Penutupan kegiatan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang di Pesantren Pusat Kajian Hadis (PKH) Indonesia, Cinagara Bogor. (Foto: tim Maha)

Tebuireng.online—Bogor- Acara penutupan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng berlangsung pada Rabu (26/6/19) yang lalu di Pesantren Pusat Kajian Hadis (PKH) Indonesia yang diasuh oleh Dr. KH. Luthfi Fathullah M.A., di daerah Cinagara, Bogor. PPL kali ini dinilai berbeda daripada tahun lalu, karena ini merupakan PPL Ilmu Teknologi, yang mana Mahasantri Ma’had Aly akan belajar bagaimana cara membuat aplikasi hadis, mengisi konten aplikasi hadis, dan akan mendigitalisasi satu kitab hadis sebagai produk nyata dari PPL ini.

Nampaknya, waktu PPL Mahasantri ini dirasa kurang cukup, karena hasil dari beberapa testimoni Mahasantri mengatakan, waktu PPL ini sangat singkat sekali, karena berjalan selama 5 hari, sejak Jumat (21/6/19). “Nggih Yai, kami merasa kurang lama untuk menimba ilmu di sini. Alhamdulillah, dengan jangka waktu 5 hari, kami berhasil mendigitalisasi kitab Hadis Arbain Nawawi. InsyaAllah ke depannya kami berusaha untuk memberikan karya lagi, dengan mendigitaliasasi kitab-kitab hadis yang lain,” terang sejumlah Mahasantri Putri kepada Mudir Ma’had Aly, KH. Nur Hannan dalam sebuah kesempatan.

Pada penutupan program ini, KH. Nur Hannan atau Kiai Hannan, menyampaikan terima kasih dan memberikan apresiasi yag sebesar-besarnya kepada pesantren PKH Cinagara, Bogor, sejumlah tim mentor yang membimbing Mahasantri, dan terutama kepada KH. Luthfi Fathullah, Pengasuh PKH Indonesia.

“Ini merupakan kebanggan saya secara pribadi. Karena saya sudah berkali-kali bertemu dengan beliau, tokoh besar, tokoh ahli hadis Indonesia, dan saya sudah hafal dengan beliau. Dulu saya bercita-cita menghadirkan beliau di Ma’had Aly, dan Alhamdulillah ini bisa terwujud pada Ma’had Aly angkatan pertama,” jelas Kiai Hannan dalam sambutannya.

Kendati begitu, Kiai Hannan sangat berharap Mahasantri Ma’had Aly ini, menjadi kader-kader penerus ahli hadis seperti KH. Luthfi Fathullah, terutama menjadi penerus dari tokoh ulama hadis yang legendaris, yaitu Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Oleh karena itu, PPL ini tidak berhenti sampai di sini. Sampai Tebuireng menjadi pusat kajian hadis Indonesia, bahkan internaisonal. Karena ini juga merupakan langkah kita untuk mewujudkan cita-cita besar KH. Salahuddin Wahid, Pengasuh Pesantren Tebuireng,” harapnya.

Kiai Hannan sempat mengutarakan harapan agar Mahasantri Ma’had Aly mampu mengisi ruang publik yang sekarang ini jarang diisi dari kalangan pesantren. Sehingga keadaan yang ada di ruang publik belum sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang diajarkan oleh pendiri Pesantren Tebuireng, yaitu Ahlussunnah Wal Jama’ah. “Mengapa kami memilih Pesantren Pusat Kajian Hadis ini sebagai tenpat PPL Ma’had Aly? Karena pesantren ini, tidak hanya menjadi rujukan di Indonesia saja, melainkan Internasional. Dan ini bisa menjadi rujukan kita ke depannya,” imbuhnya.

Di akhir sambutannya, Mudir Ma’had Aly ini menegaskan bahwa tidak perlu risau bagaimana dengan prospek kerja orang-orang ahli hadis. Dalam hal ini, menurutnya KH. Luthfi Fathullah adalah contohnya. “InsyaAllah masalah materi, itu kewalahan,” ungkapnya.

Untuk langkah selanjutnya, Ma’had Aly tetap mengadalan PPL IT ini di tahun depan, dengan jangka waktu yang cukup lama, yaitu 14 hari, dan dengan produk yang sudah dipersiapkan lebih dulu kematangannya. “Bukan hanya Mahasantri saja. Melainkan ada 2 tenaga pustakawan yang turut mendampingi, agar bisa menjalankan aplikasi kajian hadis di Pesantren Tebuireng,” terang Yai Hannan di akhir sambutannya.

Pewarta: Fitrianti Mariam Hakim

Publisher: RZ