Santri Tebuireng menyimak ngaji kitab di Masjid Pesantren Tebuireng.

Oleh: Ibnu Ubaidillah*

Bulan Ramadan merupakan bulan yang dinanti-nanti kehadirannya oleh umat muslim. Layaknya seorang pembawa kabar gembira yang dinanti semua orang, di bulan Ramadan ada banyak keistimewaan yang Allah berikan (tentunya ini tak mengurangi keistimewaan di bulan-bulan lainnya).

Bulan Ramadan adalah bulan ladang kebaikan, bulan yang siang dan malamnya untaian kalam Tuhan disenandungkan, bulan dalam penanda mukjizat utama sang pembawa risalah diturunkan. Bulan dilipatgandakan sebuah pahala kebaikan.

Salah satu bagian yang sangat bahagia dan menanti kehadiran Ramadan adalah santri. Di bulan Ramadan santri akan mendapatkan kegiatan-kegiatan khas Ramadan di pesantren. Dengan adanya kegiatan di pesantren, para santri tidak terlalu merasa letih, karena harus menunggu waktunya berbuka puasa.

Kegiatan-kegiatan khas Ramadan inilah yang membuat santri lebih enjoy dalam melalui puasa seharian penuh dengan aktivitas positif dan layaknya mempercepat waktu berbuka segera tiba (tanpa terasa).

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sejak awal Ramadan Santri mengikuti kegiatan khusus seperti ngaji kilatan dengan beberapa macam kitab seharian penuh dan malamnya diisi dengan tadarusan bersama. Lalu setelah itu, santri berbondong-bondong menyambut malam Nuzulul Qur’an serta malam Lailatul Qadr. Hal itulah yang dirasakan beda dibandingkan di luar pesantren atau saat santri melakukan puasa di rumah masing-masing.

Selain ciri khas Ramadan di pesantren seperti ngaji kilatan, salah satu pesona Ramadan yang paling ditunggu semua santri ada di penghujung Ramadan atau yang dikenal dengan sepuluh malam terkahir ‘Asyrul awakhir’. Banyak himbauan serta ajakan untuk meningkatkan ibadah agar mendapatkan lailatul qadar, karena lailatul qadar adalah malam yang memiliki kemuliaan atau keistimewaan.

Inilah salah satu hal yang sangat diburu dan dinanti-nanti para santri di pesantren dengan segala aktivitas bulan Ramadan yang penuh dengan ciri khas ala pesantren. Untuk perihal ini, beberapa santri sampai-sampai pulang ke rumah mepet dengan hari raya demi menikmati aktivitas ibadah di pesantren untuk menyambut malam lailatul qadar hingga mengharapkan barakah para masyaikh pesantren.

*Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng.