Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) tanggapi persoalan pendidikan bangsa Indonesia, dalam acara Halal bi Halal dan Temu Alumni Pesantren Tebuireng. (Foto: dokumentasi Tebuireng)

Tebuireng.online– Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah), dalam sebuah acara Halal bi Halal dan Temu Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng pada Sabtu (29/6/19) lalu, menjelaskan bahwa peran sosial pesantren kalau dibandingkan zaman dulu, memang masih terpaut jauh kalahnya. Menurutnya, untuk itu perlu dilakukan peningkatan.

“Kami akan meningkatkan peran sosial pesantren melalui ustadz dan ustadzah Tebuireng. Yang ke depannya nanti, kami akan melatih orang-orang yang bisa menjadi –istilah saya- kader penggerak masyarakat,” ungkap cucu Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari itu.

Berjalan selama satu minggu, Tebuireng bersama lembaga yang bernama Bidara, telah bekerjasama mengadakan pelatihan untuk menyusun konsep pengembangan Tebuireng 15 tahun ke depan. Kembali pada keterangan di atas, bahwa Ini terjadi sebagai bentuk Tebuireng yang mempunyai posisi baik sebagai lembaga pendidikan pesantren dan lembaga yang punya peran sosial di masyarakat.

“Dewasa ini, kita tidak cukup teriak-teriak radikalisme, tidak cukup dengan itu. Tetapi kita harus menyampaikan kepada masyarakat melalui orang-orang yang kita didik. Karena masalah kita tidak hanya radikalisme. Tetapi masalah kita adalah akhlak. Akhlak bangsa Indonesia ini tidak baik, termasuk pemimpin-pemimpinnya. Dan saya tidak omong kosong,” jelas Gus Sholah.

Pada Senin lalu, Pesantren Tebuireng mengadakan pelatihan gerakan sekolah menyenangkan. Pasalnya, ada sepasang suami istri memandang sekolah itu tidak menyenangkan. Sekolah itu membuat stress. Apalagi kalau menjelang ujian. Dengan gerakan itu, diharap mampu menciptakan proses belajar menyenangkan. Supaya belajar itu menyenangkan bagi siswa.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Nah, oleh karena itu, Tebuireng mendirikan SMA dan SMP Trensains itu sebagai model seperti itu. Dan itu adalah usul dri Dr. Agus Purwanto. Untuk mendirikan Trensains ini,” imbuh Rektor Unhasy itu.

Di Trensains, lanjut Gus Sholah siswa akan dikenalkan model belajar yang menyenangkan. Di sana juga diajarkan pelajaran filsafat, meskipun sebagai pengantar saja. Kemudian mengajarkan sains dan ayat-ayat Al Quran untuk proses penciptaan alam semesta. Prestasi Trensains sungguh gemilang. Kian meningkat dari tahun ke tahun. Tahun lalu, SMA Sains menduduki peringkat keempat di wilayah Jombang, dan di tahun ini, Trensains naik menjadi peringkat kedua di Jombang.

“Jadi artinya arah yang kita ambil ini tepat,” ungkap Gus Sholah, saat mengungkap model-model pembelajaran yang menyenangkan sebagai solusi mengatasi permasalahan pendidikan.

Pewarta: Fitrianti Mariam Hakim

Publisher: RZ