Tebuireng.online— Pada hari Selasa (28/5/2024) lalu, merupakan hari yang membanggakan bagi civitas akademika Unhasy, pasalnya pada hari tersebut dua dosen dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) sukses menjadi pembicara pada seminar internasional yang diadakan oleh Universiti Teknologi Mara (UiTM) Negeri Sembilan Rembau.
Acara Seminar Internasional ini merupakan salah satu dari rentetan acara yang sudah diagendakan oleh UiTM dalam menyambut kunjungan dari delegasi Unhasy yang diwakili oleh dosen-dosen Prodi PBI Unhasy. Dalam seminar internasional yang bertemakan “Language in Education” ini, PBI Unhasy mengirimkan 2 dosennya yaitu Elisa Nurul Laili dan Sakhi Herwiana sebagai pembicara yang membawakan materi terkait tema bahasa dalam pendidikan.
Elisa, yang merupakan dosen PBI Unhasy dan merupakan kandidat doktor pada Universitas Negeri Solo (UNS), membawakan materi tentang Systemic Functional Linguistics (SFL).
“SFL adalah salah satu teori yang menarik untuk digunakan membedah discourse dalam pengajaran, akan tetapi SFL lebih banyak dihindari oleh peneliti-peneliti lain, banyak yang lebih memilih membedah discourse menggunakan teori Van Dijk, Fairclough, Sarah Mills, dll.” kata Elisa dalam penjelasannya mengenai SFL dalam seminar.
Menanggapi presentasi Elisa, dosen-dosen dari UiTM yang hadir sangat tertarik, salah satu dosen Akademi Pengajian Bahasa (APB) UiTM mengatakan, “SFL sangat menarik, saya juga menggunakan SFL pada disertasi saya.”
Dosen PBI Unhasy yang menjadi pembicara selanjutnya adalah Sakhi Herwiana. Ia merupakan kandidat doktor pada Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Berbeda dengan Elisa, fokus materi presentasinya adalah Self-Regulated Learning (SRL). Strategi SRL bisa membentuk siswa menjadi pembelajar mandiri dan meningkatkan prestasi akademik. Presentasinya menarik perhatian dosen-dosen UiTM yang menjadi peserta dalam seminar internasional ini.
Salah satu dosen UiTM memberikan tanggapan dan saran, “SRL adalah topik yang menarik, yang perlu dipertimbangkan adalah biasanya SRL efektif pada siswa yang aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, namun penelitian lanjutan diperlukan untuk mencari faktor-faktor penyebab jika SRL kurang efektif pada siswa yang kurang aktif.” ungkapnya.
Pewarta: Fani Indrawan