ilustrasi: lenteras kebahagiaan

Oleh: Inggar Saputra*

Rasulullah adalah sosok manusia sukses dalam kehidupan kita semua. Sebagai seorang yang dilahirkan dalam kondisi masyarakat jahiliyah, Rasulullah mampu mengubah kondisi lingkungan sekitarnya. Dari peradaban jahiliyah, menuju peradaban baca tulis dan mengenal akhlak mulia, bahkan bangsa Arab memimpin dunia. Dari tradisi kesukuan yang suka berperang, menjadi bangsa pemenang yang cinta kedamaian.

Banyak cerita sukses dalam kehidupan Rasulullah yang layak menjadi teladan seorang muslim. Sejak usia muda, menjadi kepala rumah tangga dan pemimpin negara segala bentuk teladan Rasulullah layak ditiru. Ajaran Islam yang dibawanya mampu mengubah manusia menjadi paham kebesaran Allah di langit dan bumi. Al-Qur’an yang diajarkannya menuntun manusia menuju alam yang terang benderang.

Konsep sukses dalam hidup Rasulullah sebenarnya tercermin dalam konsep 4D. Pertama, dagang atau berbisnis yang sudah menjadi pekerjaan Rasulullah SAW sejak usia muda. Karir bisnisnya banyak dipengaruhi Khadijah sebagai sosok wanita pebisnis yang sukses. Tidak sekedar jadi mentor bisnis, Khadijah juga menjadi pendamping hidup terbaik dalam sejarah kehidupan Rasulullah. Perjalanan lengkap sebagai pedagang dan pendamping hidup membuat keduanya menjadi pasangan terbaik yang saling melengkapi.

Jiwa kemandirian dan spirit berwirausaha sudah hadir sejak Rasulullah berumur 17 tahun. Ketika itu, Rasulullah sudah aktif berdagang ke luar negeri. Beberapa negara yang dikunjunginya adalah Syam, Yordania, Bahrain, Busra, Irak, Yaman dan lainnya. Tidak heran, usia 25 tahun Rasulullah ketika melamar Khadijah memberikan mahar 20 ekor unta dan 12,4 ons emas. Sebuah angka yang cukup membuat kita bersemangat mengikuti jejak dagang dari Rasulullah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Baca Juga: Di Balik Kesuksesan Rasulullah SAW dalam Berdagang

Kedua, Berdoa. Dalam catatan kehidupannya Rasulullah adalah manusia yang suci dari dosa. Hatinya bersih, keimananya tinggi dan teladannya mendapat julukan Al-Qur’an yang berjalan. Tetapi tak sekalipun Rasulullah meninggalkan berdoa dalam kehidupannya. Beliau selalu menaruh harapan besar Allah akan menolong berbagai aktivitas yang dijalankannya. Ketika berdoa, kita akan merasakan betapa kecil, rapuh dan sulitnya melepaskan ketergantungan dari sang Pemilik langit dan bumi.

Salah satu doa yang sering dibaca Rasulullah adalah “Ya Allah, Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka” (HR. Bukhâri dan Muslim) Sebuah doa penuh hikmah yang mengajak kiat merenungi makna perjalanan kehidupan ini. Bagaimana kita diajak meminta kebaikan dunia dan akhirat. Keseimbangan dunia dan akhirat adalah kunci bagi seorang muslim agar beruntung dalam kehidupannya sehari-hari.

Ketiga, Dhuha. Seorang muslim yang baik tidak akan puas terhadap ibadah wajib saja termasuk shalat lima waktu. Kesenangan beribadah sunnah, seperti shalat Dhuha menjadi kebutuhan utama sehingga membuat kesuksesan hidup mendekat. Keteladanan Rasulullah SAW dalam ibadah layak ditiru, dimana beliau shalat Dhuha 12 rakaat dalam menyambut mentari pagi. Ini dijalankannya sebab muncul kesadaran 12 rakaat Dhuha akan berdampak besar dimana Allah membuatkan istana di syurga.

Membiasakan Dhuha setiap pagi adalah bagian dari memperkuat keyakinan kita sebagai hamba Allah dalam menjemput rezeki. Sudah banyak terbukti, shalat Dhuha mampu ”Memancing” rezeki yang besar, sehingga selayaknya jadi rutinitas pagi seorang muslim. Selain itu, muslim yang mengerjakan dhuha akan disehatkan badannya, diampuni dosanya dan bagian dari sedekah terhadap seluruh tubuh kita. Membudayakan dhuha minimal 2 rakaat menjadi perjalanan kita memulai hari dengan mengadu kepada Allah SWT agar diturunkan rezekinya.

Keempat, Derma. Rasulullah sukses dalam hidup karena beliau bersifat dermawan, senang berbagi sedekah dan infak sepanjang hidupnya. Ketika Ramadhan, sifat suka memberi Rasulullah semakin bertambah banyak. Sehingga pujian yang muncul, kedermawanan beliau bagaikan angin yang bertiup kencang. Kesadaran bersedekah dan infak (derma) merupakan bagian menjemput kebaikan dan perlindungan kepada harta.

Rasulullah seringkali memuji orang yang senang beramal, infak dan sedekah akan mendapatkan banyak manfaat. “Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka. Orang jahil yang dermawan lebih disukai Allah daripada ahli ibadah yang kikir.” (HR At-Tirmidzi)

*Penggiat Literasi Rumah Produktif Indonesia.