasakan:

ولو صام في شوال قضاء أو نذرا أو غير ذلك: هل تحصل له السنة أو لا؟ لم أر من ذكره، والظاهر الحصول.

Meskipun melakukan puasa qadla, nazar, ataupun puasa wajib lainnya pada bulan syawal secara zhohir masih mendapatkan kesunahan puasa Syawal. Bahkan dijelaskan secara rinci di bagian selanjutnya dalam kitab tersebut:

حاصل الإفتاء المذكور أنه إذا كان عليه صوم فرض قضاء أو نذر وأوقعه في هذه الأيام المتأكد صومها: حصل له الفرض الذي عليه، وحصل له ثواب صوم الأيام المسنون

Terdapat sebuah fatwa yang menyatakan bahwa ketika seseorang mempunyai tanggungan puasa qadha dan nazar dan menunaikannya di waktu puasa sunah (puasa sunah Syawal, senin-kamis, Asyura, dll) maka, kewajiban puasa fardhunya dapat, dan kesunahan puasa pada hari tersebut juga didapat.

Demikianlah argumentasi para ulama tentang kebolehan menggabungkan puasa wajib dan sunah serta kewajiban puasa kita terlunasi dan pahala sunahnya juga didapat. Wallahu’alam.

*Mahasantri Tebuireng.