Tebuireng.online— PMII Rayon Yusuf Hasyim Ma’had Aly Hasyim Asy’ari (MAHA) gelar diskusi umum Tokoh Hadis. Forum yang mengangkat tema “Metode Kritik Hadis KH. Ali Mustafa Ya’qub dan Relevansinya dalam Menjawab Isu Sosial Keagamaan” ini, diisi oleh Dr. Ahmad Ubaydi Hasbillah, pada Senin (3/5/2024) di aula lantai 2 Mahad Aly Tebuireng.
Sebagai murid langsung dari KH. Ali Mustafa Ya’qub, Dr. Ubayd kenalkan sosok KH. Ali Mustafa dengan sangat mendalam. Menurutnya, KH. Ali Mustafa Ya’qub terkenal dengan kemampuan Kritik Hadisnya. Dia juga dikenal sebagai figur yang berani mengkritik pihak-pihak yang menyalahi aturan sunnah, baik dari kalangan luar ataupun internal KH. Ali Mustafa sendiri.
“KH. Ali Mustafa dikenal sebagai sosok pakar hadis yang kritis dan tegas. Sepeninggalnya, banyak orang yang berkabung atas kepergian beliau. Singkatnya, hingga kini dirasa belum ada satupun sosok yang mampu menggantikan peran beliau dalam bidang Hadis di Indonesia. Dalam kiprahnya di dunia Hadis, beliau sangat teliti, detail, dan tidak asal,” ungkap Dosen Mahad Aly itu.
Menurutnya, KH. Ali Mustafa selalu menanamkan pada santrinya, bahwa jika hendak berpendapat harus punya dasar dan hukum terlebih dahulu. Dalam mengemukakan pendapat, santrinya diajarkan agar berpegang pada ayat al-Qur’an atau Hadis, kemudian pendapat ulama. Setelah semua itu selesai, barulah santrinya diperkenankan menyampaikan poin tambahan.
Baginya, gelar sosok inspiratif dan berkharisma tentunya tidak berlebihan jika dinisbatkan pada KH. Ali Mustafa Ya’qub. Kiprahnya dalam bidang Hadis, kepenulisan, dan organisasi sudah tidak diragukan lagi. Selain menjadi imam besar Masjid Istiqlal selama bertahun-tahun, kini tercatat, sudah 50 buku karya KH. Ali Mustafa yang ditulis dan dicetak dalam 3 bahasa berbeda, yakni bahasa Arab, Inggris dan Indonesia, di antaranya ialah buku Kritik Hadis dan buku Hadis-Hadis Bermasalah. Metode Kritik Hadisnya begitu berperan besar dalam membawa perubahan arah pandangan masyarakat mengenai hadis-hadis kontroversial di Indonesia.
KH. Ali Mustafa merupakan ulama yang produktif. Beliau mendedikasikan dirinya untuk selalu berkarya. Santrinya selalu ditekankan untuk menulis, hingga wejanganbeliau begitu lekat di telinga para santrinya, yaitu “Wa Laa Tamuutunna Illa wa Antum Kaatibun” (Janganlah kalian mati, kecuali telah menjadi penulis).
Dari forum ini, peserta diajak mengetahui tentang perjalanan dan proses yang ditempuh KH. Ali Mustafa dalam mengkritisi hadis dengan melalui 3 cara, yakni ilmu Musthalah dan Difa’an Sunnah, kemudian ilmu Kritik Hadis, dan terakhir ilmu Pemahaman Hadis (Fahmul Hadis). Berikut penjelasan singkat dari 3 jalur yang diterapkan KH. Ali Mustafa tersebut.
Musthalah dan Difa’an Sunnah
Mustalah adalah ilmu yang mempelajari istilah-istilah penting dalam ilmu Hadis. Sedangkan Difa’an Sunnah merupakan ilmu yang menjawab segala persoalan Inkar as-Sunnah. Keliahaian KH. Ali Mustafa dalam mengkolaborasikan dua metode ini, menjadikan manhaj pemikiran beliau tidak mengalir sia-sia, serta dapat disalurkan melalui pengajaran di pesantren dan pendampingan khusu pada seluruh santrinya. Dari metode ini, lahir buah tangan KH. Ali Mustafa berjudul Buku Kritik Hadis, kontekstualisasi ilmu mushthalah dan pembelaan terhadap hadis dari orientalis. Kemudian, fokus beliau untuk mempertahankan kekokohan metode ini dilakukakan melalui kajian kutubus sittah pada rutinitas Pondok Darus Sunnah setiap harinya.
Kritik Hadis (Takhrij wa Dirasah Asanid)
Metode ini dilakukan dengan pengumpulan nama rawi dan latar belakangnya. Penerapan ilmu ini sendiri, diaplikasikan kedalam proses belajar santri Darus Sunnah, Seluruh santri Darus Sunnah harus bisa me-takhrij dan dirasah asanid secara cermat, serta mampu meneliti hadis hingga menyampaikan hasilnya ke dalam 3 bahasa, yakni Arab, Inggris, Indonesia.
Pemahaman Hadis (Fahmul Hadis)
Ilmu pemahaman hadis ini diprosesdari berbagai media dan fan keilmuan, baik melalui jalur dakwah ataupun hukum-hukum islam. Buah dari penelitian ini nantinya oleh KH. Ali Mustafa disebarluaskan melalui media cetak, digital maupun tulis. Dari metode ini hadirlah beberapa karya tulis KH. Ali Mustafa yang berjudul al-Thuruq al-Sahihah fi Fahm al-Sunnah al-Nabawiyyah.
Untuk diketahui forum ini dimoderatori oleh Ahmad Rizki, salah satu kader PMII Rayon Yusuf Hasyim, diskusi tersebut berjalan dengan meriah. Turut hadir pula rekan-rekan komunitas Kajian Hadis MAHA, serta mahasantri MAHA lainnya.
Pewarta: Naffisa Izzah