Dalam lintasan sejarah pendidikan di Indonesia, pesantren memiliki dampak yang signifikan, bukan hanya dalam aspek pendidikan keagamaan, namun juga dalam pembentukan karakter bangsa. Namun, seiring berjalannya waktu dan pesatnya perkembangan dunia, pesantren tidak dapat lagi terbatas hanya pada satu disiplin ilmu.
Pesantren diharapkan mampu mengatasi tantangan zaman dengan menjadi pusat pembelajaran multidisiplin yang mengintegrasikan ilmu agama dengan berbagai disiplin ilmu lainnya. Ini tidak hanya berkaitan dengan relevansi semata, melainkan lebih kepada kepentingan dalam menghasilkan generasi yang cerdas, responsif terhadap perubahan, dan siap menghadapi tantangan-tantangan di masa depan.
Pendidikan agama di pesantren sudah lama menjadi fondasi yang penting dalam pembentukan karakter para santri. Para santri dipersiapkan dalam proses pendidikan untuk memahami Al-Qur’an, Hadis, Fiqh, dan berbagai cabang ilmu agama lainnya. Ini membentuk individu yang memiliki kedalaman spiritual, etika yang kokoh, dan rasa tanggung jawab sosial. Tidak dapat disangkal bahwa pendidikan agama merupakan landasan yang tidak dapat digantikan dalam pesantren. Dengan pemahaman agama yang mendalam, para santri dilatih untuk menjalani hidup dengan prinsip moral yang tinggi, berperilaku serasi dengan ajaran agama, dan siap menghadapi tantangan kehidupan dengan bijaksana.
Meski demikian, di tengah era globalisasi dan kemajuan teknologi yang cepat, pemahaman agama saja tidaklah memadai untuk mempersiapkan para santri menghadapi tuntutan dunia modern. Perkembangan dunia yang semakin kompleks menuntut kemampuan yang lebih luas, tidak hanya terbatas pada keterampilan dalam bidang agama. Karenanya, pesantren perlu memiliki peran yang lebih luas daripada sekadar sebagai institusi pendidikan agama. Pesantren diharapkan dapat bertransformasi menjadi pusat pendidikan yang menyatukan ilmu agama dengan ilmu pengetahuan umum, teknologi, seni, kewirausahaan, dan ilmu sosial.
Di tengah kemajuan dunia yang semakin terhubung melalui teknologi, pesantren tidak dapat mengesampingkan signifikansi teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Santri yang hanya memiliki pengetahuan agama tanpa memahami kemajuan teknologi akan menghadapi kesulitan dalam bersaing di era kontemporer. Oleh karena itu, pesantren perlu untuk terbuka terhadap pengajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Memberikan pengajaran kepada para santri agar memahami dan memanfaatkan teknologi demi kepentingan dakwah, pendidikan, serta pengembangan masyarakat dapat membuka kesempatan bagi mereka untuk berpartisipasi secara positif dalam ranah digital. Dengan memberikan pelatihan keterampilan digital, pesantren dapat menciptakan santri yang inovatif dan kreatif dalam memanfaatkan teknologi untuk menemukan solusi bagi berbagai permasalahan sosial dan ekonomi.
Di samping teknologi, penting pula bagi dunia kewirausahaan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang penting bagi santri. Memberikan pelajaran tentang kewirausahaan di pesantren dapat menjadi strategi yang efektif dalam menciptakan peluang kerja baru serta mengurangi tingkat pengangguran. Pendidikan kewirausahaan yang diajarkan di pesantren dapat mencakup berbagai bidang, termasuk pengelolaan bisnis, pemasaran, dan pengelolaan keuangan. Dengan implementasi pengajaran kewirausahaan, pesantren mampu mencetak santri yang tidak hanya berserata pengetahuan agama yang mendalam, namun juga memiliki kemampuan untuk membangun usaha, mengelola bisnis, serta berinovasi dalam ranah ekonomi.
Disamping itu, pesantren juga diharapkan untuk memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan para santri. Di pesantren, para santri diajarkan untuk mengembangkan nilai-nilai seperti kejujuran, kedisiplinan, kerja keras, dan tanggung jawab. Karakter-karakter ini memiliki pentingnya tersendiri, lantaran dalam konteks dunia kerja maupun kehidupan sosial, diperlukan individu yang tidak hanya berkecerdasan intelektual, namun juga dapat menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika yang terpuji. Dengan pemberian pengajaran karakter yang baik, santri akan mampu mengembangkan kepakaran dalam bidang agama, sekaligus mencapai kedewasaan moral dan kesadaran sosial yang tinggi.
Baca Juga: Pesantren dan Modernitas: Siapkah Santri Beradaptasi dengan Perubahan Zaman?
Pesantren yang mengalami transformasi menjadi lembaga pendidikan multidisiplin juga perlu memiliki kemampuan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang tersedia dalam zaman digital. Di tengah perkembangan dunia yang semakin canggih secara digital, pesantren diharapkan mampu bersiap menghadapi berbagai tantangan serta perubahan yang terjadi seiring berjalannya waktu. Dengan memanfaatkan teknologi, pesantren dapat meningkatkan mutu pengajaran serta memperluas akses pendidikan bagi para santri. Sebagai contoh, pesantren dapat menyelenggarakan kelas daring bagi para santri yang berkeinginan untuk memperdalam pengetahuan tentang ilmu agama atau bidang lain yang sesuai dengan tuntutan zaman. Di samping itu, pesantren juga mampu mengembangkan platform dakwah digital atau menciptakan aplikasi yang memfasilitasi masyarakat dalam mengakses informasi keagamaan.
Tak kalah pentingnya, pesantren harus sanggup memberikan pengajaran mengenai ilmu-ilmu sosial dan humaniora guna mendorong pemahaman santri terhadap dinamika masyarakat dan dunia. Dalam menghadapi dunia yang semakin pluralistik, pesantren dapat berperan besar dalam memberikan pengajaran tentang pentingnya toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Santri yang mempelajari ilmu sosial dan humaniora akan mengembangkan ketoleranan terhadap perbedaan, sensitivitas terhadap kondisi sosial, serta bijaksana dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh bangsa ini.
Pesantren yang mengalami transformasi menjadi pusat pembelajaran multidisipliner akan mampu mendidik generasi yang tidak hanya memiliki kecerdasan dalam agama, tetapi juga kemampuan yang relevan dengan tuntutan dunia modern. Mereka akan menjadi pemimpin yang bijaksana, profesional yang bertanggung jawab, serta anggota masyarakat yang peduli terhadap kesejahteraan bersama. Pesantren yang demikian akan tetap memiliki relevansi di tengah dinamika perubahan zaman, serta memainkan peran yang signifikan dalam pembentukan generasi yang bermutu dan siap menghadapi tantangan global.
Dengan langkah yang sesuai, pesantren mampu menjadi lembaga pendidikan yang menggabungkan kedalaman ilmu agama dengan pengetahuan umum yang luas, serta keterampilan yang diperlukan untuk bertahan dan berkembang dalam dunia yang terus berubah. Pesantren akan terus berperan sebagai tempat yang tidak hanya mengedepankan pembelajaran ilmu, tetapi juga sebagai lembaga yang membentuk karakter dan menawarkan pemecahan bagi masyarakat dalam menghadapi tantangan kehidupan yang semakin kompleks. Dengan demikian, pesantren akan terus menjadi elemen yang sangat penting dalam proses pembangunan kebangsaan Indonesia dengan menghasilkan generasi yang kuat, pintar, dan berakhlak mulia.
Krapyak, 2024
Penulis: Shofwania Trihastuti, Santri Ponpes Ali Maksum Krapyak dan mahasiswa Pendidikan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, kini mengabdi di Ponpes Bangunjiwo Yogyakarta.