tebuireng.online– Mengajar ilmu al-Qur’an harus memiliki kompetensi lebih. Seorang pengajar setidak-tidaknya, harus memiliki kemampuan dibidang ilmu tajwid, misalnya. Hal itu lah yang ingin diwujudkan Pesantren Tebuireng dengan mengadakan Penataran Qori’ al-Qur’an di SMA Trensains Tebuireng 2 Jombok Ngoro Jombang Kamis-Jum’at (16-17/04).
Penataran yang diadakan oleh Majlis Ilmi Pesantren Tebuireng tersebut diikuti oleh 70 peserta yang terdiri dari santri Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah, Madrasah Mu’allimin Hasyim Asy’ari, Ma’had Aly Hasyim Asy’ari dan SMA Trensains Tebuireng 2. Para peserta merupakan calon pengajar al-Qur’an di Pesantren Tebuireng kedepannya. Selain santri juga diikuti oleh beberapa pembina dan pengajar al-Qur’an di SD Tebuireng, Kesamben Jombang. Materi yang disampaikan adalah Makhorij al-Huruf, Shifat al-Huruf, Ahkam al-Huruf, al-Mad wa al-Qoshr, dan al-Waqf wa al-Ibtida’.
“Pengajaran al-Qur’an di Tebuireng adalah bagian yang krusial. Maka dari itu kita harus siapkan dengan baik”, terang KH. Irfan Yusuf ,Wakil Pengasuh Bidang Kepesantrenan dalam sambutannya. Para peserta ini adalah orang-orang pilihan. “Dari ribuan santri, hanya 70 yang dipilih untuk mengikuti kegiatan ini”, tutur putra KH. Yusuf Hasyim tersebut. Menjadi pengajar itu sama dengan mengamalkan teori kepemimpinan, siddiq, amanah, fathonah dan tabligh. Beliau berharap itu bisa diterapkan oleh para peserta setelah mengikuti penataran ini. “Menjadi Qori’ itu sebagai teladan bagi ribuan santri”, tambah beliau.
Ust. Yunus Hamid, mewakili Kepala Pondok mengatakan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan baru tentang al-Qur’an kepada para calon qori’ al-Qur’an. “Kita tidak main-main mengadakan acara ini, kita datangkan pemateri yang memang ahli dibidang al-Qur’an, yaitu para asatidz dan senior di Madrasatul Qur’an”. Ketua Majlis Ilmi ini juga menuturkan, para peserta sebagian besar adalah para wisudawan binnadhor tahun lalu. “Kita maunya mempoles mereka supaya lebih siap”, Penataran ini diadakan selama dua hari hingga Jum’at sore (17/04). (abror/fao)
