Ilvi Mariana, Mahasiswa PGMI Unhasy bersama tim dari perguruan tinggi lain saat berada di Ternate. (foto: ist)

Oleh: Ilvi Mariana*

Aku Ilvi Mariana. Aku adalah mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) angkatan 2021 Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng. Di sini aku akan berbagi cerita tentang petualanganku di  Indonesia bagian Timur. Inilah tempat baru bagiku untuk belajar sambil mengabdikan diriku pada bangsa sebagai salah satu peran mahasiswa.

Sekarang aku lagi di mana? Well, sesuai dengan pilihan pertamaku saat mendaftar PMM, sekarang kakiku berpijak di kota Rempah Ternate, Maluku Utara untuk mengikuti PMM 4 inbound Universitas Khairun (Unkhair). 

Apa aja sih yang aku lakukan di sini? Okey, sesi bercerita akan dimulai, jadi di sini seperti namanya, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, selain melakukan perkuliahan seperti di Perguruan Tinggi asal, kami juga mengikuti kegiatan Modul Nusantara. 

Apa itu Modul Nusantara? Modul Nusantara adalah kegiatan yang dirancang untuk menciptakan pemahaman komprehensif tentang keberagaman, refleksi, inspirasi, dan kontribusi sosial. 

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Nah, part inilah yang selalu di nanti-nanti oleh peserta PMM termasuk aku, karena di Modul Nusantara ini kita bisa menjelajahi tempat-tempat yang ciamik, berkuliner, maupun bertemu orang-orang hebat yang ada di Ternate, tanpa menguras kantong. 

Kapan Modul Nusantara dilakukan? in every weekend, weekend kemarin aku dan kelompokku yang bernama “Sahabat Nukila” mengunjungi 2 lokasi, yakni tempat produksi makanan khas Ternate, seperti bakpia kenari, siput kenari, selai kenari dan masih banyak inovasi produk lainnya.

Mahasiswa peserta PMM 4, foto bersama di pantai.

Selain itu, kita juga mengunjungi rumah makan di Kelurahan Rua untuk praktik membuat papeda kuah kuning dan gohu yang menjadi makanan khas Ternate, ini wajib banget di coba sih kalo ke Ternate. Asli buat aku yang berlidah Jawa, makanan ini sedikit asing, ibarat seperti makan lem ditambah kuah kuning, tapi untuk kuah kuningnya enak, apalagi gohu makanan tradisional para nelayan Ternate.

Makanan ini mirip dengan sashimi dari Jepang, gohu yang kami masak kemarin terbuat dari ikan cakalang, ditambah bumbu-bumbu dan sedikit minyak panas, dimana makan ini memang disajikan secara mentah, ini membuatku ragu untuk menyantap, namun dalam hatiku berkata,

“Sayang banget sudah di Ternate tapi tidak mencoba makanan satu ini,” akhirnya kuputuskan cicipi makanan ini, asli rasanya enak polll, lembut dan ada rasa asam segar, dan gurihnya. 

Lanjut, karena rumah makan ini letaknya di pesisir Pantai Rua, kurang lengkap rasanya kalau tidak bermain air, tak hanya itu, di sini kalian juga bisa menikmati keasrian Pantai Rua yang menjadi habitat keong-keong yang cantik. 

Oh iya, selain di kelilingi laut, Ternate juga berada di bawah kaki Gunung Gamalama, paket komplit buat yang suka snorkeling dan mendaki. FYI, biaya hidup di sini terbilang mahal, jadi buat kalian yang mau hidup di sini harus pintar-pintar dalam mengelola keuangan. Sekian, sampai jumpa di cerita Ilvi selanjutnya…

*Mahasiswa PGMI Unhasy Jombang.