Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof. Nasaruddin Umar, memberi mauidloh hasanah dalam Haul ke-9 Gus Dur, di Pesantren Tebuireng. (Foto: Kopi Ireng)

Tebuireng.online- Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof. KH. Nasaruddin Umar menghadiri Haul ke-9 Gus Dur untuk memberikan ceramah agama yang disambut hangat oleh ribuan masyarakat di Pesantren Tebuireng, Ahad (16/12/18). Pada kesempatan tersebut, Prof. Nasaruddin memberikan penjelasan legitimasi apa yang selama ini Gus Dur sering sampaikan tetapi disalahfahami oleh orang, bahkan tidak difahami.

Menurut Imam Besar ini, untuk memahaminya bisa dijelaskan dengan menggunakan penjelasan dalam prespektif tasawuf, sehingga kita bisa memahami dengan siapa itu Gus Dur. Prof. Nasar menyebutkan beberapa ayat tentang tawassul. Beliau memberi penjelasan dengan detail kepada para hadirin  bagaimana orang yang sudah meninggal bisa memberi efek kepada yang masih hidup di dunia.

“Saya sangat yakin bahwa Gus Dur dan al-Mukarromun yang ada di sini mengabsen siapa yang hadir pada malam ini,” ungkap beliau menegaskan dan menantang para hadirin untuk menunjukkan ayat yang menjelaskan bahwa ruh itu mati untuk menguatkan pendapat beliau.

Dipertengahan mauidloh hasanah yang disampaikan, beliau bershalawat dan mengajak hadirin untuk berdiri. Dalam sepanjang bershalawat itu, beliau menyampaikan kepada hadirin bahwa apa yang telah dilakukannya (red. shalawat) mampu mengahadirkan Rasulullah di tengah-tengah orang-orang yang bershalawat.

Selain itu, Prof. Nasaruddin juga sempat menceritakan tentang apa yang pernah dilalui Rasulullah waktu itu bersama pada sahabatnya. “Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan saudara-saudaraku (ikhwanku),” berkata Nabi saw. “Wahai Rasulullah, bukankah kami ini teman-teman engkau?” jawab Abu Bakar. “Bukan,” jawab Nabi saw. “Kamu adalah sahabat-sahabatku”. Para Sahabat pun terdiam lalu segera Rasul menjelaskan “Ikhwan ialah mereka yang belum pernah melihat aku, tetapi mereka beriman dengan aku sebagai Rasulullah dan mereka mencintaiku lebih daripada kecintaannya kepada anak dan orang-orang tua mereka,” ungkapnya dengan mengenang masa Rasulullah bersama para sahabat. Menurutnya, apa yang disebut oleh Rasulullah tentang ikhwan, barangkali adalah kita umat muslim yang bershalawat kepada nabi Muhammad.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Terakhir, Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an ini mengajak para hadirin untuk mengirim surah al-Fatihah kepada almarhum. “Orang yang hidup bisa memberikan efek kepada yang sudah mati dan orang yang sudah wafat tertentu bisa memberikan efek kepada yang masih hidup,” papar beliau mengakhiri ceramah di malam Haul Gus Dur.

Pewarta: Nahul Asna

Editor/Publisher: RZ