Sumber gambar: www.google.com

Oleh: Fathur Rohman*

Untuk bisa memahami ajaran Islam yang tertuang dalam syariatnya, kita dianjurkan untuk memahami pokok-pokok ajaran Islam. Pokok-pokok ajaran Islam itu meliputi Al Quran, As-Sunnah, Ijma’, dan Atsar sahabat.

Al Quran disebutkan sebagai pokok yang utama, karena itu merupakan sumber utama atau sumber asal, setiap orang dapat memahami kehendak Allah SWT melalui Al Quran yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW, melalui perantara malaikat Jibril. Bila kita perhatikan hal itu, maka seakan-akan tidak langsung dari Allah kepada Nabi Muhammad karena melalui perantara malaikat Jibril.

Hal itu menandakan bahwa untuk menerima dan membaca/memahami kalamullah saja beliau membutuhkan malaikat Jibril untuk bisa mempelajarinya, sebagaimana dalam riwayat bahwa beliau diperintahkan oleh malaikat Jibril untuk membaca sampai beberapa kali dengan ungkapan iqra’, iqra’, iqra’. Sampai pulang ke rumahnya, badan Nabi Muhammad menggigil dan diselimuti oleh Sayyidah Khodijah, istri beliau yang baik hati.

Ketika kita analisa lagi, ada tiga pihak dalam proses penurunan wahyu kalamullah tersebut, yaitu Allah, Malaikat Jibril, dan Nabi Muhammad. Malaikat Jibril adalah pihak yang diberi tugas untuk menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhamamad yang terkenal amanah sehingga semua umat Islam mengimani bahwa apa yang malaikat Jibril sampaikan kepada Nabi Muhammad tersebut sama dengan yang Allah kehendaki, tanpa adanya pengurangan atau penambahan sedikit pun.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Setelah Nabi Muhammad bisa dan memahami wahyu dari Allah yang kemudian disebut Al Quran, beliau menyampaikan kepada ummatnya, ketika dirasa umatnya tidak memahaminya maka beliau menjelaskannya dan memberikan contoh bagaimana cara mempraktikkannya.

Penjelasan dan contoh mempraktikkan pengamalan kalamullah inilah yang kemudian disebut dengan sunnah. Hal itu menunjukkan bahwa para sahabat Nabi Muhammad SAW, saja untuk memahami Al Quran meminta bantuan kepada Rasulullah untuk menjelaskan maksudnya agar tidak salah dalam memahaminya, padahal beliau-beliau adalah termasuk orang-orang yang pandai dalam bidang bahasa Arab, namun mereka tetap meminta penjelasan kepada Rasulullah. Penjelasan-penjelasan semacam ini banyak tertuang dalam kitab-kitab tafsir bil ma’tsur.

Nabi Muhammad terkenal sebagai orang yang amanah, sehingga semua umat Islam percaya bahwa beliau menyampaikan wahyu dari Allah yang diterimanya dari maliakat Jibril tanpa adanya pengurangan atau penambahan sedikit pun, atau dengan kata lain apa yang beliau sampaikan kepada sahabatnya sama dengan yang beliau terima dari malikat Jibril, tidak hanya lafadznya tetapi juga pemahamannya.

Dengan begitu para sahabat Nabi Muhammad SAW, adalah orang-orang yang mendengar kalamullah dan penjelasannya, serta contoh bangaimana cara mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari dari Rasulullah secara langsung, sehingga apa yang beliau-beliau sepakati dan ungkapkan adalah merupakan penjelasan dari sunnah Nabi dan sebagai orang Islam kita meyakini bahwa apa yang disampaikan dan diamalkan oleh para sahabat tersebut adalah sama persis dengan apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad kepada mereka tanpa adanya pengurangan dan penambahan sedikit pun.

Itulah kenapa sangat penting juga memahami pokok ajaran Islam juga melihat atsar para sahabat karena mereka adalah orang-orang yang mengetahui pentunjuk-petunjuk sunnah Nabi atau bisa dibilang mereka adalah saksi sunnah Nabi. Itulah alasannya, kenapa pokok-pokok agama Islam itu adalah Al Quran, As Sunnah, Ijma’, dan Atsar sahabat.

Teradisi memahami pokok-pokok ajaran Islam yang telah dicontohkan oleh Nabi dan para sahabatnya tersebut, kemudian dilanjutkan oleh para tabi’in, tabi’at, dan para ulama sholihin. Para tabi’in memahami Al Quran dan As Sunnah melalui penjelasan dan diajari oleh para sahabat Nabi dan mereka berkeyakinan bahwa apa yang disampaikan oleh para sahabat Nabi itu sama dengan yang diajarkan oleh Rasulullah tanpa adanya pengurangan dan penambahan sedikit pun, karena para tabi’in meyakini bahwa para sahabat itu adalah orang-orang yang amanah dan merupakan pewaris Nabi periode pertama.

Tradisi belajar dengan saling percaya antara guru dan murid seperti ini diteruskan oleh para ulama berikutnya, dan para ulama itu adalah pewaris Nabi untuk periode-periode berikutnya sesuai dengan zamannya masing-masing dan untuk menjaga keorisinalan pokok ajaran Islam, beliau selalu menyampaikan pemahamannya tentang ayat-ayat dalam Al Quran yang dilandasi oleh sunnah Nabi, atsar sahabat, dan qoul tabi’in. Bukan untuk memperkuat pendapatnya, namun apa yang beliau sampaikan adalah untuk membantu umat memahami pokok ajaran Islam yang ada dalam Al Quran.

Mempelajari atau memahami Al Quran dengan cara menggunakan perantara sunnah Nabi, atsar, serta pendapat ulama sebelumnya seperti ini bukan berarti mendahulukan memahami atau mengikuti pendapat ulama, ijma’, atsar sahabat, dan sunnah dari pada memahami Al Quran, melainkan kesemuanya itu membantu kita untuk membahami Al Quran dengan baik dan benar.

Hal itu menunjukkan bahwa tidak patut berkata: anda ikut ulama madzab, atau ikut Nabi Muhammad? karena itu sama artinya mengangggap bahwa apa yang disampaikan oleh ulama madzab itu berbeda dengan yang disampaikan oleh Nabi, padahal sebenarnya tidak ada pertentangan antara apa yang disampaikan oleh ulama empat madzab, atsar sahabat, sunnah Nabi, dan Al Quran bila kita mampu memahaminya dengan baik dan benar.

Itulah kenapa diantara kunci untuk menguasai suatu bidang ilmu, memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan nilai kemanfaatannya adalah harus ada sifat amanah dalam diri guru dan muridnya dalam hal belajar mengajar. Tanpa adanya sifat itu dalam diri guru dapat menjadikan kesalahfahaman dan tanpa adanya sifat itu dalam diri murid dapat menjadikan dirinya salah dalam mengamalkan keinginan gurunya.

Itulah juga kenapa Syaikh Abu Hasan Assyadzili memberikan persyaratan yang sangat ketat kepada seseorang yang mau menjadi guru dalam dunia tasawuf yang biasa disebut mursyid agar ketika ia menjadi guru, ia betul-betul mampu menjadi sosok yang amanah dalam menyampaikan pemahaman sumber ajaran Islam.

Allahu a’lam bisshowab.

*Dosen Universitas Hasyim Asy’ari Jombang.

Keterangan: Ringkasan ngaji kitab Ihya’ Ulumuddin di Radio Suara Tebuireng setiap hari Sabtu pukul 16.00 WIB.