Presiden Jokowi menyampaikan sambutan dalam Munas Alim Ulama NU di Mataram Nusa Tengara Barat (NTB) pada Kamis (23/11/2017). (Sumber foto: netralnews.com).

Tebuireng.online— Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama tahun ini dihelat di Masjid Raya Hubbul Wathan, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis, (23/11/2017).

Pada kesempatan tersebut, Presiden Republik Indonesia (RI) Ir. H. Joko Widodo atau yang akrab disapa Pak Jokowi mengungkapkan rasa bangganya atas hadirnya Nahdlatul ‘Ulama (NU) sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia yang berhasil membawa semangat persatuan dalam kehidupan masyarakat di Tanah Air.

“Kita ini dilihat oleh negara lain sebagai negara yang tidak punya kepentingan, netral, dingin, dan sejuk disebabkan karena organisasi terbesar di Indonesia adalah Nahdatul Ulama,” ujar Presiden Jokowi, seperti yang dirilis oleh Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi, Biro Pers, Media, dan Informasi, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden,
Bey Triadi Machmudin.

Lebih lanjut Presiden menyebutkan bahwa salah satu negara yang menyampaikan kekagumannya terhadap Indonesia adalah Afghanistan, yang saat ini sedang mengalami pertikaian dan perang sejak tahun 1973 hingga sekarang.

“Presiden Afghanistan menyampaikan kepada saya agar Indonesia mau berperan dalam perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan,” imbuhnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Keinginan Presiden Afghanistan tersebut disambut baik oleh Presiden Jokowi.  Pemerintah Indonesia siap  membantu  perdamaian dan rekonsilasi di Afghanistan.

Indonesia juga akan berbagi pengalaman di bidang perdamaian dan rekonsiliasi. Bahkan kerja sama  antar ulama dari kedua negara akan ditingkatkan guna menyebarkan Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi berharap Munas NU kali ini akan menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk pemerintah dalam menindaklanjuti gerakan radikalisme dan intoleran agar tidak berkembang di Indonesia. “Saya juga sudah minta kepada jajaran agar tegas pada aliran radikal dan intoleran apapun organisasinya karena kita dilihat diluar sangat baik,” ungkapnya.

Selain itu, Presiden juga berharap Munas NU kali ini menghasilkan rekomendasi untuk pemerintah terkait persoalan ekonomi umat dan redistribusi aset. Hal ini dikarenakan pemerintah ingin memastikan bahwa setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah benar-benar bermanfaat untuk masyarakat.

Mulai dari pembagian sertifikat hak atas tanah kepada sejumlah koperasi pesantren hingga membuka sejumlah bank wakaf mikro untuk mendorong pengusaha kecil serta meningkatkan perekonomian umat.

“Usaha-usaha ini perlu juga masukan dan pemikiran dari Munas serta Konbes sehingga apa yang kita lakukan betul bisa mendampingi umat, memberikan dorongan kepada umat, dan untuk menyejahterakan umat,” ucap Presiden.

Selain itu, adanya Munas NU itu juga bertujuan untuk membahas regulasi hukum untuk kesejahteraan masyarakat. Seperti halnya payung hukum untuk masyarakat berkebutuhan khusus yang seharusnya dipandang sama dalam hal ibadah.

Tidak hanya masyarakat NTB yang turut menyemarakkan acara tersebut, warga Nahdliyin seluruh tanah air juga bisa menyaksikan prosesi acara pembukaan Munas secara live di media partner NU, seperti TV9, dan siaran live streaming di media sosial facebook.

Nampak hadir dalam acara tersebut adalah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Kepala BIN Budi Gunawan, Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Muhammad Zainal Majdi, Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin dan jajaran pimpinan PBNU.


Pewarta Ulang:   Rif’atuz Zuhro

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin

Sumber:             Biro Pers, Media, dan Informasi, Biro Pers, Media, dan Informasi, Deputi                            Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden,